LIPI Punya Laboratorium Oseanografi Baru  

Reporter

Senin, 23 Juni 2014 16:26 WIB

Hutan terumbu karang yang masih asri menjadi daya tarik pecinta snorkling dan diving untuk bertualang. TEMPO/ Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) resmi menggunakan laboratorium dan kantor baru di Pusat Penelitian Oseanografi, di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Gedung lima lantai ini adalah fasilitas riset kelautan dan genetika kelautan yang menjadi bagian dalam rencana LIPI untuk mengembangkan penelitian dan berkompetisi di tingkat regional.

Kepala LIPI, Lukman Hakim, mengatakan fasilitas laboratorium dan kantor baru ini bisa memacu para peneliti untuk mengembangkan riset kelautan yang bernilai. Menurut Lukman, riset di Indonesia masih ketinggalan dibanding negara lain karena masalah fasilitas dan sumber daya manusia. "Sekarang bersyukur ada laboratorium baru, tahun depan ditingkatkan lagi. Ini adalah investasi besar bangsa Indonesia," kata Lukman setelah acara peresmian Puslit Oseanografi, Senin, 23 Juni 2014.

Pusat studi kelautan di Indonesia pertama kali dikembangkan oleh Belanda pada 1905. Saat itu Pemerintah Belanda membangun Laboratorium Perikanan Laut di Pasar Ikan, Jakarta. Laboratorium itu merupakan cabang dari Museum Zoologi milik Kebun Raya Bogor. Laboratorium itu sempat berganti nama beberapa kali pada periode 1949-1955 menjadi Laboratorium Penyelidikan Laut. Pada 1955-1961 namanya diubah menjadi Lembaga Penyelidikan Laut.

Pada 1970, pemerintah Indonesia membentuk Lembaga Oseanologi Nasional dan memindahkan fasilitas dari Pasar Ikan ke kompleks Ilmu Kelautan di Ancol. "Dilihat sejarahnya, orang asing malah sudah lama melihat potensi kelautan Indonesia," kata Lukman.

Lukman mengatakan sudah saatnya LIPI melakukan pembaruan fasilitas dan peralatan riset. Fasilitas riset oseanografi baru tersebut dibangun sejak 2010. "Riset Indonesia sudah ketinggalan, hampir tidak ada investasi baru sejak 1982 padahal riset butuh peralatan yang memadai," katanya. "Indonesia sering dapat tawaran riset dari negara lain dan kini kita punya fasilitasnya," kata Lukman. (Baca: LIPI Bangun Rumah Konservasi Kantong Semar)

Irma Shita Arlyza, peneliti genetika kelautan, menyatakan senang punya laboratorium baru untuk mengembangkan riset. Menurutnya, laboratorium genetika baru yang ditempatinya jauh lebih baik dibandingkan kantor lamanya. "Di sini lebih leluasa, tim kami ada lima orang bisa lebih nyaman bekerja," kata Irma yang berhasil menemukan spesies ikan pari baru melalui pemetaan genetika. (Baca: Spesies Baru Pari Macan Ditemukan di Indonesia)

Menurut Irma, ada beberapa peralatan penelitian yang perlu dilengkapi agar riset tidak terganjal. Pipet mikro digital adalah salah satu alat penting dalam riset genetika. "Di sini baru ada delapan unit dengan satu channel, sementara idealnya itu satu orang punya 10 unit yang multi-channel, jadi lebih mudah untuk menganalisa sampel genetika yang jumlahnya bisa lebih dari 600 itu," katanya.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Berita Terpopuler:
Tip Hindari Kehabisan Tenaga Saat Midnight Sale
Ini Tip Midnight Sale dari Pengusaha Mal
Kejanggalan Pembunuhan di Rumah Tentara Bandung
Harga Kopi Starbucks Naik Satu Dollar

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

23 Agustus 2023

LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

Awal pembentukan LIPI pada 1967 dimulai dengan peleburan lembaga-lembaga ilmiah yang lebih dulu didirikan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya