Ilmuwan Sulit Dapatkan Paten untuk Temuan Baru di Indonesia

Reporter

Senin, 17 Agustus 2015 19:21 WIB

Peserta pameran mempersiapkan robot peraga pada pameran riset dan teknologi Ritech Expo 2015 di Senayan, Jakarta, 7 Agustus 2015. Pameran tersebut diikuti 83 instansi dan lembaga untuk menampilkan hasil karya terbaik anak bangsa. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil riset ilmiah berupa temuan-temuan baru ternyata masih sulit didaftarkan untuk mendapatkan paten di Indonesia. Paten adalah perlindungan penting bagi temuan baru, mulai dari proses hingga mendapatkan hasil produk riset, yang didapat para ilmuwan.

Rudy Susilo, ahli farmakologi dari Free University of Berlin, mengatakan banyak orang yang bertugas memeriksa proposal permohonan paten untuk temuan baru para ilmuwan itu tidak mengerti apa yang mereka hadapi. Kondisi itu pernah dia hadapi ketika berusaha mendaftarkan temuan barunya untuk dipatenkan.

“Mereka malah langsung tanya mereknya apa. Loh, ini yang didaftarkan adalah temuan baru dan itu nggak cuma produk tapi juga bisa sebuah proses lalu bagaimana bikin mereknya,” kata Rudy dalam diskusi di kantor Tempo, Senin, 17 Agustus 2015.

Rudy mengatakan para pemeriksa permohonan paten biasanya hanya memiliki latar belakang bidang hukum. “Banyak sekali yang hanya lawyer, lalu bagaimana mereka bisa periksa atau melakukan uji klinik temuan baru berbasis kimia, biologi, atau farmasi?” kata Rudy yang memiliki lebih dari 90 registrasi paten di Jerman untuk temuan dan risetnya.

Para pemeriksa permohonan paten di bidang riset eksakta, kata Rudy, seharusnya juga memiliki ilmu yang sesuai. Rudy mencontohkan, para pemeriksa permohonan paten di Jerman tidak hanya berlatar belakang hukum tapi juga punya basis ilmu kimia, biologi, dan farmasi. “Mereka juga punya status pengacara, jadi bisa membahas soal fakta materi riset sekaligus bicara soal aturan hukumnya,” kata pria yang pernah menjadi peneliti di beberapa institusi di Jerman.


Rudy mengatakan Indonesia memiliki sumber daya alami potensial untuk dikembangkan. Rudy saat ini memegang empat paten yang terdaftar di Jerman untuk proses ekstraksi buah merah dari Papua. Dia juga memegang paten untuk pengolahan rumput laut tanpa kehilangan nutrisinya. Salah satu hasil risetnya adalah obat flu yang diolah dari rumput laut. “Banyak sekali yang berminat dengan rumput laut Indonesia,” katanya.

Selain melindungi hasil riset para ilmuwan, hak paten juga bisa meningkatkan citra Indonesia di dunia. “Hak paten itu ibarat benteng yang kuat untuk melindungi Indonesia selama puluhan tahun,” kata Rudy.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya