Pemandangan kawah Eberswalde yang menampilkan delta di Mars. Foto ini juga memperlihatkan adanya saluran-saluran yang terjaga yang mengisi danau di kawah, terletak di dataran tinggi Mars di selatan. Foto ini diperoleh dari Mars Express pada 15 Agustus 2009. Reuters. yahoo.com
TEMPO.CO, New Delhi - India akhirnya berhasil mendaratkan satelit Mars Orbiter Mission (MOM) ke orbit Mars pada percobaan pertama. Keberhasilan ini akan menjadi penyelidikan antariksa pertama bagi negara itu dan membuat kemajuan teknologi satelit India setara dengan Amerika Serikat, Rusia, dan Eropa.
MOM tiba di orbit Mars setelah diluncurkan pada 5 November 2013 oleh Indian Space Research Organisation dari stasiun antariksa di Sriharikota di Teluk Benggala. Mesin berkapasitas 24 menit membantu memperlambat MOM agar turun dengan kecepatan yang cukup untuk ditangkap oleh gravitasi Mars.
"Misi ini sebenarnya hampir mustahil, tapi ternyata bisa berhasil. Dari 51 misi yang dilakukan, hanya 21 yang berhasil, termasuk India. Ini adalah kemenangan besar bagi India," ujar Perdana Menteri Narendra Modi, seperti dilaporkan BBC News, Rabu, 24 September 2014.
Memang, hanya Amerika Serikat, Eropa, dan Rusia yang melakukan misi ke Mars. Setalit AS terbaru, Maven, juga telah tiba di Mars pada Senin lalu. (Baca: Wahana Luar Angkasa NASA Masuki Orbit Mars)
India telah menghabiskan anggaran hingga US$ 74 juta atau sekitar Rp 886 miliar untuk melakukan misi ini. Dengan dana tersebut, India menjadi salah satu negara dengan biaya misi antariksa termurah yang pernah ada.
Setelah tiba di Mars, MOM bertugas mengambil gambar planet dan mempelajari atmosfernya. MOM juga digunakan untuk mendeteksi metana, yang merupakan indikator aktivitas biologis di Mars sebagai tanda-tanda kehidupan. MOM akan menggunakan lima alat untuk melakukan pemetaan Mars, yaitu dengan kamera warna, sensor metana, dan spektrometer thermal imaging.
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.