Monyet Juga Punya Kesadaran Diri?  

Reporter

Senin, 12 Januari 2015 10:01 WIB

Seekor monyet ekor panjang memeriksa botol minuman yang disediakan oleh warga untuk memeriahkan Festival Monkey Buffet di kuil Pra Prang Sam Yot di Lopburi, Bangkok, Thailand, 30 November 2014. REUTERS

TEMPO.CO, Beijing - Manusia memiliki kesadaran terhadap diri sendiri. Ternyata begitu juga simpanse, lumba-lumba, gajah Asia, dan burung gagak. (Baca: Monyet Penelitian Tewas, Harvard Didenda US$ 24 Ribu)

Sekelompok peneliti memaparkan hasil penelitian mereka melatih monyet rhesus belajar mengenali refleksi mereka di cermin. Di Indonesia, monyet jenis ini sering digunakan dalam pertunjukan topeng monyet.

"Ternyata otak monyet memiliki bagian yang dapat menyadari diri mereka," kata Neng Gong, seorang ilmuwan saraf di Chinese Academy of Sciences di Beijing, seperti dikutip dari Livescience, Senin, 12 Januari 2015.

Gong mengatakan bagian tersebut perlu dilatih supaya kesadaran muncul pada diri seekor monyet. Bersama beberapa rekannya, Gong menerbitan studi ini dalam jurnal Current Biology. (Baca: Yayasan Kehati Dukung Jokowi Soal Topeng Monyet)

Pada diri manusia, tulis Gong dalam jurnal, cerminan diri sendiri merupakan tanda empati. Jika hal tersebut ditemukan pada diri seekor monyet, berarti monyet memiliki implikasi penting. Kesadaran atas diri sendiri yang dimiliki manusia dianggap sebagai tanda empati, sehingga menemukan hal itu pada monyet berarti memiliki implikasi penting. Dalam studi ini, tim peneliti menempatkan tujuh monyet di depan cermin.

Mereka juga memancarkan sinar laser bertenaga tinggi dan rendah langsung ke wajah monyet-monyet tersebut. Memang, laser tersebut menyebabkan iritasi ringan pada wajah monyet. Setelah 2-5 pekan, para keluarga kera tersebut diajarkan menyentuh bagian luka itu di depan cermin. (Baca: Lumba-Lumba, Monyet dan Gajah Punya Memori Kuat)

Dalam eksperimen tersebut, para peneliti menunjukkan video mereka yang sudah diberikan luka secara virtual. Monyet-monyet tersebut pun menyentuh titik luka itu. Para peneliti menyimpulkan bahwa hewan ini menyadari luka virtual yang ada pada wajah mereka.

Menurut Gordon Gallop Jr, seorang psikolog dari State University of New York di Alban, yang tak terlibat penelitian, kesadaran akan titik luka tersebut merupakan ukuran seekor binatang memiliki kesadaran terhadap diri sendiri.

"Kemampuan kesadaran diri dari seekor monyet berlangsung setidaknya selama satu tahun," kata Gong. "Monyet memang tak dilatih lebih lanjut." Terlebih, monyet tak bisa belajar kemampuan dari monyet lainnya. (Baca: Monyet Dapat Tertawa dan Meniru Ekspresi Rekannya)

Pada diri manusia, kesadaran terhadap diri sendiri dianggap sebagai ciri empati, yang diduga melibatkan mekanisme otak. Jika monyet bisa dilatih untuk mengembangkan mekanisme ini, Gong berpendapat, mungkin monyet bisa memiliki kapasitas mental untuk berempati.

Para peneliti mencatat temuan ini dapat memberikan harapan bagi orang-orang cacat mental, yang kadang-kadang tidak dapat mengenali diri mereka di cermin. "Seperti penderita Alzheimer," ujar Gong. Dengan sedikit pelatihan, kata dia, para penderita Alzheimer dapat menyadari kembali keberadaan diri mereka di cermin. (Baca: Mamalia Monogami Bukan Karena Romantis)

AMRI MAHBUB | LIVESCIENCE








Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya