Gurita bernama Manolo memprediksi kemenangan Spanyol melawan Italia dalam pertandingan pertama mereka Euro 2012 sepak bola, yang akan diputar pada tanggal 10 Juni, dengan memilih sarden dari kaleng plastik dihiasi dengan bendera Spanyol bukan tabung plastik dengan bendera Italia, pada Sealife Benalmadena akuarium di kota Spanyol selatan Benalmadena, dekat Malaga Spanyol selatan, 8 Juni 2012 REUTERS/Jon Nazca
TEMPO.CO, Champaign - Gurita dan cumi-cumi adalah hewan laut yang memiliki teknik kamuflase yang baik. Mereka bisa menyesuaikan warna kulit dengan latar belakangnya. Dari situlah, para ilmuwan dari University of Illionis membuat sebuah sistem kamuflase yang terinspirasi dari dua makhluk laut itu.
Kepala penelitian, John Rogers, berhasil mengembangkan sistem adaptif kamuflase dari beberapa komponen yang ditumpuk satu sama lain di atas lapisan tipis dalam beberapa piksel. Lapisan atas mengandung semacam zat warna hitam tapi bisa berubah menjadi transparan jika suhu meningkat.
Di bawahnya terdapat lapisan perak reflektif putih dan dilanjutkan dengan lapisan array dioda silokon yang akan berubah menjadi panas jika cahaya lewat. Lapisan itu dipisahkan oleh selembar silkon array ultra tipis photodetector pada subtrat polimer transparan. "Saya pikir kami telah mengumpulkan elemen kunci yang diperlukan," ujar Rogers, seperti dilaporkan Discovery News, Selasa, 19 Agustus 2014.
Ketika cahaya melewati photodetector, lapisan itu akan mengirimkan sinyal yang mendorong arus ke dioda, lalu akan memanas dan menyebabkan lapisan warna hitam menjadi transparan. Hal ini menyebabkan lapisan putih dan perak terlihat. Setelah terjadi perubahan pola cahaya, array piksel akan mencocokkan dengan pola dan struktur latar belakang.
Penelitian ini disponsori oleh Angkatan Laut Amerika Serikat yang rencananya akan digunakan untuk teknik kamuflase pertahanan. Namun Rogers tidak menutup kemungkinan jika ada industri lain yang tertarik memakai sistem temuannya ini. "Kami melihatnya seperti seperangkat mesin untuk rekayasa," tutur Rogers.
Penelitian ini melibatkan para ilmuwan dari Illionos, Texas, dan Cina. Rogers menggandeng Roger Hanlon, ahli biologi dari Brown University, dan peneliti lain dari Marine Biological Laboratory. Penelitian ini akan diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academies of Science.
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.