TEMPO.CO, Beijing - Manusia memiliki kesadaran terhadap diri sendiri. Ternyata begitu juga simpanse, lumba-lumba, gajah Asia, dan burung gagak. (Baca: Monyet Penelitian Tewas, Harvard Didenda US$ 24 Ribu)
Sekelompok peneliti memaparkan hasil penelitian mereka melatih monyet rhesus belajar mengenali refleksi mereka di cermin. Di Indonesia, monyet jenis ini sering digunakan dalam pertunjukan topeng monyet.
"Ternyata otak monyet memiliki bagian yang dapat menyadari diri mereka," kata Neng Gong, seorang ilmuwan saraf di Chinese Academy of Sciences di Beijing, seperti dikutip dari Livescience, Senin, 12 Januari 2015.
Gong mengatakan bagian tersebut perlu dilatih supaya kesadaran muncul pada diri seekor monyet. Bersama beberapa rekannya, Gong menerbitan studi ini dalam jurnal Current Biology. (Baca: Yayasan Kehati Dukung Jokowi Soal Topeng Monyet)
Pada diri manusia, tulis Gong dalam jurnal, cerminan diri sendiri merupakan tanda empati. Jika hal tersebut ditemukan pada diri seekor monyet, berarti monyet memiliki implikasi penting. Kesadaran atas diri sendiri yang dimiliki manusia dianggap sebagai tanda empati, sehingga menemukan hal itu pada monyet berarti memiliki implikasi penting. Dalam studi ini, tim peneliti menempatkan tujuh monyet di depan cermin.
Mereka juga memancarkan sinar laser bertenaga tinggi dan rendah langsung ke wajah monyet-monyet tersebut. Memang, laser tersebut menyebabkan iritasi ringan pada wajah monyet. Setelah 2-5 pekan, para keluarga kera tersebut diajarkan menyentuh bagian luka itu di depan cermin. (Baca: Lumba-Lumba, Monyet dan Gajah Punya Memori Kuat)
Dalam eksperimen tersebut, para peneliti menunjukkan video mereka yang sudah diberikan luka secara virtual. Monyet-monyet tersebut pun menyentuh titik luka itu. Para peneliti menyimpulkan bahwa hewan ini menyadari luka virtual yang ada pada wajah mereka.
Menurut Gordon Gallop Jr, seorang psikolog dari State University of New York di Alban, yang tak terlibat penelitian, kesadaran akan titik luka tersebut merupakan ukuran seekor binatang memiliki kesadaran terhadap diri sendiri.
"Kemampuan kesadaran diri dari seekor monyet berlangsung setidaknya selama satu tahun," kata Gong. "Monyet memang tak dilatih lebih lanjut." Terlebih, monyet tak bisa belajar kemampuan dari monyet lainnya. (Baca: Monyet Dapat Tertawa dan Meniru Ekspresi Rekannya)
Pada diri manusia, kesadaran terhadap diri sendiri dianggap sebagai ciri empati, yang diduga melibatkan mekanisme otak. Jika monyet bisa dilatih untuk mengembangkan mekanisme ini, Gong berpendapat, mungkin monyet bisa memiliki kapasitas mental untuk berempati.
Para peneliti mencatat temuan ini dapat memberikan harapan bagi orang-orang cacat mental, yang kadang-kadang tidak dapat mengenali diri mereka di cermin. "Seperti penderita Alzheimer," ujar Gong. Dengan sedikit pelatihan, kata dia, para penderita Alzheimer dapat menyadari kembali keberadaan diri mereka di cermin. (Baca: Mamalia Monogami Bukan Karena Romantis)
AMRI MAHBUB | LIVESCIENCE
Supermanusia di CES 2015
Ini Hal-hal Ajaib dan Baru di CES 2015
Penis Kadal Mengembang 6 Kali Lebih Cepat
Logam Legenda dari Yunani Ditemukan di Sisilia
Pria Ini Kembali Sadar Setelah Dua Tahun 'Terdiam'