DNA Mota Dipetakan, Ungkap Migrasi dari Eurasia

Reporter

Jumat, 9 Oktober 2015 11:57 WIB

Sejumlah potongan tulang belulang yang diyakini merupakan bagian dari kerangka Homo Naledi yang di temukan di gua Rising Star di Afrika Selatan yang diperlihatkan untuk pertama kali secara luas do Magaliesburg, Afrika Selatan, 10 September 2015. Ilmuwan mengatakan bahwa Homo Naledi merupakan temuan anggota baru dari pohon keluarga manusia. AP Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Ekstrak DNA dari tengkorak pria yang dikubur 4.500 tahun lalu di gua Ethiopia memperjelas garis leluhur orang Afrika modern dan membawa petunjuk tentang arus perpindahan manusia dari Timur Tengah kuno menuju Tanduk Afrika.

Lelaki yang dijuluki "Mota" itu menjadi orang Afrika kuno pertama yang genomnya dirangkai dan pengurutan DNA itu menyingkap seluruh cetak biru genetiknya menurut para ilmuwan, Kamis (8/10).

Sampai sekarang, upaya pengurutan genom manusia purba difokuskan pada sisa jasad dari iklim lebih dingin dan lebih kering yang DNA-nya cenderung lebih awet.

Gua itu berada di area setinggi 1.963 meter di atas permukaan laut di barat daya dataran tinggi Gamo, Ethiopia. "Gua itu ditemukan tahun 2011," kata ahli genetik Andrea Manica dari University of Cambridge.

Di dalam gua itu ada kerangka seorang pria dewasa yang mungkin terikat saat pemakaman, dengan perkakas batu ditemukan di dalam gua. "Mota hidup dalam kultur pemburu-pengumpul," kata anthropolog Matthew Curtis dari UCLA dan Ventura College seperti dilansir kantor berita Reuters.

DNA diekstraksi dari tulang kaku, area padat tengkorak sangat baik untuk mengawetkan DNA dalam sampel-sampel kuno, kata ahli genetik Eppie Jones dari Trinity College Dublin.

Lelaki itu berkulit gelap, mata coklat, dan adaptasi genetik untuk hidup di dataran tinggi, kata Jones.

"Mota secara genetik sangat mirip dengan penghuni dataran tinggi Ethiopia dan bagian timur Afrika sekarang," kata Manica.

Mota tidak punya jejak moyang Eurasia. Hal ini membuat para peneliti bisa menggunakan genomnya agar lebih memahami komponen genetik Eurasia yang sekarang tampak pada orang-orang Afrika modern.

Mereka menggunakan genomnya untuk menentukan adanya migrasi dari bagian barat Eurasia menuju Afrika sekitar 3.500 sampai 4,000 tahun lalu menurut ahli genetik dari University of Cambridge, Marcos Gallego Llorente.

Migrasi dari Timur Dekat dan Bulan Sabit Subur kuno secara kasar bersesuaian dengan modern Irak, Turki, Iran dan Suriah, membentuk kembali susunan genetik orang-orang benua Afrika.

Dengan membandingkan genom kuno dan DNA orang Afrika modern, para peneliti menunjukkan bahwa orang-orang Afrika Timur sekarang memiliki sampai 45 persen turunan Eurasia dari migrasi kuno dan bahwa populasi di semua sudut Afrika memiliki sedikitnya enam persen dari genom mereka yang muncul dari migrasi Eurasia.

Orang Eurasia berhubungan dekat dengan orang yang memperkenalkan pertanian ke Eropa 8.000 tahun lalu, kata Gallego Llorente.

Menurut hasil riset yang dipublikasikan di jurnal Science, sudah ada pertanian di Tanduk Afrika ketika mereka datang, tapi mereka memperkenalkan tanaman dan binatang baru ke kawasan itu.

ANTARA

Berita terkait

Penelitian Baru, Ternyata Manusia Purba Injakkan Kaki di Amerika Utara Ribuan Tahun Lebih Awal

10 Oktober 2023

Penelitian Baru, Ternyata Manusia Purba Injakkan Kaki di Amerika Utara Ribuan Tahun Lebih Awal

Uji baru mengkonfirmasi kekunoan jejak kaki manusia purba di New Mexico, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Museum Gua Harimau Ogan Komering Ulu, Museum Purbakala Terbesar di Sumatera

15 Januari 2023

Museum Gua Harimau Ogan Komering Ulu, Museum Purbakala Terbesar di Sumatera

Museum itu disebut sebagai museum purbakala terbesar di Pulau Sumatera.

Baca Selengkapnya

Bukan Sekadar Lagu, 5 Fakta Menarik Bengawan Solo

2 Oktober 2022

Bukan Sekadar Lagu, 5 Fakta Menarik Bengawan Solo

Bengawan Solo, sungai terpanjang di Indonesia. Ini 5 fakta menarik tentang sungai ini, termasuk pesawat Garuda Pernah water landing dan pencemaran.

Baca Selengkapnya

Pameran Kampung Purba Indonesia, dari Homo Erectus sampai Mumi Mamasa

18 September 2022

Pameran Kampung Purba Indonesia, dari Homo Erectus sampai Mumi Mamasa

Menggambarkan kehidupan prasejarah dimulai dari masa berburu hingga menetap, Pameran Kampung Purba adalah metode pembelajaran untuk generasi muda.

Baca Selengkapnya

Fosil Tertua Manusia Misterius Denisovans Ditemukan di Gua Siberia

2 Desember 2021

Fosil Tertua Manusia Misterius Denisovans Ditemukan di Gua Siberia

Analisis DNA yang diekstraksi dari fosil Denisovan menunjukkan bahwa mereka mungkin pernah tersebar di seluruh benua Asia, Asia Tenggara dan Oseania.

Baca Selengkapnya

Lukisan dan DNA Tertua di Dunia Ditemukan di Maros Sulawesi Selatan

22 November 2021

Lukisan dan DNA Tertua di Dunia Ditemukan di Maros Sulawesi Selatan

Lukisan dan DNA tertua di dunia ditemukan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Berikut adalah penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Homo Bodoensis, Disebut Garis Langsung Leluhur Manusia Modern

12 November 2021

Mengenal Homo Bodoensis, Disebut Garis Langsung Leluhur Manusia Modern

Sekelompok manusia purba--yang sudah punah-mendapatkan nama spesies baru: Homo bodoensis. Siapa mereka? Perlukah nama baru itu?

Baca Selengkapnya

Ini yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya

29 Oktober 2021

Ini yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya

Sangi Run Night Trail 2021 digelar untuk memperingati 25 tahun situs purbakala Sangiran menjadi situs warisan dunia UNESCO.

Baca Selengkapnya

Fosil Gajah Pulau Sirtwo Waduk Saguling Dipindah ke Rumah Penduduk

19 Oktober 2021

Fosil Gajah Pulau Sirtwo Waduk Saguling Dipindah ke Rumah Penduduk

Dari riset fosil, bisa untuk mencari indikasi lingkungan purba daerah Waduk Saguling, apakah dulu berupa hutan atau padang rumput.

Baca Selengkapnya

Fosil Tengkorak dari Sumur Diklaim Spesies Baru: Manusia Naga

26 Juni 2021

Fosil Tengkorak dari Sumur Diklaim Spesies Baru: Manusia Naga

Fosil tengkorak besar yang ditemukan di Cina berpotensi menawarkan gambaran pertama wajah manusia purba Denisovan yang masih misterius.

Baca Selengkapnya