TEMPO.CO, Wellington - Jangan salah menilai bayi tak bisa mengerti apa yang diucapkan orang-orang di sekelilingnya. Meski belum bisa berbicara sendiri, bayi ternyata mampu mengenali berbagai bahasa yang digunakan orang untuk bercakap-cakap dengan kos kata berbeda.
Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari University of Auckland, Selandia Baru, menemukan bahwa bayi berusia 13 bulan mampu memahami bahwa orang dengan kelompok bahasa yang berbeda menggunakan kata-kata berbeda untuk obyek yang sama.
"Ini bukti pertama bahwa bayi tidak pandang bulu menyamaratakan kata-kata pada seluruh orang," kata Dr Annette Henderson, mewakili para peneliti, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari laman Xinhua.
"Apresiasi awal ini mungkin dapat membantu bayi dengan mendorong mereka untuk fokus mempelajari kata-kata yang banyak digunakan oleh kelompok penutur bahasa mereka sendiri," ujar Henderson.
Para peneliti menguji apakah bayi mengerti arti kata yang tidak digunakan oleh individu-individu dalam kelompok bahasanya. Pengujian dilakukan dengan menunjukkan gambar klip video bayi dari keluarga berbahasa Inggris yang menggunakan dua pemeran, satu berbahasa Perancis dan satu lagi berbahasa Inggris.
Kemudian peneliti memantau berapa lama masing-masing bayi menatap benda-benda setelah benda itu dilabeli atau diucapkan oleh para pemeran dalam video. Ternyata, bayi-bayi itu menatap lebih lama pada benda-benda yang dianggap sebagai sesuatu yang baru dan tidak diduga.
Para peneliti menemukan, bayi menggunakan kebiasaan yang telah dipelajari sebelumnya dari bahasa mereka sendiri, dan memahami berbagai bahasa yang diucapkan para penutur pada benda secara konsisten.
"Temuan ini menunjukkan bahwa bayi menghargai kata-kata yang tidak digunakan oleh penutur bahasa yang berbeda, membuktikan bahwa bayi memiliki pemahaman yang cukup bernuansa pada bahasa konvensional," kata Hendersen.
"Orang sering berpikir kalau bayi menyerap bahasa dan kita tidak perlu mengajarinya, mereka menyerap dan belajar secara pasif, tapi nyatanya mereka tidak hanya belajar karena situasi mau tak mau," ujarnya.
"Mereka menjadi pintar dan dapat membedakan kata-kata yang didengar dan digunakan," kata dia.
XINHUA | ROSALINA
Baca juga:
Microsoft: Xbox One Terjual 3 Juta Unit
Fosil Kecoa Ini Berumur 49 Juta Tahun
Teknologi Baru Bosch: Mobil Bisa Parkir Sendiri!
iPhone 6 Juga Bisa Disebut iPhone Air
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya