Leluhur Terakhir Manusia Purba dan Kera Purba Sebesar Owa

Reporter

Erwin Prima

Editor

Erwin Prima

Senin, 16 Oktober 2017 13:03 WIB

Gambar evolusi manusia, perubahan manusia dari zaman prasejarah hingga zaman modern di Museum Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, 27 Desember 2014. Museum yang diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO ini memamerkan diorama manusia purbakala dan fosil yang ditemukan di Jawa. TEMPO/Frannoto

JAKARTA- Selama ini, sudah menjadi keyakinan umum bahwa nenek moyang manusia (manusia purba) dan kera terakhir adalah primata berukuran sebesar simpanse.

Namun, penemuan terbaru mematahkan penelitian sebelumnya. Dilansir dari Tech Times, periset yang mempelajari pohon keluarga manusia menemukan bahwa nenek moyang terakhir manusia purba dan kera purba kemungkinan adalah primata kecil yang berukuran sebesar Owa.

Sebuah studi baru yang diterbitkan di jurnal Nature Communications memuat studi sepasang peneliti dari Universitas Tübingen dan University of Stony Brook di New York.

Dengan mempelajari sampel fosil primata dari Afrika, Eropa dan Asia, para periset menemukan bahwa massa tubuh nenek moyang terakhir tinggal di lingkungan yang sesuai dengan makhluk berukuran seukuran Owa. Berarti memiliki berat sekitar 11 pon (5 kg) dan mungkin berukuran 17 sampai 25 inci, mirip dengan owa modern.

Hominoid adalah sebutan untuk kelompok primata yang mencakup manusia, nenek moyang fosil mereka, dan kera antropoid. Hominoid menyebabkan terpisahnya garis keturunan primata besar dan manusia sejak munculnya primata Dunia Baru sekitar 25 juta tahun yang lalu.

Advertising
Advertising

"Garis keturunan yang mengarah ke owa adalah hominoid paling awal yang menyimpang dari kelompok yang melahirkan primata besar dan manusia, sekitar 17 juta tahun yang lalu," tulis pernyataan dari Universitas Tübingen.

Para peneliti sudah meragukan pandangan umum tentang evolusi manusia purba yang hanya melibatkan ukuran yang sama atau bertambah ukurannya. Karena dari penelitian yang sama, menemukan bukti penurunan ukuran dalam proses evolusi garis keturunan manusia.

Perubahan semacam itu diyakini disebabkan oleh banyak faktor seperti faktor lingkungan, dan lain-lain seperti penggunaan alat dan ketersediaan bahan pangan.

Pada dasarnya, para peneliti menemukan bahwa proses evolusi manusia purba tidak datang dalam garis lurus dan tidak semakin besar seiring berjalannya waktu.

RENDRAWATI

Berita terkait

Penelitian Baru, Ternyata Manusia Purba Injakkan Kaki di Amerika Utara Ribuan Tahun Lebih Awal

10 Oktober 2023

Penelitian Baru, Ternyata Manusia Purba Injakkan Kaki di Amerika Utara Ribuan Tahun Lebih Awal

Uji baru mengkonfirmasi kekunoan jejak kaki manusia purba di New Mexico, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Museum Gua Harimau Ogan Komering Ulu, Museum Purbakala Terbesar di Sumatera

15 Januari 2023

Museum Gua Harimau Ogan Komering Ulu, Museum Purbakala Terbesar di Sumatera

Museum itu disebut sebagai museum purbakala terbesar di Pulau Sumatera.

Baca Selengkapnya

Bukan Sekadar Lagu, 5 Fakta Menarik Bengawan Solo

2 Oktober 2022

Bukan Sekadar Lagu, 5 Fakta Menarik Bengawan Solo

Bengawan Solo, sungai terpanjang di Indonesia. Ini 5 fakta menarik tentang sungai ini, termasuk pesawat Garuda Pernah water landing dan pencemaran.

Baca Selengkapnya

Pameran Kampung Purba Indonesia, dari Homo Erectus sampai Mumi Mamasa

18 September 2022

Pameran Kampung Purba Indonesia, dari Homo Erectus sampai Mumi Mamasa

Menggambarkan kehidupan prasejarah dimulai dari masa berburu hingga menetap, Pameran Kampung Purba adalah metode pembelajaran untuk generasi muda.

Baca Selengkapnya

Fosil Tertua Manusia Misterius Denisovans Ditemukan di Gua Siberia

2 Desember 2021

Fosil Tertua Manusia Misterius Denisovans Ditemukan di Gua Siberia

Analisis DNA yang diekstraksi dari fosil Denisovan menunjukkan bahwa mereka mungkin pernah tersebar di seluruh benua Asia, Asia Tenggara dan Oseania.

Baca Selengkapnya

Lukisan dan DNA Tertua di Dunia Ditemukan di Maros Sulawesi Selatan

22 November 2021

Lukisan dan DNA Tertua di Dunia Ditemukan di Maros Sulawesi Selatan

Lukisan dan DNA tertua di dunia ditemukan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Berikut adalah penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Homo Bodoensis, Disebut Garis Langsung Leluhur Manusia Modern

12 November 2021

Mengenal Homo Bodoensis, Disebut Garis Langsung Leluhur Manusia Modern

Sekelompok manusia purba--yang sudah punah-mendapatkan nama spesies baru: Homo bodoensis. Siapa mereka? Perlukah nama baru itu?

Baca Selengkapnya

Ini yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya

29 Oktober 2021

Ini yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya

Sangi Run Night Trail 2021 digelar untuk memperingati 25 tahun situs purbakala Sangiran menjadi situs warisan dunia UNESCO.

Baca Selengkapnya

Fosil Gajah Pulau Sirtwo Waduk Saguling Dipindah ke Rumah Penduduk

19 Oktober 2021

Fosil Gajah Pulau Sirtwo Waduk Saguling Dipindah ke Rumah Penduduk

Dari riset fosil, bisa untuk mencari indikasi lingkungan purba daerah Waduk Saguling, apakah dulu berupa hutan atau padang rumput.

Baca Selengkapnya

Fosil Tengkorak dari Sumur Diklaim Spesies Baru: Manusia Naga

26 Juni 2021

Fosil Tengkorak dari Sumur Diklaim Spesies Baru: Manusia Naga

Fosil tengkorak besar yang ditemukan di Cina berpotensi menawarkan gambaran pertama wajah manusia purba Denisovan yang masih misterius.

Baca Selengkapnya