Robot Bawah Air Ungkap Misteri Es Antartika  

Reporter

Editor

Erwin prima

Selasa, 25 November 2014 15:23 WIB

Robor bawah laut, SeaBED. cnet.com

TEMPO.CO, London - Antartika adalah lingkungan yang tidak ramah dan sangat sulit disurvei. Namun, berkat robot bawah air, British Antarctic Survey, untuk pertama kalinya peneliti memperoleh peta tiga dimensi rinci beresolusi tinggi es laut tersebut, termasuk daerah-daerah yang sebelumnya terlalu sulit diakses.

Secara khusus, robot bernama SeaBED itu mengukur ketebalan es laut Antartika, yang membantu para ilmuwan mempelajari perubahan-perubahannya dalam kaitan dengan perubahan iklim. Baca: Antartika Purba Pernah Sehangat Florida

Biasanya, ketebalan es laut diukur lewat berbagai cara, seperti observasi satelit dari ruang angkasa. Cara ini dapat menyesatkan karena adanya salju di atas es. Cara lain yakni pengeboran yang dikombinasikan dengan pengamatan visual dari kapal. Cara ini terbatas karena adanya daerah es tebal yang sulit diakses.

“Menaruh AUV (robot bawah air nirawak) untuk memetakan bagian bawah es laut menantang dari sudut pandang perangkat lunak, navigasi, dan komunikasi akustik, " kata ilmuwan rekayasa Hanumant Singh dari Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI). Laboratorium ini merancang, membangun, dan mengoperasikan AUV itu, sebagaimana dikutip CNET, Senin, 24 November 2014. "Manuver dan stabilitas SeaBED membuatnya ideal untuk aplikasi ini, tempat kami melakukan pemetaan skala floe (100-1000 m) rinci.”



<!--more-->

SeaBED, yang memiliki panjang 2 meter dan berat hampir 200 kilogram, mampu mengakses lokasi-lokasi tersebut dengan melakukan perjalanan di bawah es laut dengan bantuan twin-hull dan baling-baling untuk bergerak. Ia juga memiliki trik lain: sementara sebagian besar peralatan survei kelautan menunjuk ke bawah di dasar laut, SeaBED ini dilengkapi dengan sonar ke atas untuk mensurvei es.

Alat ini dioperasikan dari jarak jauh pada kedalaman 20-30 meter dalam dua ekspedisi pada 2010 (Survei Antartika Inggris RRS James Clark Ross ) dan 2012 (RSV Aurora Australis). Ia memetakan tiga wilayah, yakni sektor Weddell, Bellingshausen, dan Wilkes Land dari Semenanjung Antartika, seluas sekitar 500.000 meter persegi atau sekitar 100 kali luas lapangan sepak bola.

"Topografi 3D dari bawah es menyediakan informasi baru yang kaya akan struktur es laut dan proses yang menciptakannya. Ini kunci untuk meningkatkan model kami, terutama dalam menampilkan perbedaan antara es laut Arktika dan Antartika," kata penulis studi Guy Williams dari Institute of Antarctic and Marine Science.

Langkah ilmuwan selanjutnya adalah melakukan survei skala besar yang dapat dibandingkan dengan survei berskala besar yang diambil oleh satelit dan pesawat. Penelitian penuhnya dapat ditemukan secara online dalam jurnal Nature Geoscience.

ERWIN Z. | CNET

Berita lain
Flickr Jual Foto dan Lukisan Berlisensi
Zomato Mendapat Dana Segar US$ 60 Juta
Oppo Segera Pasarkan Ponsel Tertipis 4,9 Milimeter
Industri Didorong Gunakan Teknologi Tiga Dimensi
Google Perbarui Gambar dengan Angle 360 Derajat

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya