TEMPO.CO, Queensland - Fosil sperma berumur belasan juta tahun ditemukan dalam kotoran kelelawar yang sudah membatu di sebuah gua di Riversleigh World Heritage Fossil Site, sebelah utara Queensland, Australia. Fosil tersebut juga menyimpan dengan rapi organ Zenker, sejenis pompa yang dipakai pejantan untuk menyalurkan spermanya ke tubuh betina.
Riset menunjukkan fosil sperma dengan bentuk berpilin itu adalah milik sejenis udang dari keluarga crustasea yang dikenal sebagai ostracod. Fosil sperma itu juga mencatat rekor sebagai yang tertua.
Kalkulasi tim peneliti menunjukkan fosil sperma tersebut berusia sekitar 17 juta tahun. "Ini adalah fosil sperma tertua yang pernah ditemukan dalam sejarah geologi," kata Archer.
Dalam laporan yang dimuat di jurnal Proceedings of the Royal Society B., 14 Mei 2014, fosil kotoran kelelawar itu diperiksa oleh John Neil, spesialis ostracod di Universitas La Trobe. Dialah yang menyadari ada jaringan lunak dalam fosil tersebut. (Baca:Makin tua, kualitas sperma "makin buruk")
Temuan sperma tersebut merupakan lanjutan dari riset para peneliti yang mengeksplorasi situs geologi purba di wilayah Queensland pada 1988. "Area itu kaya akan fosil binatang prasejarah Australia, seperti platipus raksasa bergigi dan kangguru pemakan daging. Jadi, kami menanti kejutan apa lagi yang datang," kata profesor Michael Archer, peneliti dari Universitas New South Wales yang memimpin tim arkeologi gua di Riversleigh.
Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan fosil itu ternyata mengawetkan organ internal dan seksual ostracod. Bentuk ostracod yang kecil lonjong membuatnya disebut sebagai udang biji. Di dalam organ seksualnya tersimpan sel sperma besar yang juga berada dalam kondisi nyaris sempurna.(Baca:46 Juta Tahun, Fosil Nyamuk Ini Utuh)
Dilihat dari proporsi tubuh ostracod, ukuran spermanya tergolong luar biasa besar. Panjang fosil sel sperma yang ditemukan itu mencapai 1,3 milimeter. Di lain pihak, ostracod tergolong binatang mini yang panjangnya cuma 1 milimeter. Sebagai perbandingan, panjang sperma manusia saja cuma 55 micrometer atau 0,055 milimeter. Jika tidak dalam kondisi berpilin tak beraturan, panjang sperma ostracod itu diperkirakan bisa sepuluh kali lipat ukuran tubuhnya.
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.