Sistem Cerdas ITB Urai Kemacetan Panjang  

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 3 Juni 2014 20:58 WIB

Dosen menguji aplikasi pengaturan lalu lintas cerdas dengan konsep okupansi buatan tim ATS pada gelaran Electrical Engineering Days 2014 di ITB, Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/6). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa ITB membuat sistem pengurai kemacetan panjang di persimpangan jalan. Lampu pengatur lalu lintas mereka atur tiap fase kerjanya maksimal hanya tiga menit.

Tim yang beranggotakan Amral Nazar, Dita Amalia, dan Anissa Sachi tersebut, membuat pengaturan lalu lintas cerdas dengan konsep okupansi. Sistem buatan mereka akan bekerja untuk memantau kondisi lalu lintas, kemudian menghasilkan durasi nyala lampu sesuai panjang antrean kendaraan di tiap persimpangan. "Saat antrian panjang, lampu merah otomatis akan lebih cepat dan lampu hijau menyala lebih lama," kata Amral kepada Tempo, Selasa, 3 Juni 2014, saat pameran karya tugas akhir di acara Electrical Engineering Days di Aula Barat ITB yang berlangsung 3-6 Juni 2014.

Sistem itu mereka akui tidak akan sanggup menghilangkan kemacetan. "Karena kendaraan bermotor terus bertambah, kami hanya berusaha mengurangi antrian panjang," ujar Dita Amalia. Caranya dengan mengurangi durasi nyala lampu tiap fase, yakni nyala lampu kuning, merah, dan hijau, menjadi maksimal dalam tiga menit.

Di Bandung, misalnya, durasi fase lampu pengatur lalu lintas ada yang lebih dari tiga menit, seperti di jalan bypass Soekarno-Hatta saat pagi dan sore. "Suka tersiksa panas, seperti dijemur di jalan," kata Iwan Kurniawan, seorang pengendara sepeda motor. Ia menyebut, lama waktu lampu merah bisa sampai dua menit atau 120 detik, seperti tertera di papan penghitung waktu lampu lalu lintas.

Menurut Anissa, mereka membagi sistem mereka ke tiga bagian, yakni proses gambar digital, proses data, dan pengendalian lampu lalu lintas. Gambar digital mereka peroleh dari kamera video Dinas Perhubungan Kota Bandung yang dipasang di tiang lampu lalu lintas. Dari kamera itu, diperoleh gambaran panjang antrean kendaraan di persimpangan jalan saat lampu menyala merah.

Gambar kondisi secara real time itu kemudian diolah mini kit komputer Raspberry-Pi yang dipasang di dalam kotak perangkat di tiang lampu lalu lintas. "Kemudian dihitung panjang antrian kendaraan pada tiap lengan (ruas) jalan di tiap persimpangan, lalu dikirim lewat jaringan Wi-Fi ke server," kata Anissa. Server bisa mengolah data dari empat persimpangan jalan, kemudian mengatur waktu siklus dan menghasilkan waktu optimum nyala lampu hijau. Hasilnya dikirim kembali ke perangkat di tiang lampu lalu lintas.

ANWAR SISWADI

Berita Terpopuler:
Foto Topless Dikecam, Scout Willis Tidak Menyesal
Sebab Raja Spanyol Turun Takhta
Dicegah KPK, Ini Dua Versi Peran Teman Ibas
Tak Hadirkan Saksi Meringankan, Akil: Mahal
Ini Skuad Argentina di Piala Dunia 2014

Berita terkait

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

22 jam lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

1 hari lalu

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

Mengatasi peserta yang berpakaian kurang pantas, panitia UTBK SNBT 2024 menyediakan kostum pinjaman, umumnya berupa kemeja dan sepatu.

Baca Selengkapnya

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

2 hari lalu

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

Pusat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Bandung menerapkan berbagai macam cara untuk mengantisipasi kecurangan saat UTBK SNBT 2024

Baca Selengkapnya

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

2 hari lalu

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

Bersama lulusan lain, dokter Tirta menghadiri Sidang Terbuka Wisuda Kedua ITB Tahun Akademik 2023/2024 di Gedung Sabuga, ITB.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

2 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

ITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum

4 hari lalu

ITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum

ITB siap 100 persen menggelar UTBK SNBT 2024.

Baca Selengkapnya

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

4 hari lalu

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Baca Selengkapnya

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

6 hari lalu

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Pemilihan Budi Gunadi Sadikin itu berlangsung secara musyawarah untuk mufakat dalam rapat pleno perdana MWA ITB di Gedung Kemenristekdikti.

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

9 hari lalu

Biaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

Rincian perkiraan biaya kuliah jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri ITB tahun akademik 2024

Baca Selengkapnya

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

10 hari lalu

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.

Baca Selengkapnya