Gunung Es Sebesar Negara Ini Sedang Bergeser

Reporter

Senin, 30 Maret 2015 12:58 WIB

Sekitar 30 juta ton es gletser terguncang akibat gempa bumi berkekuatan 6,3 skala richter yang melanda Selandia Baru. AP/NZPA, Denis Callesen

TEMPO.CO, Quebec - Sebuah gunung es sedang bergerak di sepanjang garis pantai Antartika. Tumpukan es raksasa ini dapat menutupi sebuah daerah dengan amat dalam. Arus dingin laut semakin mendorong pergerakan bongkah es tersebut.

Satu hal yang bikin menakutkan ialah ukuran gunung es ini yang menyamai ukuran negara-negara kecil di Eropa, seperti Rumania dan Luxemburg. Dilepaskan oleh patahan gletser, gunung es raksasa ini mengganggu polynya, pabrik es alami di Samudera Antartika.

Tiap tahun perairan terbuka polynya menerima angin dingin untuk membekukan air laut yang asin menjadi es padat. Arus beku bawah laut polynya itu bernama arus bawah laut antartika. "Penggerak utama sirkulasi arus di Samudera Antartika," kata anggota penelitian Guillame Masse, pakar paleoklimatologi dari University of Laval, Quebec, Kanada, seperti dikutip dari Live Science.

Masse dan rekan-rekan penelitiannya mempelajari sejarah dari salah satu polynya paling penting di Antartika yang berada di dekat Gletser Mertz, sebelah timur Antartika. Mengutip penelitian sebelumnya, sekitar seperempat arus dingin berasal dari polynya ini. Sedangkan temuannya ini dipubikasikan pada jurnal Nature Communications edisi 24 Maret 2015.

Berangkat dari studi awal tersebut, Masse dan tim menganalisis fosil mikroskopis plankton dan melacak sedimen geokimia dasar laut. Dari kedua hal itu, kata dia, para peneliti bisa menentukan apakah polynya tertutup atau bebas es. "Plankton dapat menguak permukaan laut yang tertahan es."

Gletser Mertz, kata Masse, membentang jauh ke samudera dan melindungi polynya dari arus permukaan panjang. Namun, perlidungan tersebut hanya berlangsung sampai 2010. Perlindungan itu semakin memudar setelah gunung es seukuran negara Luxemburg memutus dan menghanyutkan gletser sehingga menutup polynya di sebelahnya.

Ternyata, peluncuran es dari Gletser Mertz telah terjadi selama 250 tahun terakhir. Es meluncur setiap 70 tahun sekali. "Ini dapat memprediksi arah arus polynya ke depannya," kata Filipina Campagne, penulis utama studi yang juga mahasiswa pascasarjana jurusan paleoklimatologi di University of Bordeaux, Prancis.

Ketika Gleter Mertz meluncurkan salah satu gunung es seukuran negara, gumpalan es raksasa yang terapung itu mengganggu produksi es di polynya dan menutup arus dingin. Beruntungnya, menurut dia, dataran es bawah air (plateau) yang disebut Mertz Bank bertindak seperti palang pintu, melambatkan peluncurkan gletser. Terjebak di Mertz Bank, akhirnya gletser retak dengan sendirinya karena tekanan dari dalam.

Meski ada perlambatan dari Mertz Bank, daerah perairan terbuka di barat Gletser Mertz itu sudah kepalang berkurang. Ukurannya kini lebih kecil dibandingkan pada 2010. Perairan ini, menurut penelitian Campagne dan Massé, sudah kepalang tersumbat es laut dalam waktu yang lama. Tempat ini pun pernah mengurung dua kapal pemecah es, Akademik Shokalskiy and the Xue Long, pada Januari 2014 lalu.

Tak hanya itu, kata Campagne, matinya arus bawah laut antartika juga dapat menggeser rantai makanan lokal. Musababnya, hal tersebut mempengaruhi tumbuh-kembang plankton. Para ilmuwan dari Australia sedang mempelajari dampak lahirnya es di polynya tersebut terhadap spesies setempat, termasuk koloni penguin.

Menurut jurnal Campagne, setidaknya dibutuhkan waktu sekitar 40 tahun untuk mengembalikan sistem polynya seperti semula. "Jika tidak dibetulkan akan berdampak besar pada lingkungan," ujarnya. Tanpa perlindungan dari lidah gletser yang panjang, pabrik es polynya menutup gletser secara massal. Gletser Mertz kini sedang bergerak sejauh 1,1 kilometer tiap tahunnya.

LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya