Bikin Gas Masak dari Limbah Rumput Mendong

Reporter

Jumat, 19 September 2014 21:46 WIB

Lebah yang menghuni sarangnya di daerah timur laut Perancis memproduksi madu dengan warna yang tak biasa, biru dan hijau, menimbulkan kecurigaan bahwa penyebabnya adalah residu dari kontainer permen M&M yang diproses di pabrik biogas di dekat wilayah mereka. REUTERS/Vincent Kessler

TEMPO.CO, Bandung - Sekelompok mahasiswa dan dosen jurusan Teknik Industri Telkom University Bandung merintis proyek pengolahan limbah tanaman mendong (Fimbristylis globulosa) di Tasikmalaya, Jawa Barat, menjadi gas masak. Tanaman jenis rumput itu selama ini menjadi bahan utama industri barang kerajinan, seperti tas dan tikar. Limbah mendong di sebuah desa mencapai kisaran 3 ton per hari.

Menurut dosen pembimbing kelompok itu, Rosad Ma'ali El Hadi, tanaman mendong jadi primadona di beberapa desa di kota dan abupaten Tasikmalaya. Bahan kerajinan itu bahkan masih kurang, sehingga harus didatangkan dari Yogyakarta dan Magelang.


"Limbahnya selama ini tak terurus, jadi ditimbun, dibuang sembarangan atau dibakar," kata dia saat ditemui di gedung Fakultas Rekayasa Industri Telkom University, Jumat, 19 September 2014.

Limbah mendong berasal dari batang-batangnya yang basah dan membusuk, batang tak terpakai, serta sisa potongan bahan kerajinan. Sedikitnya ada lima desa yang terlibat dalam industri kerajinan ini, dari pembuatan hingga penjualan. "Kami coba atasi limbahnya untuk jadi biogas. Selanjutnya sebagai sumber listrik," ujar Rosad.

Untuk perubahan ini, pihak kampus memilih jalan perlahan. Tidak semua rumah akan diajak langsung terlibat dalam upaya mewujudkan kampung mandiri energi ini. "Dua, tiga, rumah dulu yang mau, sudah cukup memuaskan. Yang penting orang bisa lihat buktinya dulu," kata dia. (Baca juga: Biogas Terkendala, Produksi Susu Melorot)


Rencananya tim akan segera memasang perangkat gas masak dari limbah mendong itu di sebuah rumah warga Desa Kamulyan, Kecamatan Manonjaya. Perangkat itu berupa kotak biodigester, mesin pencacah mendong, balon plastik penampung gas, dan kompor khusus biogas. Kotak pengolah limbah dan mesin pencacah hasil rancangan kampus. Biaya pembuatannya lebih dari Rp 20 juta. Proyek itu didanai kampus dan hibah bina desa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anggota tim, Hilda Awwalia, mengatakan selain pemasangan perangkat, mereka akan berbagi informasi dan cara pengolahan limbah mendong ke warga pengrajin. Limbah dalam kotak biodigester berkapasitas 1,2 meter kubik nantinya akan dicampur kotoran hewan agar lebih cepat membusuk dan menghasilkan gas. "Rencananya pertengahan Oktober nanti kita pasang alatnya," kata dia. Pengguna bisa memasak 3-4 jam per hari tanpa henti dari gas itu.

ANWAR SISWADI


Berita Terpopuler:
Ahok Pilih Nachrowi Jadi Wagub, Lupa 'Haiya, Ahok'
Ahok Mau Bikin Razia Parkir Liar Tambah Seru
Jokowi Kaget Biaya Perjalanan Pemerintah Rp 30 T

Advertising
Advertising

Berita terkait

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

5 hari lalu

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

Sejumlah inovasi ID FOOD mendapat apresiasi dari pelaku teknologi informasi di Tanah Air karena efektif mendukung aktivitas bisnis pangan.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga

38 hari lalu

Kemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga

Program INOVASI fase ketiga merupakan kemitraan bidang pendidikan antara kedua negara untuk meningkatkan pembelajaran dan keterampilan murid SD.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi Mesin Pemilah Sampah Karya Komib

42 hari lalu

Bamsoet Apresiasi Mesin Pemilah Sampah Karya Komib

Bamsoet apresiasi inovasi mesin pemilah sampah oleh komunitas Karya Pelajar Mengabdi Bangsa Indonesia

Baca Selengkapnya

Kominfo dan Microsoft Indonesia Kerja Sama untuk Tingkatkan Transformasi Digital

45 hari lalu

Kominfo dan Microsoft Indonesia Kerja Sama untuk Tingkatkan Transformasi Digital

Kementerian Kominfo dan PT Microsoft Indonesia bekerja sama untuk transformasi digital.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa ITS Ciptakan Inovasi Pasir Kotoran Kucing Ramah Lingkungan

55 hari lalu

Mahasiswa ITS Ciptakan Inovasi Pasir Kotoran Kucing Ramah Lingkungan

Mahasiswa ITS mengembangkan Facocat, pasir kotoran kucing ramah lingkungan berbahan dasar fly ash dan arang aktif dari sabut kelapa.

Baca Selengkapnya

Sudah Dipakai di Fiji, Alat Pemantau Air Laut Buatan Unpad Raih Penghargaan Inovasi

29 Februari 2024

Sudah Dipakai di Fiji, Alat Pemantau Air Laut Buatan Unpad Raih Penghargaan Inovasi

Karya inovasi tim dosen Universitas Padjadjaran (Unpad), Jatinangor, itu telah dipakai di negara kepulauan Fiji.

Baca Selengkapnya

Si-Cuhal, Inovasi Peneliti UI untuk Pantau Curah Hujan

27 Februari 2024

Si-Cuhal, Inovasi Peneliti UI untuk Pantau Curah Hujan

Inovasi Si-Cuhal dari peneliti UI ini dibangun berlandaskan teknik pertanian presisi.

Baca Selengkapnya

Telkomsel dan Huawei Jalin Kerja Sama Home Broadband and 5G Innovation

26 Februari 2024

Telkomsel dan Huawei Jalin Kerja Sama Home Broadband and 5G Innovation

Telkomsel dan Huawei menandatangani dua Strategic Partnership Agreement (SPA) di MWC 2024 Barcelona, fokusnya adalah pada Home Broadband and 5G Innovation serta Talent Development.

Baca Selengkapnya

Di Kegiatan KKN, Mahasiswa Undip Ini Atasi Masalah Kelompok Wanita Tani Pakai Sistem Petis

14 Februari 2024

Di Kegiatan KKN, Mahasiswa Undip Ini Atasi Masalah Kelompok Wanita Tani Pakai Sistem Petis

Ketua KWT Desa Ponoware, Sarmi, menyatakan bangga terhadap inovasi yang dibuat oleh Tim I KKN Undip ini.

Baca Selengkapnya

Inovasi Kanker Serviks Besutan Peneliti Unair Dikenalkan di Jepang

30 Januari 2024

Inovasi Kanker Serviks Besutan Peneliti Unair Dikenalkan di Jepang

Peneliti Unair membawa hasil inovasi terapi kanker serviks ke hadapan para peneliti global yang berkumpul di Jepang.

Baca Selengkapnya