Tikus di Masa Depan Akan Sebesar Domba

Reporter

Selasa, 4 Februari 2014 03:46 WIB

Tikus. Sxc.hu/Aneczka Bazant

TEMPO.CO, London – Tikus bisa berkembang hingga seukuran domba atau bahkan lebih besar lagi saat mereka berevolusi untuk mengisi relung ekologi yang kosong.

Teori ini dikemukakan oleh Dr Jan Zalasiewicz, ahli geologi dari University of Leicester. Menurutnya, tikus-tikus yang memiliki kemampuan beradaptasi yang luar biasa bisa mengambil keuntungan dari mamalia lebih besar yang mengalami kepunahan.

"Hewan akan berevolusi dari waktu ke waktu menjadi bentuk yang memungkinkan mereka bertahan hidup dan memproduksi keturunan," kata Dr Zalasiewicz.

"Sebagai contoh, pada Zaman Cretaceous, saat dinosaurus masih hidup, ada juga sejumlah mamalia, tapi mereka sangat kecil, seukuran tikus. Pasalnya, saat itu dinosaurus lah yang mengisi relung ekologi yang lebih besar.

"Baru setelah dinosaurus punah, mamalia kecil ini berevolusi menjadi berbagai bentuk termasuk yang sangat besar seperti brontotherium, kuda, mastodon, gajah, badak, dan lain-lain.

"Jika memiliki cukup waktu, tikus kemungkinan bisa berkembang minimal hingga sebesar kapibara, hewan pengerat terbesar yang hidup saat ini (di Amerika Selatan), yang beratnya bisa mencapai 80 kilogram.


"Jika ruang ekologi masih ada yang kosong, tikus-tikus ini masih bisa tumbuh menjadi lebih besar lalu."

Hewan pengerat terbesar yang telah punah, Josephoartegasia Monesi, yang pernah hidup tiga juta tahun silam, berukuran lebih besar dari seekor banteng dengan berat lebih dari satu ton.

Gambaran mengenai teori ini bisa dilihat di "pulau tikus" yaitu sebuah wilayah yang diisolasi di mana tikus-tikus dengan cepat berkembang menjadi spesies yang dominan.

“Pulau tikus” ini menjadi sebuah laboratorium untuk mempelajari evolusi hewan pengerat di masa yang akan datang.

"Tikus adalah contoh terbaik dari spesies yang telah kita sebarkan ke seluruh dunia, dan telah berhasil beradaptasi dengan banyak lingkungan baru yang menjadi tempat tinggal mereka," kata Dr Zalasiewicz.

"Tikus-tikus ini hidup di banyak pulau di seluruh dunia, dan begitu mereka ada di sana, mereka sangat sulit untuk dibasmi. Begitu ada di sana, mereka bisa bersaing dengan banyak spesies asli pulau itu dan mendorong spesies-spesies itu menuju kepunahan.

"Sebagai akibantnya, relung ekologi menjadi kosong, dan tikus-tikus ini berpeluang untuk mengisi kembali bagian yang signifikan dari relung itu."


MIRROR | A. RIJAL

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya