Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Aulia, Mahasiswa Disabilitas Netra UGM yang Menyutradarai Film Pendek

image-gnews
Aulia Rachmi Kurnia, mahasiswa disabilitas UGM yang sabet dua juara kejurda catur. Dok. UGM
Aulia Rachmi Kurnia, mahasiswa disabilitas UGM yang sabet dua juara kejurda catur. Dok. UGM
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Keterbatasan Aulia dalam hal penglihatan tak jadi penghalang untuk ruang geraknya, baik untuk mengenyam pendidikan, maupun untuk berkarya. Meski mengalami kesulitan demi kesulitan karena kondisi disabilitas, namun semangat Aulia untuk berkarya tak memudar. Ia berhasil menyutradarai sebuah film pendek berjudul Masih Tanda Tanya.

Aulia Rahmi Kurnia adalah mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2022. Saat ini, ia tengah menjalani perkuliahan semester 3 di Universitas Gadjah Mada (UGM). "Kalau keterbatasan, ada lah ya, tapi bisa dilalui," kata dia dalam siniar UGM pada 17 November 2023.

Bersama dengan komunitas Sat Adhirajasa, Aulia memproduksi film Masih Tanda Tanya yang tayang pada 9 Agustus 2023 di kanal YouTube-nya. Aulia mengatakan enam dari sekitar 15 anggota produksi film tersebut adalah disabilitas netra. Film juga sudah diputar di berbagai komunitas pecinta film tanah air.

Film berdurasi 37 menit 12 detik itu adalah praktik dari ilmu yang Aulia dan teman-temannya dapatkan dari kelas membuat film. Mereka telah belajar bagaimana menulis skenario hingga menyutradarai sebuah film. 

"Waktu itu dari proses praproduksi, produksi, sampai dengan pasca produksi sekitar 2 bulan," kata Aulia. 

Tema besar yang disuguhkan Aulia dan teman-temannya lewat film ini tak lain isu disabilitas. Film ini menggambarkan dilematik hubungan romansa sepasang kekasih difabel netra dan non-difabel. Mereka menemukan batu sandungan dalam menyatukan janji lewat ikatan pernikahan. 

Dalam proses penggarapan film, Aulia dan tim selalu berembuk agar dapat menghasilkan karya seperti yang diharapkan. Meskipun demikian, kendalanya tentu saja tetap ada.

"Kalau kendala tentu di visual ya. Kalau audio, bagi kami disabilitas netra gak ada masalah. Film kan audio dan visual, satu paket," kata Aulia.

Untuk urusan yang berkaitan dengan visualisasi, Aulia dibantu oleh mentor dan kru. Sebelum proses syuting dimulai, Aulia diskusi dengan koordinator untuk masing-masing bidang.

"Misal dari bagian kamera, aku mengutarakan film ini akan dibuat seperti apa, gambarnya akan gimana. Jadi waktu itu bahas adegan per adegan," kata Aulia.

Ke depan, Aulia bercita-cita ingin memproduksi film lagi. "Jangan pernah berhenti untuk berkarya. Hidup adalah untuk berkarya dan berkarya. Berkarya tidak memandang kamu siapa, saya siapa. Kita semua sama," ujarnya. 

Tak menyangka bisa kuliah di UGM 

Aulia ingin segera lulus kuliah dengan nilai terbaik dan dapat membahagiakan orang tua serta orang di sekitarnya. Aulia mengatakan pada awalnya ia tak menyangka akan diterima kuliah di UGM.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebenarnya, keinginan Aulia untuk kuliah di sana tak begitu besar. Namun, ia ingin membuat orang tuanya gembira. 

"Sebenarnya dulu ingin kuliah di UGM, tapi enggak terlalu ingin. Hanya untuk menyenangkan orang tua. Dari daftar saja orang tua sudah senang sekali, apalagi Alhamdulillah-nya lolos," katq Aulia.

Dalam proses perkuliahan, Aulia bersyukur mendapatkan bantuan dari sekitarnya. Misalnya hendak menuju kelas, ada satpam yang sedia mengantarkannya. Begitu di kelas, ada teman yang mau membacakan buku atau bahan perkuliahan untuk Aulia. 

"Teman-teman juga sudah paham kalau ada temannya yang disabilitas. Ya, sedikit banyaknya perlu bantuan," kata Aulia. 

Aulia kehilangan penglihatannya ketika masih kecil. Ia ceritakan asal muasalnya adalah salah obat. Ia lahir di Jakarta dan pindah ke Yogyakarta pada tahun 2014 untuk sekolah di Sekolah Luar Biasa dari jenjang SMP sampai SMA. 

Juga aktif dalam bidang olahraga 

Aulia juga aktif mengikuti olahraga seperti catur dan goalball atau bola gawang. Bola gawang merupakan olahraga tim yang dirancang khusus untuk atlet dengan gangguan penglihatan. Dalam olahraga ini, peserta bersaing dalam bentuk tim yang terdiri dari tiga orang. Mereka melempar bola dengan lonceng yang tertanam di dalamnya ke gawang lawan.

Kesukaan terhadap kedua cabang olahraga ini bermula ketika Aulia berada di jenjang SMP. Ketika itu, Aulia tinggal di asrama mencoba mendalami olahraga catur dan bola gawang.

"Minatnya goalball dan catur, ya sudah akhirnya ikutan. Alhamdulillah-nya, 2018 dipercaya mewakili teman-teman dari DIY di kejuaraan nasional. Alhamdulillah, waktu itu juara tiga. Itu pertama kalinya sih," kata Aulia.

Belum lama ini, Aulia juga membawa pulang dua penghargaan dari Kejuaraan Daerah National Paralympic Comittee II DIY 2023 untuk cabang olahraga catur. 

Pilihan Editor: Jadi Wisudawan Termuda Sarjana UGM, Vito Pernah Ikut Dua Kali Akselerasi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pendaftaran Seleksi Mandiri UGM 2024 Diperpanjang, Sediakan Kuota 40 Persen

12 jam lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Pendaftaran Seleksi Mandiri UGM 2024 Diperpanjang, Sediakan Kuota 40 Persen

UGM mengubah waktu pendaftaran untuk semua lokasi tes seleksi mandiri (UM UGM CBT) kecuali di Jakarta.


Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

15 jam lalu

Tugu Yogyakarta, pada awal dibangun pada era Sultan HB I sempat setinggi 25 meter. Dok. Pemkot Yogyakarta.
Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.


Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

16 jam lalu

Moses Gatotkaca. Cuplikan video AP
Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

Puncak aksi mahasiswa di Gejayan terjadi pada 8 Mei 1998 setelah salat Jumat. Moses Gatutkaca menjadi korban dengan luka parah. Siapa tanggung jawab?


Beda Sikap Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Pasangan presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka hadir dalam rapat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu Tahun 2024 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu 24 April 2024. KPU menetapkan Prabowo-Gibran sebagai calon presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024 - 2029. TEMPO/Subekti.
Beda Sikap Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

Wacana penambahan jumlah kementerian di kabinet Prabowo perlu kajian ilmiah.


Guru Besar UGM Kembangkan Alat Skrining Pencegahan Malnutrisi Pasien di Rumah Sakit

1 hari lalu

Petugas saat melihat hasil pemeriksaan Rontgen Thorax milik warga saat skrining tuberkulosis di Gelanggang Olahraga Otista, Jakarta, Kamis, 9 Februari 2023. Untuk mengurangi penularan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melalui Puskesmas Kecamatan Jatinegara melangsungkan kegiatan skrining tuberkulosis kepada 65 orang yang meliputi Pemeriksaan Rontgen Thorax, TCM (Test Cepat Molekuler) atau Pemeriksaan Dahak, serta TST (Tuberkulin Skin Test) atau Test Mantoux. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Guru Besar UGM Kembangkan Alat Skrining Pencegahan Malnutrisi Pasien di Rumah Sakit

Guru Besar UGM, Profesor Susetyowati, mengembangkan sistem skrining untuk mencegah malnutrisi pasien dalam perawatan. Skrining hanya butuh 5 menit.


Keunggulan Taptilo untuk SLB yang Pernah Ditahan Bea Cukai 1,4 Tahun

2 hari lalu

Braille Taptilo. taptilo.com
Keunggulan Taptilo untuk SLB yang Pernah Ditahan Bea Cukai 1,4 Tahun

Bea Cukai sempat menahan dan memberikan pajak kepada taptilo untuk SLB. Padahal, taptilo sangat berarti bagi pembelajaran tunanetra.


Awal Mula Penemuan Taptilo untuk SLB yang Sempat Ditahan dan Dipajaki Bea Cukai, Alat Apakah Itu?

2 hari lalu

Braille Taptilo. taptilo.com
Awal Mula Penemuan Taptilo untuk SLB yang Sempat Ditahan dan Dipajaki Bea Cukai, Alat Apakah Itu?

Alat pembelajaran taptilo untuk salah satu SLB sempat ditahan dan dipajaki Bea Cukai. Apakah itu Taptilo yang penting bagi belajar tunanetra?


Hari Susu Dunia, UGM Siap Pecahkan Rekor MURI Minum 11.690 Susu oleh Mahasiswa

2 hari lalu

Ilustrasi minum susu. Shutterstock
Hari Susu Dunia, UGM Siap Pecahkan Rekor MURI Minum 11.690 Susu oleh Mahasiswa

Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM) siap pecahkan rekor MURI minum 11.690 susu oleh mahasiswa pada peringatan hari susu sedunia.


UKT Prodi Kedokteran Mahal: Berikut Besaran UKT Secara Umum di 5 Kampus

2 hari lalu

Fakultas Kedokteran UI. Foto: UI
UKT Prodi Kedokteran Mahal: Berikut Besaran UKT Secara Umum di 5 Kampus

UKT bagi mahasiswa Kedokteran dikenal paling mahal di antara jurusan lain. Ternyata hal ini bergantung pada kebutuhan terhadap alat praktik, lokasi kampus, dan lainnya.


5 Kampus Negeri yang Mengalami Kenaikan Biaya Kuliah di 2024

3 hari lalu

Mahasiswa ITB menggelar aksi menolak skema pembayaran uang kuliah melalui platform pinjaman online di depan gedung Rektorat ITB, Bandung, 29 Januari 2024. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyatakan skema pembayaran dengan Pinjol tidak diizinkan yang akan diikuti dengan pemeriksaan oleh inspektorat jenderal di lapangan. TEMPO/Prima Mulia
5 Kampus Negeri yang Mengalami Kenaikan Biaya Kuliah di 2024

Kenaikan biaya kuliah itu menuai protes dari kalangan mahasiswa, seperti UGM, Unsoed, dan ITB.