Pesawat MCDONNELL DOUGLAS F-18 HORNET saat terbang di angkasa. Pesawat ini memiliki spesifikasi mesin 2x General Electric F404 low-bypass turbofan yang dapat menghasilkan tenaga hingga 32,000-pound-thrust, mencapai kecepatan maksimum 1,8 mach (1.915 km/jam), dan bobot 23,537 kg. Wikimedia.org
TEMPO.CO, Jakarta - Dua remaja lulusan sekolah menengah kejuruan di Salatiga bisa mengalahkan insinyur lulusan University of Oxford. Mereka adalah Arfi'an Fuadi dan M. Arie Kurniawan. Kakak beradik ini berhasil menjadi juara pertama dalam 3D Printing Challenge yang diadakan General Electric tahun ini.
"Arfi'an dan Arie berhasil mendesain jet engine bracket--salah satu komponen untuk mengangkat mesin pesawat terbang--yang paling ringan dari komponen serupa yang pernah dibuat di dunia," kata Handry Satriago, CEO General Electric Indonesia, di Hotel Mulia pada Selasa, 22 Juli 2014
Keunggulan jet engine bracket yang didesain oleh Arfi'an dan Arie, ujar Handry, ialah faktor bobot komponen pascaproses pembuatan cetak biru atau prototipe. Jet engine bracket yang ada saat ini memiliki bobot 2 kilogram, sementara jet engine bracket buatan Arfi'an dan Arie hanya berbobot 327 gram atau 84 persen lebih ringan. "Kemampuan untuk menekan berat komponen itu yang menjadi poin plus desain mereka karena sangat efisien," ujar Handry.
Handry menuturkan Arfi'an dan Arie yang merupakan lulusan SMA Negeri 7 Semarang dan SMK Negeri 2 Salatiga ini berhasil menyisihkan 700 karya dari 50 negara. "Bahkan mereka berhasil mengalahkan peserta dengan gelar Ph.D dari Swedia yang menyabet peringkat kedua dan insinyur lulusan University of Oxford yang meraih juara ketiga," katanya.
Adapun Arfi'an mengatakan keberhasilannya merupakan hasil kerja keras bersama adiknya, M. Arie Kurniawan, di bawah firma Dtech Engineering yang mereka rintis sejak lima tahun silam. "Minat kami yang besar pada desain engineering dan sektor manufaktur ialah faktor yang mendorong kami meraih prestasi," ujarnya.
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.