TEMPO.CO, Mexico City - Sebuah spesies ular yang telah menghilang selama hampir 80 tahun ditemukan kembali di sebuah pulau terpencil di Meksiko. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah PLoS One, ular asli Clarion ditemukan lagi di salah satu pulau di gugus Kepulauan Revillagigedo, lebih dari 650 kilometer mulai lepas pantai Pasifik Meksiko.
Ular ini pertama kali ditemukan ahli biologi asal Amerika Serikat, William Beebe, dalam kunjungannya ke Clarion--salah satu dari empat pulau di Kepulauan Revillagigedo--pada 1936. Ia kembali dengan membawa satu ular yang diawetkan dalam botol kaca.
Kunjungan berikutnya gagal menemukan lebih banyak ular. Tahun-tahun berikutnya tak ada lagi ular jenis itu yang terlihat di pulau yang hanya dihuni satu detasemen kecil marinir Meksiko. Sampel yang dibawa ke AS diasumsikan sebagai kesalahan pelabelan.
Namun Daniel Mulcahy, seorang peneliti dari National Museum of Natural History di Washington, menduga ular itu mungkin masih ada. Dia dan Juan Martinez Gomez dari Meksiko Ekologi Institute berangkat untuk menemukannya.
Martinez Gomez, seorang ahli biologi yang kenal betul habitat di Kepulauan Revillagigedo, mencatat pulau di kepulauan itu berubah banyak dari musim ke musim. Saat melakukan ekspedisi, mereka meniru langkah Beebe saat mencari ular itu, yakni menyatu dengan formasi batuan pulau dan sebagian besar aktif pada malam hari. Mereka menggunakan catatan lapangan asli Beebe sebagai panduan.
"Mengikuti petunjuk tersebut, kami seperti berada di jalan yang benar," kata Martinez Gomez. Adalah salah satu mahasiswa pascasarjananya, Juan Alberto Cervantes, yang pertama melihat salah satu jenis ular itu untuk pertama kalinya sejak 1936.
Para peneliti melakukan analisis DNA untuk menetapkan panjang, ciri-ciri, dan dari mana ular itu berasal. Tes menunjukkan ular ini sangat erat kaitannya dengan ular dari pesisir Sonora-Sinaloa di Meksiko, 800 kilometer dari pulau itu. Martinez Gomez mengatakan nenek moyang ular itu mungkin sampai ke pulau ini dengan menempel pada batang pohon yang tumbang akibat badai dan terbawa air laut.
Patricia Escalante, seorang ahli biologi dari National Autonomous University Meksiko, menyatakan ekosistem di Kepulauan Revillagigedo sangat rapuh. Ia mencontohkan merpati Socorro yang punah di habitat alaminya sekitar 1970-an. Spesimen hidup telah diambil dari pulau-pulau itu pada 1920, dan keturunan mereka baru-baru ini kembali ditemukan di kepulauan tersebut
AP | INDAH P.
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya