Studi: Transgender Dianggap 'Musuh Bersama'  

Reporter

Jumat, 19 September 2014 17:52 WIB

Peserta berpose untuk foto saat festival tahunan Gay Pride Parade di Sao Paulo, Brasil (4/5). Festival tersebut sebagai simbol menentang hukum yang melarang komunitas transgender di Brasil. (AP/Andre Penner)

TEMPO.CO, Saskatchewan - Penelitian terbaru menyatakan bahwa sebagian orang menganggap transgender, gay, dan lesbian merupakan sesuatu yang pelik. Alih-alih dilihat sebagai identitas gender, ketiga bentuk perilaku seksual tersebut lebih dilihat sebagai "musuh bersama".

Studi ini mencoba untuk melihat bagaimana stereotip terhadap orang-orang transgender. Peserta penelitian ini sebagian besar adalah mahasiswa. Ternyata mereka memandang orang transgender tanpa belas kasihan dan sulit menerima perilaku seks tersebut.

"Menariknya, juga ada yang melihat secara netral," kata pemimpin penelitian Melanie Morrison, pakar psikologi dari University of Saskatchewan, Kanada, seperti dikutip dari Livescience.com, Jumat, 19 September 2014.

Tim peneliti merekrut 16 mahasiswa Kanada dan membaginya dalam tiga kelompok. Setiap kelompok terdiri dari perempuan, laki-laki, dan campuran untuk memetakan pengetahuan dasar dan stereotip terhadap transgender di masyarakat.

Semua peserta memang membuat stereotip transgender perempuan (lahir sebagai laki-laki tetapi menganggap dirinya perempuan), dengan rambut palsu, riasan wajah, dan sepatu hak tinggi. Sedangkan transgender laki-laki (lahir sebagai perempuan tapi menganggap diri laki-laki) distereotipkan laki-laki dengan tubuh tak memiliki daya. (Baca juga: Pengadilan India Legalkan Pilihan Transgender)

Para responden sepakat mengatakan konsep transgender dapat dimengerti secara personal, tapi mereka telah teracuni apa yang dibentuk media. Bahkan salah seorang peserta menganggap seorang transgender pria tak akan mampu diterima pada bidang pekerjaan konstruksi karena dianggap tak mampu. Mereka juga mengaku masih menganggap transgender pria sebagai seorang perempuan dan sebaliknya.

Selanjutnya para peneliti meminta 274 mahasiswa untuk mengisi survei tentang stereotip transgender laki-laki dan transgender perempuan, serta tanggapan emosi mereka terhadap kedua jenis gender tersebut. Peneliti lalu membandingkan hasil kelompok ini dengan tiga kelompok fokus grup tadi untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas.

Hasilnya, transgender laki-laki dilihat lebih negatif daripada transgender perempuan. "Temuan ini sangat mengejutkan," ujar Morrison. Sebab, hasil penelitian sebelumnya menunjukkan transgender perempuan lebih banyak mendapat cercaan.

Hasil sigi dari Pusat Persamaan Hak Asasi untuk Transgender Amerika Serikat melaporkan 90 persen transgender mengalami pelecehan seksual serta diskriminasi sosial di tempat kerja dan 53 persen di tempat umum.

Tak hanya itu, 19 persen orang transgender diusir dari kediaman mereka karena identitas gender tersebut. Nahasnya, jumlah pengangguran orang transgender dua kali lipat lebih banyak dari pengangguran biasa di Amerika Serikat.

AMRI MAHBUB




Berita Terpopuler:
Pasar Kecewa terhadap Susunan Kabinet Jokowi
Airport Tax Wajib Masuk Tiket

Asuransi Pertanian, Premi Petani Rp 180 Ribu/Ha

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

29 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya