Jepang Luncurkan Pemburu Asteroid  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Kamis, 4 Desember 2014 09:19 WIB

Hayabusa menyerupai kilatan terang terlihat dari Glendambo, pedalaman Australia (13/6). REUTERS/Wakayama University Institute for Education on Space

TEMPO.CO, Tokyo - Sebuah pesawat ruang angkasa Jepang telah diluncurkan dalam misi ambisius untuk membuat ledakan di asteroid dan membawa sampel batu ruang angkasa kembali ke Bumi.

Misi asteroid Hayabusa2 yang dilakukan Badan Eksplorasi Ruang Angkasa Jepang (JAXA) meluncur pada Rabu, 3 Desember 2014, dari Pusat Ruang Angkasa Tanegashimau. Jika semua berjalan lancar, pesawat ruang angkasa itu akan membawa sampel asteroid 1999 JU3 kembali ke Bumi pada akhir 2020.

Hayabusa2 adalah lanjutan dari misi Hayabusa, yang membawa sampel murni pertama dari asteroid ke Bumi pada 2010 setelah menjalankan misinya selama tujuh tahun.

Seperti pendahulunya, Hayabusa2 akan menggunakan mesin ion untuk mengejar asteroid sasaran, serta juga akan mengumpulkan sampel batuan ruang angkasa dan membawanya kembali ke lokasi pendaratan di pedalaman Australia. Tapi jika misi Hayabusa pertama hanya berhasil mengambil sejumlah kecil material asteroid, Hayabusa2 ini dirancang untuk mendapatkan lebih banyak batuan ruang angkasa.

Asteroid 1999 JU3 adalah batuan ruang angkasa karbon atau bertipe C. Batuan itu berbeda dengan asteroid Itokawa tipe S, yang dikunjungi oleh Hayabusa pertama. Para ilmuwan menduga asteroid 1999 JU3 mengandung air dan material organik.

"Mineral dan air laut yang membentuk Bumi serta material untuk kehidupan diyakini sangat terkait dengan nebula tata surya primitif di awal tata surya," tulis JAXA dalam deskripsi misi mereka.

"Jadi, kami berharap dapat memperjelas asal-usul kehidupan dengan menganalisis sampel yang diperoleh dari benda angkasa primordial, seperti asteroid ini, untuk mempelajari bahan organik dan air di sistem tata surya, dan bagaimana mereka hidup berdampingan sambil mempengaruhi satu sama lain."

Untuk mencapai asteroid 1999 JU3, Hayabusa2 akan melakukan terbang lintas Bumi pada 2015 untuk menambah kecepatan, kemudian bertemu dengan batu ruang angkasa sasarannya pada 2018. Hayabusa 2 diperkirakan akan mengorbit asteroid selama 18 bulan dan mendarat tiga kali untuk mengambil material sampel.

Sementara Hayabusa2 mempelajari asteroid 1999 JU3 dari orbitnya, JAXA akan mengerahkan tiga rover dan sebuah pendarat di Jerman bernama MASCOT, yang akan bekerja secara independen di permukaan untuk mengumpulkan informasi tentang komposisi dan sejarah asteroid.

Biaya pengembangan Hayabusa2 sekitar US$ 136,5 juta (Rp 1,67 triliun), dengan berbagai perbaikan terhadap pembawa misi pendahulunya untuk asteroid Itokawa. Hayabusa sendiri berarti Elang.

Mesin ion Hayabusa2 memiliki daya pendorong 20 persen lebih kuat dibanding Hayabusa pertama, yang diluncurkan pada 2003. Pengamatan ilmiah Hayabusa2 akan memakan waktu 18 bulan, bukan hanya tiga bulan.

Sementara desain dasarnya mirip dengan Hayabusa pertama, menurut JAXA, Hayabusa2 memiliki instrumen yang lebih canggih untuk mempelajari asteroid sasaran.

ERWIN ZACHRI | SPACE

Topik terhangat:
Golkar Pecah | Kasus Munir | Interpelasi Jokowi | Susi Pudjiastuti

Berita terpopuler lainnya:
Fosil 'Kingkong Jawa' Ditemukan di Tegal
Twitter Tambahkan Filter Foto Serupa Instagram
Hawking: Mesin Pintar Bisa Musnahkan Manusia
Alkohol Dikonsumsi Sejak 10 Juta Tahun Lalu

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya