Tragis: Hiu Paiton Terluka Parah, Stres, Lalu Mati

Reporter

Kamis, 12 Februari 2015 06:34 WIB

Ikan Hiu Paus yang terjebak di kanal PLTU Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, 11 Februari 2015. (JAAN/mongabay.co.id)

TEMPO.CO, Jakarta -Probolinggo - Tim Forensik Veteriner telah melakukan observasi post mortem hiu paus yang ditemukan mati pada Selasa 10 Februari 2015 di kanal PLTU Paiton. Observasi ini dilakukan tim forensik veteriner yang berjumlah tiga orang yakni relawan WWF Indonesia, dokter hewan Dewa Ayu Putu Ari; Marine Species Conservation Coordinator WWF Indonesia, dokter hewan Dwi Suprapti, serta asisten forensik dari FKH Universitas Airlangga, M Hadi Sutrisno.

Dwi Suprapti mengatakan, tim menemukan luka sayatan berukuran 4 sentimeter dan memanjang ke dalam 27 sentimeter pada bagian atas tubuhnya dekat insang. Luka akibat benda tajam cukup dalam hingga menembus tulang. "Benda tajamnya apa kami tidak mengetahui," kata Dwi di Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Rabu sore, 11 Februari 2015.

Ditemukan juga luka sayatan pada bagian perutnya tetapi tidak sedalam yang terjadi pada luka yang pertama. "Diduga kejadiannya berbeda antara luka sayatan pertama dan kedua ini," katanya. Temuan yang ketiga adalah ada luka seperti benjolan di dekat mulutnya. "Tidak tahu benjolan apa. Kami akan lakukan nekropsi untuk mengetahui penyebab dari abses ini," kata Dwi.

Temuan kempat adalah terdapat jamur pada bagian dekat luka. "Apakah jamur yang memperparah luka atau sesuatu yang lain, kami sudah mengambil sampelnya untuk dilihat di laboratorium," ujarnya. Dwi juga mengatakan ada aroma menyengat akibat telah melewati fase rigor mortis.

Dari observasi itu, tim forensik berkesimpulan kalau satwa telah mati lebih dari 8 jam. Terjebak dalam waktu lama sejak 31 Januari 2015, kata Dwi, menyebabkan tingkat stres yang tinggi yang mempengaruhi imunitas. Selain itu, luka diakibatkan benda tajam, kata Dwi, mendukung terjadinya infeksi yang mempengaruhi penurunan imunitas.

"Untuk meneguhkan kesimpulan, kami melakukan nekropsi dan uji histopatologi untuk memperoleh diagnosis lebih lanjut," katanya.

Hiu Paus dengan nama latin Rhincodon typus itu terjebak sekitar 10 hari kanal intake PLTU Paiton dan mati pada 10 Februari 2015 berjenis kelamin jantan. Pada warna kulit ada pigmentasi keabuan berbintik putih pada bagian atas dan pigmentasi merah muda di sebagian tubuh bawah. Ekor atau fin tegak vertikal dan terdapat cacat bekas luka di ujungnya. Usia juvenil dengan panjang 6,3 meter. Lingkar tubuh atas 173 sentimeter, lingkar tubuh tengah 107,5 sentimeter dan lingkar tubuh bawah 67 sentimeter. Bobot hiu paus ini sekitar 6 ton.

DAVID PRIYASIDHARTA

Berita terkait

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan

Baca Selengkapnya

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.

Baca Selengkapnya

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.

Baca Selengkapnya