Kisah Daniel Kish, Seorang Tuna Netra yang Melihat Melalui Suara

Reporter

Amri Mahbub

Editor

Amri Mahbub

Jumat, 13 Oktober 2017 16:35 WIB

Daniel Kish, tunanetra yang memanfaatkan echo lokasi untuk melihat melalui suara. (ripleys.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak usia 15 tahun, Daniel Kish sudah menjadi seorang tuna netra. Namun dia bisa melakukan pekerjaan seperti orang dengan penglihatan sempurna. Seperti yang terlihat dalam video yang ditayangkan di situs Wired, Kish fasih menjelaskan tempat baru yang dia datangi, menggambarkan bentuk mobil, mengidentifikasi fitur arsitektur bangunan yang jauh, bahkan mengendarai sepeda.

Banyak orang menganggap kemampuan Presiden World Access for the Blind itu luar biasa. Namun Kish berkeras dia tidak istimewa. Dia punya metode untuk melihat dengan bunyi klik di mulutnya. Klik itu merupakan bunyi dari gerak lidah saat mulut dibuka.

Mungkin, telinga kita lebih mendengarnya seperti bunyi tak, bukan klik. Sama halnya dengan orang di sana yang menyebut bunyi pistol dengan bang, padahal menurut telinga orang di sini lebih pas terdengar dor.

Nah, menurut Kish, dari gelombang suara dan echo alias gema dari suara klik atau tak dari mulutnya, dia menentukan benda-benda di sekitarnya. Dari pantulan suara bunyi klik yang sampai di telinganya, dia menyimpulkan berbagai informasi di sekelilingnya. Kemampuan ini disebut echolocation.

Advertising
Advertising

Baca: Tuna Netra Bisa Nikmati Gerhana Matahari Pakai Aplikasi Ini

Di dunia fauna, hewan seperti kelelawar mampu membaca lingkungan dan mencari makan dalam kegelapan dengan cara itu. Pun dengan paus dan lumba-lumba. Dengan pantulan suaranya, mereka bisa mendeteksi jarak, obyek, dan mengenali fisik di sekitarnya.

Sejak kecil, Kish mengajar dirinya sendiri untuk menghasilkan suara klik tajam dengan mulutnya dan menerjemahkan suara yang dipantulkan oleh benda-benda di sekitarnya menjadi informasi spasial.

Itu sebabnya, Kish mengaku bukan orang istimewa. "Orang-orang tunanetra sudah lama menggunakan berbagai bentuk echolocation untuk kegiatan sehari-hari," kata laki-laki kelahiran California, 51 tahun lalu, itu.

Terlebih, echolocation bisa diajarkan. Lewat World Access for the Blind, Kish membantu orang tunanetra belajar memasak, bepergian, mendaki, menjalankan tugas, dan menjalani hidup mereka secara lebih mandiri dengan suara.

Namun, menurut dia, meski setiap saat mempraktikkan bahkan mengajarkannya, dia mengaku tidak pernah mendapat penjelasan pandangan sistematis tentang echolocation. "Bagaimana semua itu bekerja hingga bisa menghasilkan efek terbaik," ujarnya. "Saya belum paham."

Baca: Aplikasi Ayobacain untuk Penyandang Tuna Netra

Hasil penelitian terbaru yang dipimpin psikolog Universitas Durham, Inggris, Lore Thaler, yang diterbitkan dalam PLOS Computational Biologytakes, menjawab keingintahuan Kish itu. Mereka membawa Kish dan dua ahli ekolokator lain ke dalam sebuah ruang tertutup, yang dikenal di kalangan akustik sebagai ruang anechoic.

Ruang tanpa gema ini memiliki dinding ganda, sebuah pintu baja berat, dan sebuah bahan peredam suara seperti busa untuk mengisolasi dari suara dunia luar. Persis seperti studio musik.

Saat berada di sana, Kish dan dua rekannya merasa sedang berdiri di depan pagar kawat, di tengah ladang rumput yang sangat luas. Berada di dalam ruangan ini memungkinkan Thaler dan timnya merekam serta menganalisis ribuan klik mulut yang dibuat Kish dan dua ahli ekolokator yang dilibatkan dalam penelitian ini.

Untuk menangkap bunyi klik itu, tim memasang beberapa mikrofon kecil, satu di mulut dan lainnya mengelilingi echolocator pada interval 10 derajat. Masing-masing diberi jeda pada berbagai ketinggian dari batang baja tipis.

Mikrofon dan batang kecil sangat penting. Andai peralatan yang dipakai berukuran besar, akan menyulitkan mereka karena kian banyak suara yang akan mereka cerminkan. Itu bisa mengurangi ketepatan pengukuran mereka.

Baca: Sepak Bola Tuna Netra Meriahkan Kemerdekaan RI ke-72

Thaler memulai penelitian dengan mendapatkan sifat akustik dari klik mulut yang bervariasi daripada echolocator. Sebelumnya, mereka mengukur bunyi klik mulut Kish dan dua ahli ekolokator lain, lalu mengubahnya menjadi sinyal yang dihasilkan komputer.

Di layar monitor ternyata bunyi klik yang mereka hasilkan sangat mirip. Thaler mencirikan bunyi-bunyi itu bersifat "terang", yakni berada di frekuensi bernada tinggi—sekitar 3 dan 10 kilohertz—dan singkat. Mereka cenderung bertahan hanya 3 milidetik sebelum lenyap dalam keheningan.

Para peneliti juga menganalisis jalur spasial yang diikuti gelombang suara setelah meninggalkan mulut echolocator. "Anda bisa menganggapnya sebagai senter akustik," kata Thaler. Saat menyalakan lampu senter, cahaya menyebar melalui ruangan. Banyak yang bergerak ke depan, tapi ada juga yang bertebaran ke kiri dan kanan. Pola sebaran untuk bunyi klik menempati ruang dengan cara yang mirip dengan semprotan lampu senter.

Tim menemukan pola sebaran untuk bunyi klik—yang berasal dari mulut echolocator—itu kira-kira terkonsentrasi pada kerucut 60 derajat. Sebuah jalur yang lebih sempit dibanding ucapan yang lebih dulu diamati. Thaler menghubungkan jalur yang sempit itu dengan kecerahan nada klik. Frekuensi yang lebih tinggi cenderung lebih terarah daripada yang lebih rendah.

Baca: Mahasiswa Bikin Alat Pembaca Uang Buat Tuna Netra

Menurut Thaler, hal itu serupa dengan perangkat sound system. Penempatan subwoofer alias pengeras suara kurang penting daripada tweeter atau speaker khusus untuk frekuensi tinggi sekitar 2-20 kilohertz.

Thaler dan timnya menggunakan pengukuran ini untuk membuat klik buatan dengan sifat akustik yang serupa dengan yang asli. Hasilnya, bunyi itu dapat memberikan gambaran atau memodelkan apa yang akan didengar oleh subyek.

Penelitian ini belum sempurna. Thaler dan rekan-rekannya punya agenda berikutnya, yakni mempelajari lebih dan memahami riset ini. Dengan bantuan Thaler, Kish dan kawan-kawannya terbantu dalam mengenali obyek di sekitar mereka.

Baca: Stuart Gunn, Pembalap Tuna Netra Tercepat di Dunia

Simak artikel menarik lainnya tentang kisah tuna netra lain hanya di kanal Tekno Tempo.co.

WIRED | SCIENCE DAILY | ANH | AMB

Berita terkait

Al-Quran Braille, Solusi Penyandang Tunanetra di Yayasan Raudlatul Makfufin

45 hari lalu

Al-Quran Braille, Solusi Penyandang Tunanetra di Yayasan Raudlatul Makfufin

Pada bulan Ramadan ini pesanan Al-Quran braille di Yayasan Raudlatul Makfufin sudah mencapai 300 set.

Baca Selengkapnya

Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

58 hari lalu

Di Balik Prestasi Raditya Arief, Mahasiswa Tunanetra UI yang Lulus Cum Laude

Raditya terlahir tunanetra. Bagaimana dia kemudian bisa masuk UI dan lulus cum laude?

Baca Selengkapnya

Alat Bantu Mencoblos untuk Tunanetra di Pemilu 2024, Ada Karton dan Map Khusus

28 Januari 2024

Alat Bantu Mencoblos untuk Tunanetra di Pemilu 2024, Ada Karton dan Map Khusus

KPU telah menyiapkan skenario dan fasilitas untuk memudahkan tunanetra pada Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Cerita Aulia, Mahasiswa Disabilitas Netra UGM yang Menyutradarai Film Pendek

26 November 2023

Cerita Aulia, Mahasiswa Disabilitas Netra UGM yang Menyutradarai Film Pendek

Meski seorang disabilitas netra, Aulia berhasil menyutradarai sebuah film pendek berjudul Masih Tanda Tanya.

Baca Selengkapnya

Jalan Panjang Aris, Guru dan Programmer Disabilitas Netra yang Jadi 'Penerang'

21 November 2023

Jalan Panjang Aris, Guru dan Programmer Disabilitas Netra yang Jadi 'Penerang'

Dengan keterampilan dan pengetahuannya, dia ingin berbagi terangnya dunia kepada sesama disabilitas netra.

Baca Selengkapnya

Aulia Rachmi, Mahasiswa Disabilitas UGM yang Raih 2 Juara di Kejurda Catur

9 November 2023

Aulia Rachmi, Mahasiswa Disabilitas UGM yang Raih 2 Juara di Kejurda Catur

Mahasiswa Departemen Bahasa Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada atau UGM ini baru setahun belakangan menekuni catur.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Untuk Difabel di Surabaya, Apa Saja Fasilitasnya?

3 Oktober 2023

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Untuk Difabel di Surabaya, Apa Saja Fasilitasnya?

Surabaya memiliki sejumlah destinasi wisata untuk difabel. Ini rekomendasi tempat wisata ramah difabel di Surabaya

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: BEM UGM Undang Capres ke Kampus, Mahasiswa Tunanetra Lulus Cum Laude UGM

26 Agustus 2023

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: BEM UGM Undang Capres ke Kampus, Mahasiswa Tunanetra Lulus Cum Laude UGM

Topik tentang BEM UGM merencanakan acara yang melibatkan para bakal calon presiden menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Cerita Farrel, Mahasiswa Tunanetra Lulus Cum Laude dari UGM

26 Agustus 2023

Cerita Farrel, Mahasiswa Tunanetra Lulus Cum Laude dari UGM

Di antara 1.609 lulusan UGM yang diwisuda Kamis lalu, Farrel lulus dengan predikat cum laude dari Fakultas Hukum.

Baca Selengkapnya

Cerita Irsyad, Mahasiswa Tunanetra UGM Ikut KKN dan Buat Program Kerja tentang Pilah Sampah

31 Juli 2023

Cerita Irsyad, Mahasiswa Tunanetra UGM Ikut KKN dan Buat Program Kerja tentang Pilah Sampah

Irsyad merupakan salah satu mahasiswa penyandang disabilitas yang kuliah di UGM dan mengikuti KKN.

Baca Selengkapnya