Tetrachromat, Mata 'Pelangi' Hasil Mutasi Gen  

Reporter

Senin, 20 Oktober 2014 11:55 WIB

ilustrasi mata. tracyandmatt.co.uk

TEMPO.CO, San Diego - Setiap manusia diciptakan dengan kelebihannya masing-masing, begitu pula yang diperoleh Concetta Antico. Wanita asal San Diego, California, ini dapat melihat seratus kali lebih banyak warna daripada manusia pada umumnya, atau dikenal dengan sebutan tetrachromat.

Antico memiliki lebih banyak reseptor dalam matanya untuk menyerap warna dari objek yang dia lihat. Misalnya, saat kita melihat kupu-kupu berwarna kuning, maka Antico akan melihat lebih banyak warna.

Dikutip dari Daily Mail, Jumat, 17 Oktober 2014, manusia kebanyakan dapat melihat satu juta warna. Di lain pihak, para penderita tetrachromat dapat melihat 99 juta warna. Hal ini disebabkan karena adanya cone tambahan pada mata mereka untuk melihat warna lebih dramatis.

Kegunaan cone atau kerucut pada mata digunakan untuk menyerap gelombang panjang tertentu dari cahaya dan mengirimkan tangkapan objek ke otak. Umumnya manusia memiliki tiga jenis cone, sementara penderita tetrachromat memiliki empat jenis.

Kondisi ini biasanya terjadi pada wanita. Hanya dua persen perempuan di seluruh dunia yang bisa mengalami hal tersebut.

Tetrachromat disebabkan adanya mutasi pada kromoson X yang membuat manusia bisa tahu warna. Ada perbedaan yang signifikan jika mutasi ini terjadi pada pria dan wanita. Pada pria, mutasi gen ini bisa menyebabkan buta warna, sedangkan wanita akan mengalami tetrachromat.

"Setiap orang memiliki potensi untuk memperluas kemampuan mereka untuk melihat warna seperti yang saya alami. Namun, kebanyakan orang menutupinya. Mungkin karena malu," kata Antico.

Bakat ini dimanfaatkan oleh Antico dalam melukis. Lewat lukisannya, Antico ingin orang-orang tahu bagaimana dia melihat objek. "Gen dan cone Antico menyerap gelombang panjang merah-jingga-kuning, sedangkan umumnya orang hanya warna biru-merah-hijau," kata peneliti kelainan Antico dari University of California.

Meski menikmati bakatnya, ia berharap penelitian tentang tetrachromat dapat membantu orang-orang yang buta warna, termasuk putrinya yang baru berusia 12 tahun.

RINDU P. HESTYA | DAILY MAIL




Berita Lain:




Apa Kata Media Asing Soal Pelantikan Jokowi?
Jokowi Disebut 'Barack Obama' Indonesia
Upacara Pemakaman Dibom, 21 Warga Bagdad Tewas

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya