Cerita Batang Pepaya Jadi Pemenang di Kompetisi Ilmuwan Muda  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 25 April 2014 05:27 WIB

Sejumlah pelajar yang ikut dalam ajang International Conference of Young Scientists tiba di Bandara Seokarno Hatta, Tangerang, Banten, (24/4). Sejumlah pelajar Indonesia ini raih medal emas dalam ajang ini di Serbia. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Jocelyn Livia Kusuma tak menyangka riset sederhana tentang batang pepaya membuatnya menang dalam Internasional Conference for Young Scientist (ICYS) ke-21 di Beograd, Serbia, yang berlangsung pada 17-23 April 2014. Risetnya tentang ekstrak batang pepaya untuk mengatasi jamur kentang ternyata berhasil mengalahkan hasil penelitian para peserta lain dalam kompetisi yang diikuti 15 negara itu.

Jocelyn berhasil meraih emas untuk kategori ekologi. Menurut Jocelyn, hasil riset para peserta lain banyak yang bagus. "Juri memilih riset saya karena topiknya menarik, metodologinya sederhana dan tepat," kata Jocelyn yang baru tiba bersama rekan-rekannya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis, 24 April 2014.

Jocelyn mendapat ide risetnya itu dara rasa penasaran tentang bagaimana bisa menghilangkan jamur yang kerap menyerang umbi kentang. Jocelyn melihat banyak orang sudah mengkonsumsi kentang sebagai makanan utama. Namun banyak kentang yang rusak karena diserang jamur Phytophthora infestans. "Kalau sudah kena jamur itu, kentang biasanya rusak dan ukurannya menciut karena nutrisinya habis dihisap oleh jamur," kata Jocelyn yang kini duduk di kelas XI di Sekolah Menengah Atas Santa Laurensia, Tangerang.

Jocelyn mendapat solusi mengatasi serangan jamur kentang dengan memanfaatkan batang pepaya yang kerap dibuang begitu saja setelah ditebang. Dengan melakukan riset selama setahun, Jocelyn berhasil membuat ekstrak dari batang pepaya yang mampu mengatasi pertumbuhan jamur pada kentang. Ekstrak batang pepaya dibuatnya menjadi semacam sabun untuk mencuci kentang-kentang sebelum dikonsumsi. "Bisa juga dipakai untuk mencuci sayuran atau buah lain karena efektif untuk kentang, tapi perlu riset mendalam lagi untuk itu," kata Jocelyn.

Keberhasilannya meraih medali emas di ICYS berbuah manis. Jocelyn yang bercita-cita menjadi ahli nutrisi ini langsung mendapatkan tawaran beasiswa kuliah di Serbia dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di sana. Namun dia belum memutuskan apakah mengambil beasiswa itu atau tidak. "Masih pikir-pikir dulu karena saya anak tunggal jadi harus bicarakan lagi dengan ayah saya," kata Jocelyn sambil tertawa.

Ayah Jocelyn, Benny Kusuma, merasa bangga anaknya menang dalam kompetisi ilmiah internasional. Menurut dia, Jocelyn baru menekuni riset dalam dua tahun terakhir. "Dia selalu mencari yang unik dan saya senang ternyata hal sederhana yang ditelitinya diakui oleh dunia," kata Benny.

Adapun Universitas Surya yang memfasilitasi keberangkatan tim peneliti remaja ke ICYS 2014 sebenarnya telah menyediakan beasiswa kuliah bagi anggota kontingen. Namun pilihan melanjutkan sekolah menjadi keputusan masing-masing para anggota tim. "Kami memang menyediakan beasiswa tapi mereka yang memilih karena pasti ada tawaran beasiswa dari pihak lain," kata Syailendra Harahap, ketua tim dan dosen fisika di Universitas Surya.

Dalam kompetisi ICYS tahun ini, tim Indonesia yang berisi delapan peneliti remaja berhasil membawa pulang dua medali emas, dua medali perak, dua medali perunggu, satu penghargaan khusus, dan penghargaan poster ilmiah terbaik. Indonesia berhasil mempertahankan tradisi membawa pulang medali emas sejak 2009. Rekor terbanyak Indonesia adalah tujuh medali emas pada 2009. Belum ada negara lain yang berhasil mematahkan rekor Indonesia itu.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Topik terhangat:
Hadi Poernomo | Pelecehan Siswa JIS | Kisruh PPP | Jokowi | Prabowo


Berita terpopuler:
Hadi Poernomo: Saya Menikahi Anak 'Wong Sugih'
Jokowi Nangis Gara-gara Jam Tangan
Akuisisi Batal, Dahlan: Saya Seolah Menteri Ngawur
Pelawak Oni dan Bekas Bupati Aceng ke Senayan

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya