TEMPO.CO, Washington - Menonton laporan serangan drone mungkin membuat Anda mengantuk, dan kopi adalah salah satu jalan keluar agar melek kembali. Namun di Pentagon, kopi sebentar lagi tak akan menjadi 'obat' penangkal kantuk.
Mereka kini sedang mencoba untuk mengembangkan cara baru untuk meningkatkan perhatian: stimulasi otak dengan listrik. Para peneliti menguji dua metode non-invasif dengan melewatkan sejumlah kecil arus listrik ke otak.
Dalam satu skenario, tulis Boston Globe, subyek tes - beberapa mengonsumsi kafein, beberapa stimulasi otak, dan sisanya tidak - diminta tetap terjaga selama 30 jam penuh. Langkah ini dilakukan untuk mengukur siapa yang terjaga dan bersemangat lebih lama.
Hasilnya, mereka yang mendapat stimulasi listrik mengungguli mereka yang mengonsumsi kafein. Mereka juga tidak mengalami efek samping kafein, seperti kegelisahan.
"Awalnya saya tidak yakin dengan apa yang diharapkan," kata Sersan William Raybon, salah satu peserta tes. "Ketika saya awalnya terhubung ke elektroda, ada rasa semacam sedikit kesemutan."
Dia mengatakan bahwa meskipun kurang tidur, ia merasa "segar" setelah menjalani aliran listrik itu.
Tapi sebelum Anda terlalu bersemangat, ada persoalan juga jika terapi listrik ini dilakukan. Beberapa responden mengaku mengalami iritasi kulit akibat elektroda, sakit kepala, dan -- pertanyaan besarnya adalah -- keamanan jangka panjang.
BOSTON GLOBE | TRIP B
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya