Aneh Tapi Terjadi: Sebelum Kawin, Kukang Menjerit
Editor
Amri mahbub al fathon tnr
Rabu, 27 Mei 2015 08:02 WIB
TEMPO.CO, Wisconsin - Kukang atau sloth, ternyata memiliki tingkat metabolisme yang sangat rendah. Imbasnya, hewan ini tak banyak melakukan aktivitas tiap harinya. Tapi, apakah begitu juga saat mereka kawin?
Ada enam spesies kukang di dunia ini. Dua spesies diantaranya memiliki dua dan tiga jempol. Sebagian besar tinggal di hutan Amerika Tengah dan Selatan. Meski secara penampilan terlihat amat mirip, tapi keduanya sama sekali berbeda dalam hal taksonomi.
"Salah satu perbedaan adalah tingkat kemalasan," kata Jonathan Pauli, ahli ekologi satwa liar dari University of Wisconsin-Madison, seperti dikutip dari Live Science edisi 17 Mei 2015. Dalam hal kawin-mawin, keduanya memiliki tingkat kemalasan berbeda.
Para pejantan kukang berjempol tiga biasanya tak sungkan berpoligami. Sebaliknya, para betinanya sungkan untuk melakukan reproduksi.
Betina kukang berjempol dua, kata Pauli, hanya kawin di awal musim panas dan gugur, kemudian melahirkan pada awal tahun depannya. Mereka lantas mengasuh bayi mereka sampai datang musim kawin berikutnya. "Siklusnya cukup terjaga," ujarnya. Di sisi lain, pejantan kukang berjempol dua malah jarang kawin dan betinanya memiliki hasrat kawin yang kuat.
Pejantan dari kedua jenis ini merupakan makhluk berkelompok. Dalam satu habitat, kukang berjempol dua dan tiga bisa ada dalam satu habitat yang sama. Hanya, tingkat kepadatan habitat keduanya memang berbeda.
Sedangkan para betina, baik itu yang berjempol dua atau tiga, memiliki rumahnya masing-masing. "Biasanya berdekatan dengan pejantan," kata Zach Peery, anggota penelitian. Namun Peery dan Pauli belum mengetahui kenapa para kukang menciptakan ruang habitat yang seperti itu. Penelitian keduanya diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE.
Jurnal Pauli menyebutkan betina akan mengumumkan hasratnya untuk kawin dengan jeritan bernada tinggi. Beberapa masyarakat di pedesaan yang berdampingan dengan habitat kukang menuturkan bahwa mereka sering mendengar siulan bernada tinggi dari kukang jenis Bradypus torquatus pada waktu-waktu tertentu dalam setahun. "Panggilan itu seperti bunyi 'eeeehh' nyaring," kata anggota penelitian dari University of Sao Paolo di Brazil, Adriano Chiarello.
Seorang peneliti juga pernah menyaksikan pejantan jenis B. variegatus berjempol tiga sedang bergerak ke arah betina dan memanggilnya dengan lengkingan di Hutan Espirito Santo, tenggara Brazil. Itu membuktikan bahwa betina sedang berusaha menarik calon pasangannya.
Pasangan kukang terkadang tetap bersama-sama, bahkan di pohon yang sama, selama satu hari penuh. Namun, kata Chiarello, tak jarang pertemuan terjadi hanya selama beberapa menit sebelum kembali ke urusannya masing-masing.
Selain itu, Chiarello mengatakan, tak jarang terjadi pertarungan antara dua penjantan. "Tapi masih belum jelas memperebutkan wilayah atau betina," ujarnya.
LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB