NAZI Nyaris Gunakan Nyamuk Jadi Senjata  

Reporter

Kamis, 6 Februari 2014 16:19 WIB

Bendera swastika Nazi. Wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Bayangkan jika nyamuk bisa berfungsi sebagai senjata militer. Tentu sangat mengerikan. Para ilmuwan Nazi nyaris menggunakan nyamuk sebagai senjata tempur dalam Perang Dunia II tahun 1939-1945.

Rencana Nazi itu diungkap oleh Dr. Klaus Reinhardt, seorang ahli biologi di University of Tübingen di Jerman. Ia meneliti sejumlah catatan sejarah yang melibatkan kamp konsentrasi Dachau. Temuannya diterbitkan dalam majalah triwulanan Endeavour edisi Desember 2013.

Reinhardt mengatakan para ilmuwan Nazi berencana mengubah nyamuk menjadi senjata. Mereka menginfeksi nyamuk dengan penyakit malaria kemudian melepaskannya ke pasukan musuh dengan pesawat terbang. Untungnya rencana itu tidak pernah terlaksana.

"Rencana nyamuk" itu tertanggal Januari 1942. Kala itu, Heinrich Himmler, Kepala Schutzstaffel (SS) dan polisi Nazi, dilaporkan memerintahkan pembentukan sebuah lembaga entomologis untuk mempelajari fisiologi dan pengendalian serangga berbahaya.

"Lembaga ini dipimpin oleh peneliti serangga Eduard May," tulis Reinhardt dalam abstrak artikelnya, seperti dikutip Huffington Post, Kamis, 6 Februari 2014.

Rencana Nazi itu tentu bertentangan dengan aturan pelarangan penggunaan senjata kimia dan biologi oleh Protokol Jenewa tahun 1925. Pertanyaannya kemudian, apakah Adolf Hitler mematuhi fatwa itu? Hal ini telah lama menjadi topik perdebatan. Kamar gas Nazi membuktikan kesediaan Reich Ketiga untuk menggunakan racun terhadap warga sipil.

Namun, beberapa sejarawan berpendapat Hitler tidak menyetujui taktik "rencana nyamuk" untuk medan perang. Dalam artikelnya, Reinhardt mengakui bahwa bukti penggunaan nyamuk untuk senjata biologis masih jauh dari meyakinkan.

"Ide untuk menghasilkan nyamuk terinfeksi malaria dan menjatuhkannya ke pasukan musuh tidak didokumentasikan dengan baik dalam catatan sejarah," kata Reinhardt.

Reinhardt bukanlah ilmuwan pertama yang menawarkan bukti eksperimen Nazi melibatkan skenario "perang nyamuk". Pada 2006, Frank Snowden, profesor sejarah Universitas Yale di Amerika Serikat, menerbitkan sebuah buku berjudul The Conquest of Malaria in Italy. Dalam buku itu Snowden menyatakan Nazi melepaskan nyamuk terinfeksi malaria untuk menghentikan pasukan Sekutu di Italia.

Menggunakan arsip Amerika dan buku harian dari tentara Italia, buku Snowden memerinci bagaimana pakar serangga Nazi bernama Erich Martinia diduga mengarahkan pasukan Nazi Jerman untuk membanjiri rawa-rawa dekat Roma dan mengisinya dengan larva nyamuk pembawa malaria.

Malang bagi Nazi, pasukan Inggris dan Amerika tidak terpengaruh serangan nyamuk malaria karena sebelumnya telah divaksinasi. Malaria justru menjangkiti penduduk sipil di sekitar lokasi peperangan, demikian menurut Snowden.

Tetap saja skenario "perang nyamuk" Nazi tidak memikat semua ilmuwan. Dr. Eric Toner, seorang ahli respons medis terhadap bioterorisme di University of Pittsburgh, mengatakan tidak pernah ada bukti nyata tentang kemungkinan Nazi bereksperimen menciptakan senjata biologis dalam Perang Dunia II.

HUFFINGTONPOST | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita Lain:
Microsoft Vs Google, Siapa Lebih Unggul?
Telkom Bangun Data Center Seluas 10 Hektare
Microsoft Investasi Rp 180 Miliar di Foursquare
Pesan Blue Bird Pakai Aplikasi di Windows 8
Gaji Bos Baru Microsoft Jauh di Bawah Bos Apple

Berita terkait

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

11 hari lalu

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.

Baca Selengkapnya

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

11 hari lalu

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.

Baca Selengkapnya

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

14 hari lalu

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

Program studi Biologi UGM raih peringkat 1 di Indonesia Versu QR WUR by Subject 2024. Berikut profil prodi ini.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

20 Februari 2024

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

Polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga. Simak hasil studi tim peneliti di Amerika Serikat ini.

Baca Selengkapnya

Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

11 September 2023

Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

Katak langka ini berwarna oranye kecokelatan. Tubuhnya dipenuhi bintik putih seperti mutiara dan berkilau saat disorot cahaya senter.

Baca Selengkapnya

Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

23 Mei 2023

Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

Laporan-laporan tentang pertemuan dengan orca yang agresif di lepas pantai Iberian mulai muncul pada Mei 2020, dan belakangan menjadi lebih sering.

Baca Selengkapnya

Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

16 Desember 2022

Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

Ini adalah bukti resmi pertama organ genital ular betina.

Baca Selengkapnya

Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

21 September 2022

Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

Ig Nobel diberikan kepada penelitian-penelitian yang dianggap paling aneh, konyol dan unik yang membuat 'tertawa namun kemudian berpikir'.

Baca Selengkapnya

Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

23 Juli 2022

Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

Jefferson peraih medali perunggu di olimpiade Biologi internasional di Armenia sudah merantau sejak SD. Memiliki segudang prestasi.

Baca Selengkapnya

3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

16 Juni 2022

3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

Di urutan ke-2 dan ke-3 ada Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia sebagai kampus terbaik di bidang Biologi. Kampus mana yang pertama?

Baca Selengkapnya