Tawan 'Iron Man': Saya Nekat Membuat Tangan Robot  

Reporter

Selasa, 26 Januari 2016 00:41 WIB

I Wayan Sumardana alias Tawan, 'The Real Iron Man' di Karangasem, Bali, 22 Januari 2016. TEMPO/Bram Setiawan

TEMPO.CO, Karangasem - I Wayan Sumardana alias Tawan, 31, warga Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Karangasem, mendadak terkenal lewat lengan prostetik temuannya. Teknologi temuannya yang ia sebut robot arm itu dibuat sejak 6 bulan lalu. Semua itu, kata dia, bermula saat ia jatuh sakit hingga tangan kirinya lumpuh.

Ia menuturkan, saat itu masih pagi. Ketika bekerja, tiba-tiba perutnya mulas hingga berjam-jam terus keluar-masuk toilet. “Ketika bangun tidur, saya terkejut merasa tangan kiri saya hilang. Jadi bukan seperti mati rasa, tapi benar-benar seperti tidak ada,” katanya saat ditemui Tempo di rumahnya, Karangasem, Sabtu, 23 Januari 2016.

Ia menduga mengalami stroke ringan, walaupun hasil pemeriksaan dokter tidak menunjukkan adanya penyakit. Saat itu ia merasa frustrasi. Niat mengakhiri hidup bahkan sempat terlintas di pikirannya. Belum lagi, kata dia, kondisi bengkel sebelum ia sakit sudah mau bangkrut. Tawan bahkan membuat papan bertuliskan “Dijual Perusahaan Las dengan Segala Fasilitas 200 Juta”.

Tawan sudah hampir menyerah lantaran penghasilannya semakin menurun.“Saya mau mati aja, tapi melihat anak-anak, saya semangat untuk terus berjuang," ucapnya. Para pegawai Tawan, yang waktu itu berjumlah enam orang, telah pergi. Pegawai pengumpul barang rongsokan yang semula berjumlah delapan orang hanya sisa dua orang. "Saya nekat membuat alat robot."

Lengan prostetik temuannya itu dikerjakan dalam waktu 2 bulan setelah beberapa kali mengalami kegagalan pada masa percobaan. Tahap awal, ia merakit lengan robot itu tanpa alat penggerak dinamo. Ia lebih dulu merancang sesuai dengan ukuran tangannya. Saat memulai cara kerja alat temuannya itu, ia sempat mencoba menggunakan saklar remote control.

Baca juga: Tawan 'Iron Man' Butuh Akademikus Sempurnakan Alatnya

“Saklar gerak pakai remote control harus dibantu istri. Jadi terasa sulit untuk penggunannya. Saya harus bilang kiri, kanan, ke istri saya untuk ke mana arah tangan saya harus bergerak. Itu merepotkan,” tuturnya.

Merasa tidak nyaman dengan sistem remote control, Tawan kembali mencari informasi lewat Internet agar cara kerja alat itu bisa ia kendalikan sendiri tanpa bantuan orang lain. “Saya beli model lie detector karena itu bisa mengambil sinyal," ujarnya.

Tawan mengaku membeli online lewat temannya asal Rusia. Ia membeli alat tersebut seharga Rp 4,7 juta dengan uang yang tersisa di tabungan. Kala sakit, penghasilan Tawan melorot drastis, dari Rp 2-5 juta menjadi hanya Rp 10 ribu per hari.

Tawan sempat meminta temannya, yang juga mengalami stroke ringan, untuk mencobanya. Kebetulan, kata dia, temannya yang masih satu desa dengannya itu mengalami stroke ringan di tangan sebelah kiri. Sayangnya saat digunakan oleh temannya, alat itu tidak berfungsi.

“Waktu itu, seandainya bisa, saya perbolehkan untuk dibawa pulang. Nanti saya bisa buat lagi yang baru. Harapan saya ke depan, kalau berhasil, memang untuk membantu orang,” ujarnya.

Tawan menjelaskan, lengan yang dikendalikan kemampuan otaknya tersebut sesuai dengan rumus yang ia pikirkan. Itulah, kata dia, yang membuatnya cepat lelah sekaligus menilai cara kerja alat temuannya itu masih jauh dari sempurna. “Cara kerja masih sangat lambat,” ucapnya.

Kini, setiap aktivitasnya, Tawan selalu menggunakan lengan prostetik itu. Waktu jam kerjanya pun hingga dinihari. Tawan mulai bekerja pukul 08.00 Wita. Setelah itu, ia biasa beristirahat pukul 12.00 Wita sampai pukul 14.00 Wita. Kemudian Tawan bekerja lagi sampai pukul 17.00 Wita. Setelah itu, ia kembali istirahat dan kembali melanjutkan pekerjaannya di bengkel sejak pukul 19.00 Wita sampai dinihari pukul 02.00 Wita.

“Kalau di luar, aktivitas bekerja saya sembahyang ke pura, naik motor juga menggunakan robot. Cuma kalau naik sepeda motor, saya hanya bisa selama 15 menit,” kata Tawan.

BRAM SETIAWAN

Berita terkait

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

1 hari lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Gojek Luncurkan Penawaran Langganan Gojek Plus dengan Diskon hingga Rp 12 Ribu

1 hari lalu

Gojek Luncurkan Penawaran Langganan Gojek Plus dengan Diskon hingga Rp 12 Ribu

Bagi pelanggan yang sudah berlangganan Go Plus otomatis akan beralih ke Gojek Plus.

Baca Selengkapnya

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

3 hari lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

14 hari lalu

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

Sejumlah inovasi ID FOOD mendapat apresiasi dari pelaku teknologi informasi di Tanah Air karena efektif mendukung aktivitas bisnis pangan.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga

47 hari lalu

Kemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga

Program INOVASI fase ketiga merupakan kemitraan bidang pendidikan antara kedua negara untuk meningkatkan pembelajaran dan keterampilan murid SD.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi Mesin Pemilah Sampah Karya Komib

51 hari lalu

Bamsoet Apresiasi Mesin Pemilah Sampah Karya Komib

Bamsoet apresiasi inovasi mesin pemilah sampah oleh komunitas Karya Pelajar Mengabdi Bangsa Indonesia

Baca Selengkapnya

Kominfo dan Microsoft Indonesia Kerja Sama untuk Tingkatkan Transformasi Digital

53 hari lalu

Kominfo dan Microsoft Indonesia Kerja Sama untuk Tingkatkan Transformasi Digital

Kementerian Kominfo dan PT Microsoft Indonesia bekerja sama untuk transformasi digital.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa ITS Ciptakan Inovasi Pasir Kotoran Kucing Ramah Lingkungan

5 Maret 2024

Mahasiswa ITS Ciptakan Inovasi Pasir Kotoran Kucing Ramah Lingkungan

Mahasiswa ITS mengembangkan Facocat, pasir kotoran kucing ramah lingkungan berbahan dasar fly ash dan arang aktif dari sabut kelapa.

Baca Selengkapnya

Sudah Dipakai di Fiji, Alat Pemantau Air Laut Buatan Unpad Raih Penghargaan Inovasi

29 Februari 2024

Sudah Dipakai di Fiji, Alat Pemantau Air Laut Buatan Unpad Raih Penghargaan Inovasi

Karya inovasi tim dosen Universitas Padjadjaran (Unpad), Jatinangor, itu telah dipakai di negara kepulauan Fiji.

Baca Selengkapnya

Si-Cuhal, Inovasi Peneliti UI untuk Pantau Curah Hujan

27 Februari 2024

Si-Cuhal, Inovasi Peneliti UI untuk Pantau Curah Hujan

Inovasi Si-Cuhal dari peneliti UI ini dibangun berlandaskan teknik pertanian presisi.

Baca Selengkapnya