Bintang Sekarat Makan Dua Planet Sekaligus  

Reporter

Rabu, 4 Juni 2014 06:01 WIB

Foto ilustrasi: NASA

TEMPO.CO, Cambridge - Dua planet yang mengorbit bintang Kepler-56 bakal tamat. Astronom mengumumkan planet Kepler-56b dan Kepler-56c bakal ditelan bintang yang mereka kitari dalam waktu relatif singkat berdasarkan standar astronomi. Kiamat bagi dua planet itu diperkirakan terjadi masing-masing sekitar 130 juta dan 155 juta tahun lagi.

"Sejauh yang kami tahu, inilah pertama kalinya dua eksoplanet yang sudah dikenali dalam satu sistem bisa diprediksi kapan waktu kematiannya," kata peneliti Gongjie Li, seperti ditulis situs Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics (CfA), Rabu, 4 Juni 2014.

Li mempresentasikan hasil risetnya dalam pertemuan American Astronomical Society. Kejadian di sistem Kepler-56 bisa memberikan petunjuk tentang masa depan tata surya manusia. Dalam waktu sekitar lima miliar tahun, matahari akan berubah menjadi bintang merah raksasa. Matahari diperkirakan akan membengkak lalu menelan Merkurius dan Venus serta menghancurkan kehidupan di Bumi.

Kepler-56 sendiri sudah berkembang menjadi bintang merah rakasa. Bintang dalam tipe ini tergolong sekarat dan dalam tahap akhir kematian. Ukurannya sudah mengembang empat kali ukuran matahari dan terus membesar. Selain ukuran, gaya gravitasi bintang itu juga menguat dan menarik planet-planet terdekat menuju kehancuran.

Planet Kepler-56b mengorbit bintangnya dalam tempo 10,5 hari. Sedangkan durasi orbit Kepler-56c sekitar 21,4 hari. Jarak mereka ke bintangnya lebih dekat ketimbang posisi Merkurius terhadap matahari. Hasilnya, dua planet itu bakal hancur lebih cepat.

Sebelum musnah, dua planet itu akan dipanggang oleh panas bintang yang terus membesar. Atmosfer planet bakal mendidih akibat panas hebat. Bentuk planet itu bakal meregang seperti bentuk telur akibat kuatnya gelombang bintang.

Satu-satunya planet yang diperkirakan sanggup bertahan dalam sistem itu adalah Kepler-56d. Planet gas rakasa itu memiliki orbit setara 3,3 tahun bumi. Posisinya dinilai cukup aman, sementara dua saudaranya bakal musnah ditelan Kepler-56.

Sistem Kepler-56 adalah sistem multiplanet "miring" pertama yang ditemukan manusia di luar tata surya. Orbit dua planet terdalam sedikit lebih tinggi dari ekuator bintangnya. Hal ini di luar dugaan karena planet itu berasal dari debu dan gas yang sama dengan bintang Kepler-56. Planet dengan kondisi semacam itu seharusnya mengorbit sejajar dengan ekuator bintang, sama seperti yang terjadi di tata surya manusia.

CfA | SPACE | GABRIEL WAHYU TITIYOGA




Berita Terpopuler:
SBY: 2004, TNI-Polri Tak Netral
Umat Kristen Sleman Empat Kali Berpindah Tempat
Avanza Luxury Tawarkan Kemewahan

Berita terkait

Pameran Teknologi Ruang Angkasa di Amerika, Seperti Apa Acaranya?

2 hari lalu

Pameran Teknologi Ruang Angkasa di Amerika, Seperti Apa Acaranya?

Industri ruang angkasa atau antariksa kembali menunjukkan diadakannya Space Tech Expo USA 2024 di Long Beach Convention Center, California

Baca Selengkapnya

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

17 Maret 2024

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.

Baca Selengkapnya

Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Membuka Jalan untuk Gibran

26 September 2023

Membuka Jalan untuk Gibran

Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.

Baca Selengkapnya

Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

27 April 2023

Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.

Baca Selengkapnya

Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

17 Januari 2023

Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.

Baca Selengkapnya

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

9 Desember 2022

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

30 November 2022

BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.

Baca Selengkapnya