Ekor Dinosaurus ini Bisa Bikin T-Rex Ciut  

Reporter

Rabu, 2 September 2015 11:42 WIB

AP| Dennis Farrel

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu senjata paling mengesankan yang muncul selama perlombaan senjata dinosaurus Periode Cretaceous ialah ekor gada besar milik beberapa anggota kelompok pemakan tumbuhan.

Hasil studi baru yang dipublikasikan di Journal of Anatomy pekan ini menunjukkan langkah-langkah evolusi dari fitur khas milik dinosaurus bersenjata berat ankylosaurus dan sepupunya, gada yang bahkan bisa memberi Tyrannosaurus rex ganas alasan untuk khawatir.

Para peneliti mempelajari fosil-fosil dari kelompok yang disebut ankylosaurus, termasuk belantan atau gada spesies primitif awal tanpa ekor dan yang belakangan dengan ekor sepenuhnya berkembang.

Ankylosaurus memulai evolusi ekor gada jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya menurut temuan peneliti, dan gada itu berubah dalam dua langkah selama puluhan juta tahun.

Pertama, ruas-ruas tulang di bagian belakang ekor berubah sehingga ekor menjadi kaku.

Kemudian tulang-tulang yang terbentuk di kulit sebagai pelindung tubuh, yang disebut osteoderm, menjadi sangat besar di bagian ujung ekor dan sepenuhnya menyelimuti bagian akhir ekor untuk membentuk gada yang bisa diayunkan ke musuh.

Ankylosaurus hidup pada masa ketika predator-predator darat terbesar dalam sejarah Bumi seperti T. rex berkeliaran, mengoyak dinosaurus lain dengan rahang kuat dan gigi-gigi tajamnya.

Dalam perlombaan senjata, beberapa pemakan tumbuhan mengembangkan senjata-senjata pertahanan.

"Ekor gada jelas merupakan senjata efektif dan bisa mematahkan pergelangan kaki predator," kata ahli paleontologi Victoria Arbour dari North Carolina State University dan North Carolina Museum of Natural Sciences yang memimpin studi itu.

"Tapi pada binatang yang hidup sekarang, senjata juga sering digunakan untuk melawan spesies sendiri--seperti tanduk domba dan rusa-- jadi mungkin ankylosaurus melakukan hal yang sama."

Ankylosaurus merupakan dinosaurus berbadan lebar dengan empat kaki tertutup pelat dan taji keras.

Ankylosaurus tertua yang diketahui hidup sekitar 160 juta tahun lalu selama Periode Jurassic, kata Arbour.

Ekor gada pertama yang sudah sepenuhnya terbentuk terlihat sekitar 75 juta tahun lalu selama Periode Cretaceous.

Ankylosaurus dengan panjang sekitar enam meter adalah ankylosaurus terbesar dan yang terakhir, hidup di akhir masa dinosaurus sekitar 65 juta tahun lalu.

Ankylosaurus dari Tiongkok sangat penting untuk memahami asal ekor gada, termasuk Gobisaurus, dari masa sekitar 92 juta tahun lalu, dan Liaoningosaurus, dari sekitar 122 juta tahun lalu, demikian penjelasan Arbour seperti dilansir kantor berita Reuters.

ANTARA

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

4 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

9 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

49 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

49 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

50 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya