Hummingbird Bisa Bedakan Rasa Manis Alami

Reporter

Jumat, 22 Agustus 2014 23:00 WIB

Burung Hummingbird. AP/Orlin Wagner

TEMPO.CO, Boston - Nektar manis adalah makanan favorit burung hummingbird. Dengan kepakan sayap yang sangat cepat, spesies ini mampu melayang di tempat seperti helikopter saat menghisap nektar dari bunga. Di luar kemampuan terbang yang luar biasa, hummingbird ternyata bisa mengenali rasa manis dari gula alami. Burung itu bahkan tidak tertipu oleh cairan manis buatan yang berasal dari minuman ringan.

Sebuah studi tim gabungan dari Universitas Harvard yang dipublikasi di majalah Science menunjukkan bagaimana hummingbird bisa mendeteksi rasa manis. Kemampuan ini berasal dari evolusi biologis kompleks selama puluhan tahun. Indra pengecap mereka adalah pengembangan dari reseptor purba yang kebanyakan mengubah rasa dalam wujud asam amino.

Dalam riset tersebut, diketahui hummingbird bisa membedakan rasa manis. Hewan itu bahkan langsung memuntahkan cairan tak berasa atau berisi pemanis buatan seperti dalam minuman ringan. Sebelumnya para ahli menduga indra pengecap unggas dan burung sama dengan mamalia yang memiliki sensor untuk membedakan rasa asin, asam, pahit, dan manis. Ada satu lagi reseptor untuk mengenali makanan yang dinamakan umami, diambil dari bahasa Jepang untuk menggambarkan kenikmatan makanan.

Beberapa hewan sudah kehilangan kemampuan untuk mengecap. Panda, misalnya, banyak memakan bambu tapi mereka tak punya reseptor membedakan rasa. Ayam bahkan tak punya reseptor rasa manis. Maude Baldwin, kepala tim peneliti, memimpin riset untuk memetakan genom hummingbird untuk mengetahui bagaimana spesies itu mengenali rasa manis. (Baca juga: Indra Penciuman Anjing Kalah oleh Binatang Ini)

Bersama Yasuka Toda, peneliti dari Universitas Tokyo, Baldwin meneliti kloning gen reseptor indra pengecap dari ayam, burung layang-layang, dan hummingbird. Riset mereka menunjukkan reseptor pada ayam dan burung layang-layang bereaksi kuat pada asam amino atau rasa umami. Sementara reseptor hummingbird bereaksi kuat pada karbohidrat yang ada dalam rasa manis. “Inilah pertama kalinya reseptor umami bereaksi pada karbohidrat,” kata Baldwin.

Keluarga burung bertubuh kecil ini, panjangnya sekitar 13 sentimeter, punya lebih dari 300 spesies dalam evolusi selama 40-72 juta tahun. Kerabat terdekat mereka adalah burung layang-layang. "Burung ini menjadi contoh yang bagus tentang spesies yang berevolusi pada level molekular," kata Stephen Liberles, profesor biologi sel. "Perubahan dalam satu reseptor bisa mempengaruhi perilaku dan diversifikasi spesies." (Baca: Hewan Ini Cerdas Meski Otaknya di Lengan)

Kepakan sayap hummingbird yang cepat menimbulkan suara berdengung dan hanya bisa diamati jelas lewat rekaman video berkecepatan tinggi. Burung itu sanggup mengepakkan sayap sekitar 50-200 kali per detik. Mereka bisa terbang terbalik dengan kecepatan hingga 54 kilometer per jam. Kemampuan fisik yang tinggi itu diimbangi oleh denyut jantung sekitar 20 kali per detik. Mereka juga bisa menjulurkan lidah dengan cepat, hingga 17 kali per detik, untuk menyesap cairan madu.

HARVARD.EDU | EUREKALERT | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Terpopuler:
Google Luncurkan Street View Empat Kota Indonesia
Program PLTN Indonesia Fase I Lulus Evaluasi IAEA
Teror ISIS di Internet Susah Dihentikan
Bangun Reaktor Nuklir Eksperimental, Batan Butuh Rp 1,6 Triliun

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya