Di Paris, Ratusan Jenazah Terkubur di Bawah Supermarket  

Reporter

Jumat, 6 Maret 2015 13:43 WIB

Peneliti dari Balai Arkeologi Denpasar, membersihkan tanah di sekitar penemuan Sarkopagus dan rangka manusia dari zaman prasejarah di Desa Keramas, Gianyar, Bali, Sabtu (28/8). Peti mati berserta kerangka manusia itu diperkirakan peninggalan budaya pada jaman megalitik yaitu sekitar 1.500-2.500 tahun yang lalu dan peneliti telah berhasil menyelamatkan 16 sarkopagus beserta beberapa rangka manusia di kawasan itu sejak tahun 2009 . ANTARA/Nyoman Budhiana

TEMPO.CO, Paris - Baru-baru ini lebih dari 200 kerangka manusia ditemukan tepat di supermarket Monoprix Reamur-Sebastopol, Paris, Prancis. Setelah diselidiki, ternyata lahan yang dipakai supermarket tersebut merupakan lokasi pemakaman kuno yang didirikan pada abad ke-13.

Meskipun belum jelas penyebab kematian orang-orang tersebut, artefak yang ditemukan bersama kerangka disinyalir bisa menjelaskan riwayat hidup manusia saat itu. "Riwayat penyakit juga bisa diungkap," tulis Livescience dalam laman web-nya.

Pemakaman ditemukan saat renovasi ruang bawah tanah supermarket. Saat para pekerja mulai menggali lantai basement, mereka dikejutkan dengan penemuan banyak kerangka yang tersusun rapi.

Sebelumnya, situs ini juga pernah menjadi lokasi Rumah Sakit Trinity yang didirikan pada tahun 1202 oleh dua orang bangsawan Jerman. Selain digunakan untuk merawat pasien, menurut laporan tahun 1983 yang diterbitkan French History on the History of Medicine, rumah sakit ini juga digunakan sebagai tempat beristirahat para peziarah.

Menurut laporan yang sama, pada 1353, selama puncak wabah Black Death, pihak rumah sakit juga membuka sebuah pemakaman. Selama periode wabah, ratusan orang tewas setiap hari sampai Hotel-Dieu de Paris dijadikan tempat penyimpanan mayat sebelum dikubur atau dibakar karena bangunan rumah sakit tak mampu lagi menyimpan mayat sekaligus jenazah itu.

Pada 1500-an, Rumah Sakit Trinity dikonversi menjadi pusat pelatihan anak-anak kecil dan perempuan. Dua abad setelahnya, tahun 1700, pusat pelatihan tersebut rusak. Selama Revolusi Prancis, bangunan rumah sakit hancur dan struktur yang tersisa dijadikan kandang hewan oleh para peternak setempat.

Sejauh ini, para arkeolog sudah menemukan delapan kuburan massal di beberapa titik situs. Tujuh titik di antaranya menyimpan 5-20 kerangka manusia.

Di dalam pemakaman, kerangka tersebut tersusun rapi. Jenis kelamin pun terpisah antara laki-laki dan perempuan, juga muda dan tua. Namun tidak ada satu pun yang menunjukkan gejala cedera.

Tim arkeolog berencana menghitung isotop karbon untuk memperkirakan waktu meninggalnya orang-orang yang dikuburkan. Dengan menggabungkan data tersebut, teks-teks kuno, dan peta Medieval Kota Paris, para peneliti berharap dapat mengungkap kapan dan kenapa orang-orang tersebut tewas.

LIVESCIENCE | AMRI MAHBUB

Berita terkait

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

21 hari lalu

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

40 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

41 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

45 hari lalu

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.

Baca Selengkapnya

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

45 hari lalu

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

46 hari lalu

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

4 Maret 2024

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi

Baca Selengkapnya

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya