Seorang seniman mengecat tubuhnya sebelum tampil untuk berkampanye melawan virus ebola di sekolah Anono, Abidjan, 26 September 2014. REUTERS/Luc Gnago
TEMPO.CO,Liberia - Para ilmuwan di Center for Diseases Control and Prevention (CDC) memprediksi epidemi ebola di Afrika Barat bakal berakhir pada akhir Januari 2015. Namun, hal itu hanya bisa terjadi bila upaya memerangi virus mematikan ini ditingkatkan. (Baca: Lawan Ebola, Kuba Kirim 300 Tenaga Medis ke Afrika)
Terlambatnya penanganan saban bulan, seperti mengirim lebih banyak obat-obatan dan melakukan penyuluhan, membuat tindakan memerangi ebola sia-sia. “Intinya, keterlambatan penanganan menyebabkan lonjakan drastis pengidap virus,” ujar Direktur CDC, Tom Frieden, seperti dikutip dari Livescience.com, Senin, 29 September 2014. (Baca : Tim Palang Merah Diserang Keluarga Pasien Ebola)
Bagaimanapun, kata Frieden, jika penanganan tak ditingkatkan, dampak buruknya adalah jumlah pasien akan mencapai 1,4 juta dalam waktu empat bulan di Liberia dan Sierra Leone. “Itu belum termasuk kasus yang tidak dilaporkan.” (Baca : WHO: Virus Ebola Cepat Menyebar)
Laporan tersebut diolah dari alat baru yang diciptakan khusus untuk mendeteksi wabah ebola di kedua negara tersebut. Guinea sengaja tak dimasukkan ke dalam data tersebut lantaran kasus di negara itu dinamis. Alat ini dikembangkan oleh peneliti CDC sejak beberapa pekan lalu.
Kabar baiknya, kata Frieden, respons yang dilihat dari kesehatan masyarakat di dua negara terjangkit itu menunjukkan tanda-tanda berkurangnya epidemi. “Saya yakin prediksi yang paling mengerikan tidak akan terjadi,” katanya.
Menurut catatan WHO, kasus ebola di tiga negara yang paling terkena dampak, Guinea, Liberia dan Sierra Leone, saat ini sudah mengakibatkan 5.800 orang meninggal. Jumlah tersebut, menurut Frieden, akan berkurang sebanyak 70 persen jika isolasi perawatan pasien dilakukan dengan benar. “Juga penguburan yang baik bagi pasien yang meninggal.”
Sebaliknya, jumlah pasien malah akan bertambah tiga kali lipat jika penanganan selalu terlambat. “Karena itu, setiap hari selalu penting,” ujar Frieden.