TEMPO.CO, Walla Walla - Profesor biologi Whitman College Paul Yancey dan mahasiswanya, Anna Downing, 16 tahun, dan Chloe Weinstock, 17 tahun, telah kembali dari studi pertama di Palung Mariana menggunakan kapal riset Falkor milik Schmidt Ocean Institute.
Palung Mariana-terletak di Pasifik Barat dekat Guam-telah menjadi fokus pelayaran untuk menaklukkan Challenger Deep, tempat terdalam di Bumi. Ekspedisi ke palung itu baru-baru ini menargetkan beberapa kedalaman dan menemukan komunitas hewan yang berkembang aktif.
Ekspedisi ini membuat banyak catatan baru, termasuk sampel batuan terdalam yang pernah dikumpulkan dan penemuan spesies ikan baru di lokasi kedalaman terbesar yang pernah tercatat.
Ekspedisi Hadal Ecosystem Studies (HADES) ini berangkat dari penelitian parit laut dalam lainnya dengan sampel spektrum lingkungan yang luas dengan menggunakan lima sistem kendaraan laut dalam yang disebut pendarat pada kedalaman tertentu dari 5.000 sampai 10.600 meter (16.404 sampai 34.777 kaki).
Selain berfokus pada titik terdalam di Palung Mariana, upaya terpadu dilakukan untuk mendapatkan pemahaman interaksi yang lebih baik antara kehidupan dan proses geologi di seluruh zona hadal.
Dr Jeff Drazen, salah satu pemimpin penelitian, mengungkapkan dorongan di balik metode. "Banyak penelitian bergegas ke bagian bawah parit, tapi dari pandangan ekologi sangat terbatas. Ini seperti mencoba untuk memahami ekosistem gunung dengan hanya melihat puncaknya," ujarnya sebagaimana dikutip Sciencedaily akhir pekan lalu.
Temuan dari penelitian ini akan membantu untuk menjawab pertanyaan penting tentang habitat terbesar Bumi dan paling kurang dieksplorasi, termasuk jenis organisme yang tinggal di sana dan bagaimana kehidupan menyesuaikan dengan kondisi ekstrem, serta berapa banyak karbon di atmosfer mencapai laut dalam dan pengaruhnya terhadap rantai makanan di sana.
Spesies baru yang ditemukan dalam ekspedisi ini akan memberikan wawasan tentang adaptasi fisiologis hewan terhadap lingkungan dengan tekanan tinggi. Penelitian ini sedang dilakukan di laboratorium profesor biologi Paul Yancey di Whitman.
Di masa lalu, Yancey dan murid-muridnya, meneliti hewan dari kedalaman moderat, menemukan molekul organik tertentu yang melindungi sel-sel hewan laut dalam dari efek tekanan tinggi, yang mendistorsi protein seperti enzim. Jenis-jenis molekul pelindung juga sedang diuji untuk mengobati penyakit manusia yang disebabkan oleh protein cacat, seperti cystic fibrosis.
Selain itu, penelitiannya pada molekul pelindung pada ikan meramalkan bahwa ikan tidak akan mampu hidup di bawah sekitar 8.200 meter (27.060 kaki). Sebelum ekspedisi ini, ikan didokumentasikan terdalam adalah dari kedalaman 7.700 meter (25.410 kaki).
"Dalam penelitian baru ini, murid-murid saya, Chloe Weinstock dan Anna Downing, dan saya ingin melihat apakah molekul tersebut membantu hewan di kedalaman laut terbesar-sekitar 35.000 kaki di Palung Mariana," kata Yancey. "Dalam analisis awal amphipods yang kami dapatkan dari Palung Kermadec (33.000 kaki) musim semi lalu, Gemma Wallace dan saya menemukan molekul pelindung, scyllo-inositol, yang kebetulan sedang diuji oleh para peneliti medis untuk mengobati protein cacat yang diduga menyebabkan penyakit Alzheimer. "
Ekspedisi ini juga memecahkan beberapa catatan untuk ikan laut terdalam yang tertangkap atau terlihat pada video. Mencetak rekor di 8.143 meter (26.872 kaki) adalah snailfish, yang membuat ilmuwan tertegun ketika difilmkan beberapa kali selama percobaan dasar laut. Ikan transparan putih itu memiliki sirip seperti sayap dan ekor mirip belut, dan meluncur perlahan-lahan.
Selain itu, sampel batuan terdalam yang diperoleh dari lereng bagian dalam palung ini mewakili beberapa letusan gunung berapi paling awal dari busur Mariana Island. Batuan ini dapat memberikan informasi yang signifikan pada geologi sistem palung itu. Simak berita tekno lainnya di sini.
ERWIN Z. | SCIENCEDAILY
Berita lain
Minyak Zaitun Usia 8.000 Tahun Ditemukan di Israel
Lukisan Goa Indonesia Masuk 10 Temuan Hebat 2014
Tren Belanja Online 2015, Seperti Apa?
Ilmuwan LIPI Buat Baja Laterit
Sony Keluarkan Kamera Berbentuk Lensa
Berita terkait
BRIN Temukan Dua Spesies Burung Baru di Kalimantan Tenggara
29 Maret 2022
Pegunungan Meratus yang terisolasi dari rantai pegunungan lain di Kalimantan membentuk komunitas fauna yang unik seperti yang terlihat pada kelompok burung
Baca SelengkapnyaCecak Jarilengkung Hamidy: Spesies Baru dari Kalimantan
12 September 2021
Para peneliti berhasil menemukan spesies cecak baru di Pulau Kalimantan
Baca SelengkapnyaLIPI Temukan Spesies Baru Burung Madu di Alor, Kicaunya Khas
15 Oktober 2019
Peneliti LIPI berhasil menemukan spesies baru burung pemakan madu di Pulau Alor, NTT. Diberi nama mengikuti nama peneliti senior Dewi Prawiradilaga .
Baca SelengkapnyaBanyak Spesies Baru di Pulau Pejantan, KLHK Kirim Peneliti
9 Maret 2017
Tim Balitbang KLHK juga menemukan banyak flora dan fauna unik yang diduga spesies baru, semisal tupai tiga warna dan anggrek yang hidup di atas batu.
Baca SelengkapnyaDonald Trump Jadi Nama Ngengat, Ada Maksud Tersembunyi
18 Januari 2017
Vazrick Nazari memberi nama Donald Trump pada ngengat dengan sisik berwarna putih kekuningan di kepala.
Baca SelengkapnyaPeneliti Temukan Spesies Baru Hiu Prasejarah
5 Oktober 2016
Megalolamna paradoxodon diperkirakan hidup 20 juta tahun lalu dan kini sudah punah.
Baca SelengkapnyaSpesies Baru Laba-laba Unik Ditemukan di Brasil
18 Februari 2016
Delapan spesies baru laba-laba cambuk baru ditemukan di Brasil.
Baca SelengkapnyaHobbit yang Ditemukan di Flores Bukan Spesies Manusia?
18 Februari 2016
Penelitian terbaru ini menggunakan alat pemindai tiga dimensi berteknologi tinggi buatan Jepang.
Baca SelengkapnyaSpesies Hiu Ini Bisa Bercahaya dalam Air
4 Januari 2016
Peneliti menemukan spesies baru hiu bercahaya di dasar samudera. Mereka menyebutnya hiu ninja karena warna tubuhnya hitam pekat.
Baca SelengkapnyaLIPI Temukan 14 Spesies Baru Flora dan Fauna Pulau Enggano
16 November 2015
LIPI telah mengidentifikasi 14 spesies flora dan fauna baru selama Ekspedisi Widya Nusantara 2015 di Pulau Enggano, Bengkulu.
Baca Selengkapnya