LIPI Dapatkan Enam Kandidat Spesies Baru di Gunung Tambora

Reporter

Selasa, 12 Mei 2015 17:28 WIB

Seorang pendaki melihat kawah dari puncak Gunung Tambora, Bima, NTB, 12 Maret 2015. Tiba di puncak Gunung Tambora, kita akan melihat kawah Gunung Tambora yang terbuat dari hasil letusan gunung dan menjadi kawah terluas, dan terdalam di dunia. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia berhasil menemukan enam kandidat spesies baru di wilayah Gunung Tambora. Kandidat baru itu adalah dua keluarga cicak, dua ngengat, dan dua laba-laba (arachnida).

Temuan spesies baru itu diperoleh selama ekspedisi ke Gunung Tambora, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, pada 16-30 April 2015. Ekspedisi yang melibatkan 48 orang, termasuk 16 peneliti LIPI, itu mengeksplorasi kekayaan hayati sebagai bagian dari peringatan 200 tahun letusan Gunung Tambora.

Ketua tim LIPI, Cahyo Rahmadi, mengatakan para peneliti yakin enam spesies itu adalah jenis baru. Sebelum berangkat ke Gunung Tambora, para peneliti sudah melakukan studi awal tentang biodiversitas Tambora. "Proses identifikasi hingga penetapan spesies baru memang panjang. Dari studi yang dikerjakan, para peneliti optimistis temuan ini didaftarkan sebagai spesies baru," kata Cahyo dalam pemaparan hasil ekspedisi di kantor LIPI, Jakarta, Selasa, 12 Mei 2015.

Cahyo mengatakan mereka juga menemukan beberapa spesies endemik Nusa Tenggara Barat. "Satu spesies kelelawar, enam burung endemik Nusa Tenggara Barat, dan beberapa spesies baru dengan sebaran sangat terbatas," kata peneliti dari Pusat Penelitian Biologi LIPI itu.

Awal Riyanto, spesialis reptil dan amfibi LIPI, mengatakan dua cicak hutan yang ditemukan memiliki ciri yang berbeda dengan kerabatnya dari wilayah Kepulauan Sunda Kecil (Lesser Sunda) itu. "Selama ini di wilayah Lesser Sunda sudah terdaftar lima jenis. Dua cicak yang kami temukan punya dua karakter unik," kata Awal.

Satu spesies cicak tidak memiliki femoral pore atau bintil pada paha yang merupakan bagian dari kelenjar sekresi. Ciri unik lainnya juga dikenali di bagian kloaka. Awal mengatakan penetapan spesies baru harus didukung publikasi ilmiah dan persetujuan dari para ilmuwan dunia. "Lamanya mendapatkan persetujuan juga relatif, empat bulan hingga dua tahun," katanya.

Dalam ekspedisi yang menembus wilayah Hutan Kawinda To'i ini, tim juga mencatat ada 46 spesies burung, tiga di antaranya adalah burung migran dan enam jenis adalah satwa endemik. Para peneliti juga mengindentifikasi 21 reptil, 10 spesies arachnida, dan empat jenis amfibi. "Jumlah spesies ini dapat bertambah setelah dikaji lebih dalam untuk mengenali setiap spesies," kata Cahyo.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

23 Agustus 2023

LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

Awal pembentukan LIPI pada 1967 dimulai dengan peleburan lembaga-lembaga ilmiah yang lebih dulu didirikan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya