Antara Bahasa Manusia dan Cuitan Burung  

Reporter

Rabu, 7 Januari 2015 16:59 WIB

Burung camar menari di Qingdao, Shandong, Cina, 21 Desember 2014. Sekumpulan camar berkumpul di kota Qingdao Cina timur untuk berlindung dari musim dingin. ChinaFotoPress/ChinaFotoPress via Getty Images

TEMPO.CO, Carolina Utara – Nyanyian burung pipit rawa, burung berdada abu-abu yang sering ditemui di lahan basah Amerika Utara, sering terdengar merdu sederhana. Para burung itu pun sering mengulangi cuitan mereka. “Nyanyian mereka terdengar layaknya peluit polisi yang harmonis,” kata ahli biologi dari Duke University, Stephen Nowicki.

Menurut Nowicki, burung pipit rawa mampu memproses huruf-huruf yang dikenal manusia ke dalam lagu-lagu sederhana. Studi ini diterbitkan dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences. Dalam jurnal tersebut, Nowicki dan Roberth Lachlan mencari tahu apakah aspek umum dari pemahaman lisan manusia (partial phonemic) ditemukan pada burung juga.

Bahasa manusia, kata Nowicki seperti dikutip dari Sciencedaily, Rabu, 7 Januari 2015, mampu menciptakan rasa dan nuansa yang mungkin tak terbatas. Untuk mencari tahu hal ini dalam “bahasa” burung pipit rawa, dia dan Lachlan merekam 206 cuitan dari seekor pipit rawa jantan di dekat Danau Pymatuning di Pennsylvania.

Ratusan rekaman cuitan tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode statistik. Hasilnya menunjukkan bahwa suku kata pendek seperti bahasa manusia dihasilkan berulang kali pada tiap lagu. (Baca: Pencemaran Ubah Nyanyian Burung)

Dalam percobaan lain, para peneliti mengajak “berbincang” burung pipit rawa tersebut menggunakan sebuah rekaman pidato seorang laki-laki. Tak disangka, ternyata si pipit rawa memberikan respons yang memiliki nuansa sama melalui cuitan.

Nowicki mengatakan studi ini merupakan bagian dari penelitian yang lebih besar. “Penelitian mayornya bertujuan untuk memahami bagaimana bahasa muncul pada manusia,” ujarnya. Dia berasumsi, ada hubungan antara bahasa manusia dan suara hewan.

Bahasa manusia mengacu pada satu set kompleks keterampilan kognitif, seperti yang ditemukan dari seorang penyanyi. Namun kenyataan itu saja tidak sepenuhnya mengejutkan para ilmuwan, terutama mengingat penelitian yang dipimpin Erich Jarvis. Peneliti dari Duke University ini mengungkapkan bahwa penyanyi dan bahasa manusia bergantung pada gen di dalam tubuhnya.

Yang menarik dari penelitian Nowicki yakni kemampuan memahami suara pidato yang berbeda pada tiap manusia. Aspek semantik dan sintaksis, menurut dia, bisa jadi faktor pembeda.

SCIENCEDAILY | AMRI MAHBUB



Baca Juga:

ROV, Si Robot Pencari Air Asia QZ8501
Cari Kotak Hitam AirAsia, Ini Andalan Baruna Jaya
Begini Cara Memanen Listrik dari Kipas












Advertising
Advertising

Berita terkait

Kemdikbudristek Sebut 11 Bahasa Daerah Punah, Apa Penyebab dan Dampaknya?

57 hari lalu

Kemdikbudristek Sebut 11 Bahasa Daerah Punah, Apa Penyebab dan Dampaknya?

Sebanyak 11 bahasa daerah dinyatakan punah, 19 lainnya terancam punah. Guru besar Unair menjelaskan penyebab, dampak, dan upaya mencegahnya.

Baca Selengkapnya

5 Bahasa Tubuh dan Maknanya. Seperti Apa Orang yang Percaya Diri?

31 Oktober 2017

5 Bahasa Tubuh dan Maknanya. Seperti Apa Orang yang Percaya Diri?

Tanpa kita sadari, bahasa tubuh seseorang bisa menjadi cermin karakternya.

Baca Selengkapnya

Sumpah Pemuda, Anies: Siswa di DKI Idealnya Belajar Bahasa Daerah

30 Oktober 2017

Sumpah Pemuda, Anies: Siswa di DKI Idealnya Belajar Bahasa Daerah

Dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda 2017, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, idealnya, siswa di DKI juga belajar bahasa daerah.

Baca Selengkapnya

Ada Aturan Wajib Gunakan Bahasa Indonesia di Sumut

26 Oktober 2017

Ada Aturan Wajib Gunakan Bahasa Indonesia di Sumut

Aturan dalam bentuk Perda baru di Sumut itu mewajibkan warga Sumut menggunakan Bahasa Indonesia di tempat umum.

Baca Selengkapnya

Hadapi Era Globalisasi, Bahasa Inggris Adalah Keharusan

26 Oktober 2017

Hadapi Era Globalisasi, Bahasa Inggris Adalah Keharusan

Belajar bahasa Inggris semakin diperlukan di era global, terutama di kota besar seperti Jakarta

Baca Selengkapnya

Hasil Penelitian, 7 Bahasa Daerah di Maluku Punah, 22 Terancam

29 Agustus 2017

Hasil Penelitian, 7 Bahasa Daerah di Maluku Punah, 22 Terancam

Potensi punahnya bahasa daerah juga disebabkan adanya pergeseran nilai-nilai budaya di masyarakat.

Baca Selengkapnya

3 Bahasa Asing yang Dianggap Sulit Dipelajari

4 Mei 2017

3 Bahasa Asing yang Dianggap Sulit Dipelajari

Apa saja tiga bahasa asing yang dianggap paling sulit itu?

Baca Selengkapnya

Using Banyuwangi Masuk Bahasa Jawa atau Bukan?  

2 Februari 2017

Using Banyuwangi Masuk Bahasa Jawa atau Bukan?  

Ketua Yayasan Kebudayaan Rancage Rahmat Taufiq Hidayat mengatakan karya sastra berbahasa Using masih menjadi perdebatan. Masuk bahasa Jawa atau bukan?

Baca Selengkapnya

Kapan Waktu yang Tepat Belajar Bahasa Inggris?

31 Januari 2017

Kapan Waktu yang Tepat Belajar Bahasa Inggris?

Konon, belajar bahasa Inggris itu lebih baik sejak balita. Fakta atau mitos?

Baca Selengkapnya

Keunikan Kemampuan Sinestesia: Bisa 'Mendengar' Warna  

10 Januari 2017

Keunikan Kemampuan Sinestesia: Bisa 'Mendengar' Warna  

Orang-orang yang bisa berbahasa asing dapat melihat warna tertentu saat mendengarkan musik, atau menyaksikan huruf-huruf dalam warna spesifik.

Baca Selengkapnya