Induk beruang kutub yang kelelahan dan tertidur saat menunggu kedua anaknya. Dailymail.co.uk
TEMPO.CO, Johannesburg – Seekor beruang kutub yang diyakini menjadi beruang kutub terakhir di Afrika mati di Kebun Binatang Johannesburg, Afrika Selatan, Rabu, 13 Agustus 2014. Beruang yang diberi nama Wang tersebut menyusul pasangannya yang beberapa bulan lalu meninggal. (Baca: Beruang Kutub, Si Perenang Jarak Jauh)
“Beruang kutub terakhir Afrika, Wang, mati karena penyakit hati dan gagal jantung,” demikian pernyataan dari kebun binatang ini kepada Al Jazeera. (Baca: Fakta Iklan tentang Beruang Kutub yang Menyesatkan)
Beruang berusia 28 tahun itu tiba di Johanessburg pada tahun 1986 sebagai bagian program pertukaran konservasi dengan kebun binatang Jepang. Memang, sejak 2010, Wang sudah didiagnosis menderita penyakit lever. Namun kondisinya semakin memburuk sepeninggal pasangannya, GeeBee, pada 12 Januari lalu karena sebab alami.
Jenny Moodley, juru bicara di Kebun Binatang Johannesburg, mengatakan kebun binatang tidak akan menggantikan Wang dengan beruang kutub lain karena pertimbangan iklim. Beruang kutub lebih cocok tinggal di iklim dingin, sedangkan suhu Johannesburg sering mencapai lebih dari 30 derajat Celsius.
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.