TEMPO.CO, Jakarta - Untuk menggenjot pertumbuhan pengguna agar mencapai 100 juta dalam lima tahun ke depan, T-Cash, yang merupakan salah satu pemimpin pasar di sektor uang elektronik di Indonesia milik Telkomsel, akan menambah variasi layanan finansial. Salah satunya pinjaman terhadap mereka yang belum tersentuh perbankan (unbanked).

Baca: T-Cash Targetkan 100 Juta Pengguna dalam 5 Tahun

Danu Wicaksana, Chief Executive Officer T-Cash, mengatakan langkah tersebut masih merupakan uji coba dan dijalankan bekerja sama dengan Bank Tabungan Pensiun (BTPN). “Program ini sudah jalan, tapi kami belum menggunakan sistem ini secara otomatis, karena sebagai pilot project,” ujarnya, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa, 5 Desember 2017.

Menurut Danu, program ini baru ditawarkan ke 100 ribu orang pengguna T-Cash, sedangkan yang memanfaatkan baru di bawah 2.000 atau 2 persen. “Sebagai uji coba, ini tidak bermasalah, asal tidak lebih dari 100 ribu orang. Begitu dibesarkan, harus izin dulu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), baru bisa jalan.”

Adapun jumlah pinjaman rata-rata Rp 500 ribu. Danu menyebut progam uji coba itu telah dilakukan ke masyarakat yang tidak tersentuh perbankan di daerah-daerah, terutama Jawa Barat. “Dari sebelumnya ke rentenir dengan bunga 30 persen per bulan, beralih ke sistem kami yang mengikuti aturan bank,” tutur Danu.

Sebagai filter, menurut Danu, pihaknya mengumpulkan daftar dari industri Telco, kemudian melakukan big data analytic. Analisis itu mengeluarkan skor dari beberapa matriks, seperti ARPU (average revenue per user/penggunaan pulsa sebulan), profil penggunaan data apakah lebih banyak menggunakan data atau telepon, juga profil kebiasaan menggunakan komunikasi.

Dalam kerja sama dengan perbankan, pelanggan unbanked juga bisa mendapatkan akses finansial yang mudah, seperti cek saldo tabungan, transfer, pembayaran, dan tarik tunai tanpa perlu mendatangi kantor fisik bank.

Baca: Sekarang Isi T-Cash Bisa Lewat ATM BNI

Selain itu, tahun ini, T-Cash menginisiasi layanan international remittance untuk memudahkan pengiriman uang tenaga kerja Indonesia (TKI) dari luar ke dalam negeri, dengan biaya yang lebih murah daripada opsi yang TKI miliki saat ini.

ERWIN Z.