Temuan Danau Purba di Mars, Adakah Kehidupan di Sana?

Reporter

Jumat, 9 Oktober 2015 09:11 WIB

Foto Planet Mars menunjukkan kawasan Terra Meridiani terlihat dalam gambar NASA. NASA akan mengumumkan temuan baru dari eksplorasi Mars selama jumpa pers tanggal 28 September di Washington. REUTERS/NASA/Greg Shirah

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga tahun setelah mendarat di kawah raksasa Mars, kendaraan robotik Curiosity milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan bukti bahwa cekungan itu berulang kali berisi air, memperkuat kemungkinan untuk kehidupan di Planet Merah.

Dalam hasil studi yang dipublikasikan pada Kamis 8 September 2015, para peneliti memberikan gambaran paling komprehensif tentang bagaimana Kawah Gale, cekungan kuno dengan lebar 140 kilometer, terbentuk dan meninggalkan gundukan sedimen yang berdiri setinggi lima kilometer di dasar kawah.

Pada awal misinya, Curiosity menemukan sisa-sisa kerakal sungai dan endapan dari danau dangkal.

Riset baru yang dipublikasikan di jurnal Science menunjukkan bahwa dasar kawah naik dari waktu ke waktu, hasil dari sedimen yang menetap, lapis demi lapis, yang mungkin sudah berlangsung ribuan tahun, kata ahli geologi John Grotsinger dari California Institute of Technology.

"Kami tahu bahwa ada danau di sana, tapi kami belum punya bayangan seberapa besar dulu," kata Grotzinger.

"Jika seseorang menemukan bukti keberadaan danau-danau, itu tanda yang sangat positif untuk kehidupan," kata Grotzinger.

Air dari bagian utara kawah secara teratur mengisi cekungan, menghasilkan danau-danau tahan lama yang bisa menjadi tempat hidup. Para ilmuwan menduga air datang dari hujan atau salju.

Pada akhirnya, kawah berisi sedimen. Kemudian angin mengambil alih dan mengikis dasar danau, meninggalkan hanya gundukan di tengah.

Gundukan yang dinamai Gunung Sharp itu merupakan alasan Curiosity dikirim ke Kawah Gale untuk melihat habitat kuno yang cocok bagi kehidupan mikroba.

Para ilmuwan mempelajari bahwa Mars memiliki semua bahan yang dianggap penting untuk kehidupan. Namun persisnya bagaimana Mars bisa mendukung air permukaan bertahan lama masih menjadi misteri.

Miliaran tahun lalu, planet itu kehilangan medan magnet globalnya, yang memungkinkan radiasi matahari dan kosmik secara bertahap menghilangkan perlindungan atmosfernya. Dengan kondisi seperti itu, air cair cepat menguap.

"Jika kau punya badan air berdiri yang tahan berjam-jam sampai berhari-hari tanpa mendidih, itu kejutan yang sangat besar," kata Grotzinger seperti dilansir kantor berita Reuters.

Model komputer terkini menunjukkan semacam selimut atmosferik Mars yang bisa cukup tebal untuk mendukung danau-danau bertahan lama menurut catatan peneliti.

Grotzinger menduga Mars punya gas rumah kaca atau bahan kimia lain yang sejauh ini sudah hilang tanpa terdeteksi.

Pekan lalu, tim ilmuwan yang lain mempublikasikan hasil riset yang menunjukkan bahwa tetesan air asin mengalir secara musiman di Mars sekarang, mengukir saluran menuju dinding tebing sepanjang ekuator. Sumber airnya belum diketahui.

ANTARA

Berita terkait

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

51 hari lalu

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.

Baca Selengkapnya

Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Membuka Jalan untuk Gibran

26 September 2023

Membuka Jalan untuk Gibran

Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.

Baca Selengkapnya

Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

27 April 2023

Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.

Baca Selengkapnya

Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

17 Januari 2023

Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.

Baca Selengkapnya

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

9 Desember 2022

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

30 November 2022

BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

3 Agustus 2022

Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.

Baca Selengkapnya