Ternyata Afrika Pernah Lembap  

Reporter

Jumat, 27 Februari 2015 18:27 WIB

Pemandangan kota Huacachina, Peru, dari atas bukit pasir yang mengelilinginya. Kota ini menjadi destinasi wisata yang cukup populer di Amerika Latin, meski berada di tengah gurun namun kota ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti hotel, toko-toko kuno dan bahkan sebuah perpustakaan di dekat danau yang berada di tengah-tengah kota. (dailymail)

TEMPO.CO, Arizona – Dengan mempelajari hasil sedimentasi Danau Bosumstwi, Ghana, 20 ribu tahun terakhir, para ilmuwan mengungkap perubahan iklim mendadak dan perubahan pola cuaca. Para ilmuwan dari Northern Arizona University menerbitkan hasil analisis tersebut dalam sebuah makalah di jurnal Nature Geoscience.

“Afrika ternyata dulu pernah menjadi daerah yang lembap,” kata Nicholas McKay, anggota penelitian, seperti dikutip dari Livescience. Danau Bosumstwi terbentuk atas benturan meteor dengan bumi.

Sampel danau diperoleh dari hasil pengeboran di kedalaman seribu kaki di bawah danau. Dari pengeboran tersebut, para peneliti mengungkap rentang umur sampai satu juta tahun. Tapi, para peneliti hanya berfokus pada umur 20 ribu tahun terakhir.

Jurnal McKay menggambarkan bagaimana lanskap Afrika berubah dari lingkungan yang lembap menjadi kering seperti sekarang ini. Penelitian di Gurun Sahara sebelumnya menunjukkan proses transisi tersebut terjadi pada rentang 5.000-6.000 tahun lalu. Analisis Danau Bosumtwi mengungkap kondisi lembap bertahan sampai 3.000 tahun lalu.

“Meskipun perubahan kondisi lanskap terjadi dalam skala besar, perubahan di daerah utara dan selatan terjadi secara bertahap,” tulis McKay dan timnya. McKay menyebutkan perubahan lanskap dan iklim di Afrika sangat kompleks. Tapi hal itu tak menutup kemungkinan bagi tim untuk menganalisis perubahan iklim pada masa depan.

SCIENCEDAILY | AMRI MAHBUB

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

33 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya