Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

Reporter

Editor

Avit Hidayat

image-gnews
Seorang konservasionis dari pusat penelitian perikanan laut melepaskan hiu bambu bergaris coklat ke laut dalam upaya untuk meningkatkan populasi hiu di Rayong, Thailand, 1 Juni 2021. Para peneliti pekan lalu melepaskan 40 hiu bambu berpita coklat, berusia antara 2 dan 3 bulan, di terumbu karang buatan yang dibuat khusus pada kedalaman 18 meter (60 kaki). REUTERS/Kriengkrai Attanartwong
Seorang konservasionis dari pusat penelitian perikanan laut melepaskan hiu bambu bergaris coklat ke laut dalam upaya untuk meningkatkan populasi hiu di Rayong, Thailand, 1 Juni 2021. Para peneliti pekan lalu melepaskan 40 hiu bambu berpita coklat, berusia antara 2 dan 3 bulan, di terumbu karang buatan yang dibuat khusus pada kedalaman 18 meter (60 kaki). REUTERS/Kriengkrai Attanartwong
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Konvensi Konservasi Spesies Satwa Liar yang Bermigrasi - Perserikatan Bangsa-Banga (CMS-PBB) menerbitkan laporan ihwal situasi genting satwa yang bermigrasi. Penelitian ini dilakukan terhadap ribuan jenis satwa liar di seluruh belahan bumi.

“Laporan hari ini dengan jelas menunjukkan kepada kita bahwa aktivitas manusia membahayakan masa depan spesies yang bermigrasi,” kata Direktur Eksekutif Program Lingkungan Hidup PBB Inger Andersen seperti dikutip dari earth.com pada Senin, 12 Februari 2024.

Laporan perdana CMS-PBB ini berfokus pada 1.189 spesies hewan yang masuk dalam daftar CMS. Juga mencakup 3.000 spesies tambahan yang tidak termasuk dalam daftar CMS. Menurut Inger, PBB menemukan bahwa 44 persen spesies satwa liar di bumi yang mereka pantau mengalami penurunan populasi. 22 persen di antaranya berstatus terancam punah.

Yang lebih mengkhawatirkan, mereka mendapati 97 persen spesies ikan yang terdaftar CMS segera perlu tindakan segera. Hal ini lantaran adanya eksploitasi berlebihan dan rusaknya habitat spesies ikan. Ancaman utamanya adalah aktivitas manusia karena perburuan spesies ikan yang bermigrasi.

Tiga perempat species yang masuk daftar CMS didapati mengalami degradasi habitat. Hal ini disebabkan eksploitasi berlebihan, tak terkecuali melalui perburuan oleh manusia dan adanya kerusakan ekosistem yang tidak disengaja. Temuan ini, kata Inger, menggambarkan kerentanan habitat satwa yang mestinya penting bagi kelangsungan hidup spesies bermigrasi. Apalagi lebih dari setengah spesies didapati tidak memiliki status dilindungi.

Gambaran riset ini ditulis oleh para ilmuwan yang bekerja di Pusat Pemantauan Konservasi Dunia Program Lingkungan PBB (UNEP-WCMC) bersama BirdLife International, Zoological Society of London (ZSL), hingga Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN). Tulisan mereka bertajuk World’s Migratory Species Report yang dipublikasi pada Senin, 12 Februari 2024.

Baca: BMKG: Deforestasi Ancaman Nyata Perubahan Iklim

Di antara ribuan spesies yang diteliti tersebut, terdapat satwa Indonesia yang mengkhawirkan. CMS-PBB memasukkan empat jenis satwa asal Indonesia yakni rhinoptera javanica atau ikan pari burung dengan status terancam punah pada 2020. Kemudian chiloscyllium hasselt atau ikan hiu bambu dengan status terancam punah (2020); anguilla borneensis atau ikan sidat dengan status rentan (2018); dan ramphiculus jambu atau merpati buah dengan status mendekati terancam (2016).

Baca: Tanah Liat Memperlambat Laju Perubahan Iklim

Sekretaris Eksekutif CMS-PBB Amy Fraenkel menjelaskan bahwa satwa liar seperti burung, ikan, hingga mamalia besar, melakukan perjalanan panjang sejauh ribuan mil untuk bermigrasi. Spesies-spesies tersebut berupaya memenuhi kebutuhan siklus hidup mereka. “Terutama dalam hal berkembang biak, mencari makan, dan bertahan dari musim dingin,” kata Fraenkel.

Mirisnya, hampir semua spesies ikan, mulai dari ikan pari, hiu, dan ikan setur mengalami penurunan populasi secara drastis. Bahkan disebut, telah menghadapi ancaman kepunahan. Apalagi ditemukan eksploitasi dan perburuan ikan yang dilakukan berlebihan. Situasi ini lebih buruk dalam 30 puluh tahun terakhir dan diperburuk adanya perubahan iklim atau kerusakan bumi.

Kata Faenkel, pada akhirnya, nasib setiap spesies bergantung pada masing-masing negara yang dilintasi. Hidup matinya bergantung pada upaya negara dalam intervensi untuk melakukan penyelamatan. Sebab itu CMS-PBB menyusun panduan bagi negara-negara dalam membuat kebijakan konservasi bagi spesies bermigrasi.

Laporan itu ditutup dengan serangkaian rekomendasi untuk tindakan segera. Misalnya, mendorong negara-negara memperkuat upaya untuk memerangi eksploitasi spesies yang bermigrasi secara ilegal dan tidak berkelanjutan. Kemudian mengidentifikasi dan perlindungan habitat kritis; menangani spesies yang paling berisiko punah; dan meningkatkan upaya untuk memerangi spesies yang bermigrasi.

Baca Laporan PBB: Keadaan Spesies Migrasi Dunia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

9 jam lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menerima kunjungan kerja Menteri Luar Negeri Turkiye Hakan Fidan di Turki, 1 Mei 2024. Sumber: dokumen Kementerian Luar Negeri RI
Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel


Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

1 hari lalu

Balita Palestina Leila Jeneid, yang menderita kekurangan gizi parah, menerima perawatan di Rumah Sakit Kamal Adwan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas di Gaza di mana kekurangan makanan dan nutrisi penting telah menjadi perjuangan kolektif di daerah kantong tersebut, di Jalur Gaza utara, 26 Maret 2024. REUTERS/Osama Abu Rabee
Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara


Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.


WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

Warga Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.


Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

1 hari lalu

Suasana pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang konflik antara Israel dan Hamas di markas besar PBB di New York, AS, 16 Oktober 2023. REUTERS/Andrew Kelly
Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.


Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

2 hari lalu

Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat thermometer pengukur suhu udara di Taman Alat Cuaca BMKG Jakarta, Rabu, 11 Oktober 2023. BMKG memprediksi musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan berlangsung hingga akhir Oktober dan awal musim hujan terjadi pada awal November 2023. Tempo/Tony Hartawan
Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG


PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

2 hari lalu

Anak-anak Palestina bermain di tengah reruntuhan taman yang hancur akibat serangan militer Israel, saat Idul Fitri, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Kota Gaza 11 April 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980


Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

2 hari lalu

Seorang pria duduk di tepi kolam renang dengan latar belakang logo World Water Forum ke-10, di Jakarta pada 24 Maret 2024. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/Spt)
Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.


PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

2 hari lalu

Pria Palestina duduk di reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza utara, 22 April 2024. PkkREUTERS/Mahmoud Issa
PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.


Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/2/2024). ANTARA.
Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.