Polusi Udara Bisa Mengecilkan Otak dan Pemicu Stroke

Reporter

Editor

Sabtu, 25 April 2015 07:17 WIB

Bus Kopaja mengeluarkan asap hitam yang menyebabkan polusi udara di Jakarta (1/2). TEMPO/Arie Basuki

TEMPO.CO, New England - Sebuah studi mengungkap bahwa udara tercemar dapat mengubah otak seseorang yang menghirupnya. Akibatnya orang tersebut bisa mengalami gangguan kognitif. Dalam studi yang dipublikasikan Kamis, 23 April 2015, di American Heart Association Journal Stroke itu, peneliti memeriksa 943 orang dewasa sehat yang berusia minimal 60 tahun dan tinggal di wilayah New England.


Para peneliti menggunakan magnetic resonance imaging (MRI) untuk melihat struktur otak para peserta, dan membandingkan gambar-gambar itu dengan tingkat polusi udara di tempat di mana para peserta tinggal. Mereka menemukan bahwa peningkatan 2 mikrogram per meter kubik polusi fine particle terkait dengan penurunan 0,32 persen volume otak. Polusi fine particle adalah jenis umum dari polusi yang berasal dari gas buang mobil.

“Jumlah perubahan volume otak itu setara dengan sekitar satu tahun penuaan otak," kata penulis studi Elissa H. Wilker, seorang peneliti di unit penelitian epidemiologi kardiovaskular di Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston.

Secara umum, volume otak yang lebih kecil disebabkan oleh hilangnya neuron yang muncul terkait penuaan. Kenaikan 2 mikrogram per meter kubik polusi fine-particle juga terkait dengan peningkatan 46 persen risiko peserta memiliki "silent stroke", yang dapat dilihat pada scan otak tapi biasanya tidak menyebabkan gejala. Stroke seperti itu telah dikaitkan dengan fungsi kognitif yang lebih buruk dan demensia.

Para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang tinggal di daerah dengan tingkat polusi yang lebih tinggi memiliki volume otak yang lebih kecil dan juga lebih berisiko silent stroke dibandingkan dengan orang-orang yang tinggal di daerah di mana udara kurang tercemar. Namun, karena studi ini dilakukan pada satu titik waktu, Wilker mencatat bahwa itu tidak membuktikan ada hubungan sebab-akibat antara polusi udara dan perubahan otak.

Ini adalah studi pertama yang meneliti hubungan antara polusi udara, volume otak dan risiko silent stroke pada populasi orang dewasa yang lebih tua, kata para peneliti. Penelitian sebelumnya telah meneliti hubungan antara polusi udara dan otak pada anak-anak.

Tidak jelas bagaimana polusi udara dapat mengubah otak manusia, kata para peneliti. Mereka menduga bahwa polusi udara dapat menyebabkan peradangan yang meningkat. “Namun para peneliti masih berusaha memahami kaitannya,” kata Wilker. Penelitian sebelumnya telah mengaitkan tanda peradangan dengan volume otak yang lebih kecil.

“Hasil baru ini dapat membantu para peneliti memahami apa yang bisa terjadi di antara polusi udara dan hal serius seperti stroke dan gangguan kognitif," kata Wilker kepada Live Science.

ERWIN Z | LIVESCIENCE

Berita terkait

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

13 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

3 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

3 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

4 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

8 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

13 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

36 hari lalu

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.

Baca Selengkapnya

Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

51 hari lalu

Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

Startup BiruLangit dari unit inkubasi Bandung Technopark Telkom University mengembangkan alat pemantau udara Low-Cost Sensors (LCS)

Baca Selengkapnya