Berapa Lama untuk Sampai ke Inti Bumi?  

Reporter

Rabu, 1 April 2015 15:01 WIB

Stasiun Luar Angkasa Internasional ISS saat mengorbit di ketinggian 354 Km di atas Bumi pada 2011 lalu. (AP Photo/NASA, Paolo Nespoli)

TEMPO.CO, Montreal - Butuh waktu berapa lama untuk jatuh ke inti bumi atau sampai ke sisi lain planet biru ini? Salah satu skenario yang sering disajikan di kelas pengantar fisika adalah melalui "terowongan gravitasi". Lapisan tanah dibor untuk membangun terowongan dari satu sisi ke sisi lain melalui inti bumi.

Setelah terowongan berhasil dibuat, waktu yang diperlukan sekitar 42 menit dan 12 detik. Namun, asumsi yang dicetuskan pada 1966 ini mengabaikan cara pengeboran lubang sepanjang 12.742 kilometer. Pembuatan terowongan ini hampir tidak mungkin karena lapisan bumi yang begitu padat.

Ternyata menurut studi yang dilakukan para peneliti dari McGill University di Montreal, estimasi waktu untuk berada di sisi lain bumi kurang dari yang diperkirakan sebelumnya. Hanya kecepatan tersebut tergantung pada kekuatan tarikan gravitasi bumi yang ditentukan pada massa berat benda. Asumsi lainnya adalah tidak ada hambatan udara.

"Seperti jatuhnya air, proses perpindahan ini akan memakan waktu 38 menit dan 11 detik saja dengan kecepatan 8 kilometer per detik," kata Alexander Klotz, pakar fisika yang memimpin studi, seperti dikutip dari Live Science. Di tengah perjalanan, kata dia, gravitasi akan membalikkan posisi benda. Bersama rekan-rekan penulisnya, Klotz menerbitkan temuan mereka dalam American Journal of Physics edisi Maret.

Klotz juga memikirkan bagaimana caranya menembus struktur planet bumi. Menggunakan data seismik, dia mengungkap kepadatan bumi, yakni sekitar 3 gram per sentimeter kubik. Sedangkan kepadatan inti bumi, tulis dia dalam jurnal, sebesar 13 gram per sentimeter kubik. Menurut dia, kepadatan planet ini tidak naik secara drastis meski ada peningkatan kepadatan sebesar 50 persen di batas antara mantel dan inti luar sejauh 2.900 kilometer dari bawah permukaan bumi.

Untuk masalah tekanan udara, dia beranggapan jika ada teknologi untuk menggali terowongan tersebut, udara secara otomatis akan keluar. Namun, kata dia, jangan berharap akan ada orang yang menguji perhitungan ini secara riil dalam waktu dekat. Usaha penggalian Soviet pada 1970-1989 hanya mendapat kedalaman 12 kilometer atau sekitar 0,1 persen menuju inti bumi. "Sekarang belum ada teknologi untuk itu," ujar Klotz.

LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya