PBB Menilai REDD+ Academy di Indonesia Sukses

Reporter

Jumat, 7 November 2014 19:20 WIB

Direktur UNORCID Satya Tripathi, saat membuka acara REDD+ Academy di Yogyakarta, pada 31 Oktober 2014. Tempo/Martha Warta Silaban

TEMPO.CO, Jakarta -Direktur United Nations Office for REDD+ Satya S. Tripathi mengatakan pelaksanaan REDD+ Academy pertama di dunia berlangsung sukses. “Langkah ini menjadi pertanda bahwa kawasan Asia-Pasifik telah melakukan sesuatu yang berbeda bagi keberlanjutan pembangunan,” kata Satya di Hotel Double Tree, Jakarta, Jumat, 7 November 2014.

Puluhan peserta pelatihan dari media dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat serta perwakilan negara-negara di Asia-Pasifik menerima sertifikat setelah mengikuti pelatihan di Yogyakarta dari PBB. Adapun sertifikat diberikan di Jakarta, karena anggota DPR dan sebagian besar wartawan bertugas di Ibu Kota. Pelatihan berlangsung selama tiga-sepuluh hari dalam beberapa sesi dan kelas. (Baca: Bukan Obat Mujarab Penyelamatan Gambut.)

Satya mengatakan REDD+ merupakan salah satu area perubahan iklim, mitigasi, dan adaptasi yang paling dinamis dan menjanjikan. Kerangka di Warsawa menyatakan bahwa REDD+ berada pada garis paling depan dalam proses negosiasi iklim internasional. "Dan kami optimistis dalam menghadapi konferensi di Lima, bulan depan," kata Satya.

Menurut Satya, pendidikan dalam REDD+ Academy bukan hanya soal belajar terminologi dan konsep yang benar. “Namun wadah ini disediakan untuk membantu Anda dalam memahami tantangan di negara Anda, kawasan dan yang dihadapi dunia. Serta menyediakan perangkat dan kepercayaan diri untuk mencoba dan mengubah dunia,” katanya.

"Inti dari REDD+ Academy bukan untuk menyatakan bahwa REDD+ adalah hal mudah. Bahkan mungkin lebih sulit dibanding ketika Anda mulai belajar tentang itu," kata pria kelahiran India itu.

Kepala Badan Pengelola REDD Indonesia Heru Prasetyo mengatakan para peserta telah mendapat pengetahuan dari para ahli selama pelatihan. "Sekarang Anda sudah memahami istilah-istilah yang berkaitan dengan REDD+,” katanya tersenyum.

Ia juga menyatakan terima kasihnya atas dukungan yang diberikan PBB, juga beberapa negara serta institusi yang terlibat selama ini. “Tetapi persoalan REDD+ ini bukan hanya milik Indonesia. REDD+ milik semua negara,” katanya. Pasalnya, penurunan emisi gas rumah kaca tidak dapat dilakukan sendirian.

Perwakilan dari Papua Nugini, Sonia Baine, menyatakan senang telah mengikuti kursus yang bersifat interaktif dan disertai dengan kunjungan ke hutan rakyat di Semoyo, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, ini. Ia juga kagum terhadap keindahan Borobudur dan Prambanan.

Selanjutnya, REDD+ Academy kedua akan dilaksanakan di Amerika Latin, pada awal 2015. Lalu di Nigeria, Afrika.

MARTHA WARTA SILABAN

Baca juga:


Jokowi Hapus Anggaran Promosi Kementerian
Owa Jawa Asal Inggris Dilepas di Gunung Tilu
Menkeu Kritik Kriminalisasi Penyidik Pajak
Menteri Sudirman Mengaku Sudah Lapor Kekayaan

Berita terkait

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

30 hari lalu

Komnas HAM Minta Pemerintah Segera Tindak Lanjuti Rekomendasi Komite HAM PBB

Komnas HAM apresiasi kesimpulan dan rekomendasi Komite HAM PBB. Meminta pemerintah implementasi kebijakan dan pelaksanaan di pusat serta daerah

Baca Selengkapnya

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

45 hari lalu

Cawe-cawe Jokowi Dipertanyakan dalam Sidang PBB, TPN: Cerminan Citra Jokowi di Mata Dunia

TPN Ganjar-Mahfud menilai sosoran PBB soal cawe-cawe Jokowi, telah membuat citra bekas Wali Kota Solo itu menjadi buruk di mata dunia.

Baca Selengkapnya

Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

13 Februari 2024

Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

Hiu bambu dan tiga satwa liar yang hidup di Indonesia masuk dalam laporan PBB. Ribuan spesies yang bermigrasi dalam situasi mengkhawatirkan.

Baca Selengkapnya

Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

9 Februari 2024

Negara Pesisir Samudera Hindia Rawan Tsunami, Kepala BMKG: Perkuat Mitigasi dan Peringatan Dini

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengajak negara pesisir Samudera Hindia untuk menggenjot sistem mitigasi tsunami, mencakup kesiagaan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

23 Januari 2024

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

Debat cawapres 2024 kedua dinilai Rimbawan Muda Indonesia (RMI) gagal memahami aspek tata kelola kehutanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mengapa Jokowi Tak Pernah Hadir Langsung Di Sidang Umum PBB?

21 September 2023

Mengapa Jokowi Tak Pernah Hadir Langsung Di Sidang Umum PBB?

Presiden Jokowi berulangkali tidak hadir secara langsung dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Baca Selengkapnya

Di PBB, Prakerja Jadi Contoh Kolaborasi Siapkan Tenaga Kerja Tangguh

20 September 2023

Di PBB, Prakerja Jadi Contoh Kolaborasi Siapkan Tenaga Kerja Tangguh

Pembelajaran sepanjang hayat dan meningkatkan keterampilan menjadi kunci mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDG.

Baca Selengkapnya

Dua Pelajar Putri NU Wakili Indonesia di ECOSOC Youth Forum PBB

26 April 2023

Dua Pelajar Putri NU Wakili Indonesia di ECOSOC Youth Forum PBB

Dua kader Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) mewakili Indonesia di forum diskusi internasional ECOSOC Youth Forum PBBB

Baca Selengkapnya

Taliban Larang Staf Perempuan Bekerja di Kantor PBB

5 April 2023

Taliban Larang Staf Perempuan Bekerja di Kantor PBB

Larangan Taliban mendorong PBB meminta semua staf - pria dan wanita - untuk tidak masuk kerja selama 48 jam.

Baca Selengkapnya

UGM Tembus 10 Besar Dunia Versi THE University Impact Rankings 2022

29 April 2022

UGM Tembus 10 Besar Dunia Versi THE University Impact Rankings 2022

Pada tahun ini Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil menembus posisi 10 besar dunia untuk SDG 1, yaitu No Poverty atau Tanpa Kemiskinan.

Baca Selengkapnya