Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hobbit yang Ditemukan di Flores Bukan Spesies Manusia?

Editor

Suseno TNR

image-gnews
Homo floresiensis. Livescience.com
Homo floresiensis. Livescience.com
Iklan

TEMPO.COParis - Penelitian terbaru yang dilakukan sekelompok ilmuwan Prancis menyebutkan hobbit atau makhluk kecil yang ditemukan di Indoneisa bukan ras manusia. Kerangka berusia 15 ribu tahun dengan badan setinggi 100 cm dan berat hanya 25 kilogram itu ditemukan di sebuah gua di Manggarai, Pulau Flores. Selanjutnya, para peneliti menyebut temuan itu sebagai Homo Floresiensis, sedangkan media menamakan "hobbit" pada 2003.

Penemuan ini menimbulkan perdebatan di kalangan arkeolog. Satu kelompok ilmuwan mengatakan Homo Floresiensis itu adalah keturunan dari Homo Erectus, generasi terakhir pada jalur evolusi yang menghasilkan manusia modern. Homo Erectus diperkirakan sudah punah sekitar 70 ribu tahun yang lalu.

Sedangkan kelompok lain menganggap hobbit adalah ras manusia yang memiliki kelainan genetik. Dengan kepala kecil, mereka memiliki otak seukuran bola kasti layaknya kera. Kelainan itu diduga semacam microcephaly, suatu kondisi yang berkembang sebagai akibat dari kurangnya yodium dalam makanan.

Namun sebuah penelitian terbaru memberikan kesimpulan berbeda. Penelitian ini menggunakan alat pemindai tiga dimensi berteknologi tinggi buatan Jepang. "Ada banyak informasi yang terkandung dalam lapisan tulang tengkorak, dan tidak satu pun yang menunjukkan karakteristik dari spesies manusia," kata Antoine Balzeau, ilmuwan di Museum Sejarah Alam Prancis dan penulis utama makalah yang baru diterbitkan di Journal of Human Evolution.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penemuan ini bisa mengakhiri salah satu argumen yang paling panas dalam antropologi. Namun itu akan membuka babak baru tentang pertanyaan apakah spesimen itu diturunkan dari spesies lain yang sudah diketahui, atau berasal dari tempat lain yang sama sekali asing, dan dari mana mereka berasal.

RT NEWS | INDEPENDENT | YON DEMA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Temukan Dua Spesies Burung Baru di Kalimantan Tenggara

29 Maret 2022

Cyornis kadayangensis (Sikatan Kadayang) dan Zosterops meratusensis (Kacamata Meratus) adalah dua spesies burung baru yang ditemukan. Penemuan tersebut dimulai dari penelitian yang dilakukan sejak tahun 2016. Upaya pendeskripsian yang dilakukan oleh tim peneliti di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan mitra internasional akhirnya berhasil dipublikasikan tahun 2022.
BRIN Temukan Dua Spesies Burung Baru di Kalimantan Tenggara

Pegunungan Meratus yang terisolasi dari rantai pegunungan lain di Kalimantan membentuk komunitas fauna yang unik seperti yang terlihat pada kelompok burung


Cecak Jarilengkung Hamidy: Spesies Baru dari Kalimantan

12 September 2021

Cecak Jarilengkung Hamidyi (Crytodactilus Hamidyi) spesies cecak yang baru ditemukan di Pulau Kalimantan. Foto: Instagram/lipiindonesia
Cecak Jarilengkung Hamidy: Spesies Baru dari Kalimantan

Para peneliti berhasil menemukan spesies cecak baru di Pulau Kalimantan


LIPI Temukan Spesies Baru Burung Madu di Alor, Kicaunya Khas

15 Oktober 2019

Myzomela prawiradilagae., spesies baru burung pemakan madu yang ditemukan LIPI di Pula Alor NTT, Oktober 2019. (twitter/klhk)
LIPI Temukan Spesies Baru Burung Madu di Alor, Kicaunya Khas

Peneliti LIPI berhasil menemukan spesies baru burung pemakan madu di Pulau Alor, NTT. Diberi nama mengikuti nama peneliti senior Dewi Prawiradilaga .


Banyak Spesies Baru di Pulau Pejantan, KLHK Kirim Peneliti

9 Maret 2017

Seekor kupu-kupu harimau bertengger di atas daun, di Indonesia terdapat berbagai jenis kupu-kupu. Di pulau Jawa dan Bali saja, terdapat 600 jenis spesies kupu-kupu. London, Inggris, 31 Maret 2015. Carl Court / Getty Images
Banyak Spesies Baru di Pulau Pejantan, KLHK Kirim Peneliti

Tim Balitbang KLHK juga menemukan banyak flora dan fauna unik yang diduga spesies baru, semisal tupai tiga warna dan anggrek yang hidup di atas batu.


Donald Trump Jadi Nama Ngengat, Ada Maksud Tersembunyi

18 Januari 2017

Neopalpa donaldtrumpi. nbcnews.com
Donald Trump Jadi Nama Ngengat, Ada Maksud Tersembunyi

Vazrick Nazari memberi nama Donald Trump pada ngengat dengan sisik berwarna putih kekuningan di kepala.


Peneliti Temukan Spesies Baru Hiu Prasejarah

5 Oktober 2016

Gigi spesies hiu prasejarah Megalolamna paradoxodon, sepanjang 5 cm. Livescience.com/Kenshu Shimada
Peneliti Temukan Spesies Baru Hiu Prasejarah

Megalolamna paradoxodon diperkirakan hidup 20 juta tahun lalu dan kini sudah punah.


Spesies Baru Laba-laba Unik Ditemukan di Brasil  

18 Februari 2016

Foto udara hutan hujan Amazon (kanan), berbatasan dengan lahan gundul yang disiapkan untuk penanaman kedelai di Mato Grosso, Brasil, 4 Oktober 2015. Brasil akan memecahkan rekor menghasilkan 97.800.000 ton kedelai pada periode 2015/16, naik sebesar 3,2 persen dibandingkan dengan 2014/15. Pemerintah Brasil telah membuat komitmen untuk mengurangi deforestasi di Amazon hingga sebesar 80 persen pada 2020. REUTERS/Paulo Whitaker
Spesies Baru Laba-laba Unik Ditemukan di Brasil  

Delapan spesies baru laba-laba cambuk baru ditemukan di Brasil.


Spesies Hiu Ini Bisa Bercahaya dalam Air  

4 Januari 2016

Hiu termasuk di dalam ordo superordo Selachimorpha, selain itu hiu bernafas menggunakan 5 insang. Hiu termasuk predator yang ditakuti, karena kemampuan menyerang mangsa menggunakan gigi tajam. Florida, Amerika, 5 April 2015. Dailymail
Spesies Hiu Ini Bisa Bercahaya dalam Air  

Peneliti menemukan spesies baru hiu bercahaya di dasar samudera. Mereka menyebutnya hiu ninja karena warna tubuhnya hitam pekat.


LIPI Temukan 14 Spesies Baru Flora dan Fauna Pulau Enggano  

16 November 2015

Pulau Enggano. TEMPO/Arie Basuki
LIPI Temukan 14 Spesies Baru Flora dan Fauna Pulau Enggano  

LIPI telah mengidentifikasi 14 spesies flora dan fauna baru selama Ekspedisi Widya Nusantara 2015 di Pulau Enggano, Bengkulu.


Tikus Hidung Babi Ditemukan di Sulawesi

7 Oktober 2015

Ilmuwan menemukan spesies tikus baru asal Sulawesi yang diberi nama Hyorhinomys stuempkei. www.theguardian.com
Tikus Hidung Babi Ditemukan di Sulawesi

Hidung besar tikus asal Sulawesi ini datar dan berwarna merahmuda seperti hidung babi. Lubang hidungnya menghadap ke depan.