Kampus Denmark Cetak Rekor Transfer Data Tercepat  

Reporter

Jumat, 1 Agustus 2014 19:05 WIB

Di dalam ruang jaringan kampus Google, jaringan serat optik yang menghubungkan situs-situs Google dapat bekerja pada kecepatan lebih dari 200 ribu kali lebih cepat dari pada koneksi Internet rumahan. Google.com

TEMPO.CO, Jakarta - Tim dari Technical University of Denmark (DTU) berhasil memecahkan rekor transmisi data melalui kabel serat optik tunggal dengan kecepatan 43 terabit per detik. Rekor ini nyaris sepuluh kali lipat lebih cepat daripada transmisi data sebelumnya, 32 terabit per detik, yang dibuat tim dari Karlsruhe Institut fur Technologie, Jerman.

Seperti ditulis laman phys.org, 31 Juli 2014, para peneliti menggunakan kabel serat optik baru yang disuplai oleh NTT, perusahaan telekomunikasi Jepang, untuk mengirim data dengan kecepatan tinggi. Alih-alih berisi berisi satu inti serat kaca, kabel yang mereka pakai memiliki tujuh inti. Data dikirim melalui serat optik dengan menggunakan satu laser. Hal ini menyebabkan sinyal yang terkirim harus dipisah dulu sebelum ditransmisikan lalu disatukan kembali saat diterima.

Sebagai gambaran, nilai 43 terabit itu setara dengan 5.375 gigabita per detik. Hal ini sama dengan menyalin jumlah konten lima hard drive yang masing-masing berkapasitas 1 terabita dalam waktu hanya 1 detik. Tim peneliti juga mengklaim berhasil mendapatkan kapasitas transfer sebesar 1 petabit (1.000 terabit) dengan menggunakan ratusan laser. Laporan riset tim itu sudah dipresentasikan dalam Conference on Lasers and Electro-Optics (CLEO), Juni lalu.

Para peneliti mencatat peningkatan kapasitas transmisi data digital sangat penting karena Internet tumbuh sangat cepat. Jumlah transfer data melalui Internet diprediksi naik 40-50 persen tiap tahun. Menurut data tim, infrastruktur Internet ternyata berkontribusi terhadap peningkatan emisi karbon dioksida global sebesar dua persen. Jika kapasitas transmisi tinggi tidak tercapai, aktivitas Internet yang semakin banyak menyumbang bagian dalam kenaikan emisi karbon global dan dihubungkan dengan pemanasan planet. Untuk mencegah hal itu terjadi, data dalam jumlah besar harus dikirim dalam jalur yang sama seperti yang ada saat ini. (Baca: Di ASEAN, Internet Indonesia Ranking Tiga dari Bawah)

Lima tahun silam, peneliti dari DTU menjadi yang pertama berhasil mengirim data lebih dari 1 terabit per detik. Penelitian mereka maju pesat dan mencetak rekor transfer data 5,1 terabit per detik hanya dalam lima bulan. Pada 2011, kecepatan transfer data yang mereka lakukan sudah menembus 9,5 terabit per detik.

Meski kapasitas transfer tingkat tinggi berhasil dicapai, pengguna Internet masih harus bersabar. Diperlukan riset lanjutan untuk memastikan pengiriman data dalam jumlah besar melalui serat optik tetap stabil. Setelah itu, otoritas internasional akan mengambil keputusan dan produsen perangkat keras akan membuat peralatan baru. Artinya, masih perlu waktu sebelum transfer data berkecepatan tinggi dengan jumlah besar itu menjadi tulang punggung Internet.

PHYS.ORG | TECHRADAR | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Terpopuler:
Pemakan Semut, Tampak Lemah tapi Mematikan
Gurita Ini Mengerami Telurnya Lebih dari 4 Tahun
Asteroid Ubah Total Muka Bumi
Pemburu Badak Afrika Divonis 77 Tahun Penjara

Berita lain:
Ini Baterai Isi Ulang Tercepat di Dunia
Ini Teknik Mengetahui Dalang di Balik Situs Palsu
Apple Bantah Gunakan Program Mata-mata

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya