Bantu Nelayan, Lapan Buatkan Alat Deteksi Posisi Ikan

Reporter

Senin, 12 Oktober 2015 19:52 WIB

Peneliti memeriksa satelit LAPAN A2/LAPAN ORARI di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Bogor, 3 September 2015. LAPAN A-2 membawa kamera analog dengan resolusi lima meter dan kamera digital dengan resolusi empat meter. Dengan orbit ekuatorial, LAPAN A-2 akan melintasi wilayah Indonesia 14 kali setiap hari. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengembangkan Decision Support System (DSS) berupa alat penginderaan berbasis satelit. Alat ini untuk membantu produktivitas nelayan. "Sistem DSS lebih efektif membantu para nelayan dan bisa mendeteksi zona potensi ikan di laut," kata Deputi Sains dan Atmosfer Lapan Afif Budiono di Bandung, Senin 12 Oktober 2015.

Sistem itu, menurut Afif, pada tahap awal dilakukan di Yogyakarta, dan ke depan akan dikembangkan di sejumlah provinsi di Indonesia. Selain akan memberikan informasi zona ikan yang akan memandu para nelayan, juga memberikan informasi keselamatan bagi para nelayan yang tengah melaut.

"Bila sebelumnya informasi itu sulit didapatkan oleh para nelayan, namun ke depan sudah bisa diakses. Sehingga akan mendukung produktivitas dan juga memitigasi nelayan saat melaut," katanya.

Lebih lanjut Afif menyebutkan, sistem yang terhubung ke satelit Lapan yang baru diluncurkan Juli 2015 itu juga akan mendeteksi populasi dan posisi kapal dan perahu nelayan yang sedang melaut.

Sehingga, kata dia, posisi kapal dapat diketahui, sehingga bisa memberikan informasi kepada kapal dan perahu itu bisa terjadi potensi bencana di laut seperti angin, gelombang atau tsunami. "Setiap perahu atau kapal akan dilengkapi dengan alat komunikasi bergelombang HF, sehingga memungkinkan untuk menangkap gelombang dari operator di darat," kata Afif.

Sistem itu juga, kata dia akan terkoneksi dengan jaringan Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (Orari) sehingga informasi itu bisa tersosialisasikan dengan cepat dan efektif.

Kepala Pusat Sains dan Teknologi Atmostef Lapan Halimurrahman yang menyebutkan sistem DSS tersebut akan dikembangkan di seluruh Indonesia sehingga bisa meningkatkan produktivitas nelayan dan juga meningkatkan keselamatan nelayan saat bekerja. "Sistem ini sangat dibutuhkan di Indonesia yang merupakan negara perairan. Ke depan sistem ini akan diterapkan di daerah lainnya," kata Halimurrahman menambahkan.

ANTARA

Berita terkait

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

49 hari lalu

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.

Baca Selengkapnya

Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Membuka Jalan untuk Gibran

26 September 2023

Membuka Jalan untuk Gibran

Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.

Baca Selengkapnya

Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

27 April 2023

Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.

Baca Selengkapnya

Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

17 Januari 2023

Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.

Baca Selengkapnya

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

9 Desember 2022

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

30 November 2022

BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

3 Agustus 2022

Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.

Baca Selengkapnya