Ilmuwan Lacak Sinyal Alien dari Obyek Misterius Oumuamua

Reporter

Terjemahan

Editor

Erwin Prima

Selasa, 12 Desember 2017 10:18 WIB

Ilustrasi asteroid interstellar pertama, Oumuamua. Kredit: M. Kornmesser/ESO

TEMPO.CO, Washington DC - Ilmuwan pemburu alien meminjam telinga (teleskopik) untuk mempelajari Oumuamua, sebuah obyek misterius yang baru-baru ini terlihat melaju kencang melalui tata surya, sebagaiman dilaporkan Space, Senin 11 Desember 2017.

Baca: Terungkap, Asteroid Interstellar Pertama Mirip Cerutu Berputar

Oumuamua, yang pertama kali terdeteksi pada bulan Oktober dengan teleskop Pan-STARRS 1 di Hawaii, adalah pengunjung pertama yang kemungkinan berasal dari ruang antar bintang yang pernah ada di tata surya bumi.

Obyek ini mencapai kecepatan puncak 196.000 mph (87,3 km/s). Selama pendekatan terdekatnya dengan Bumi, juga di bulan Oktober, benda berbentuk cerutu kemerahan ini melewati posisi sekitar 85 kali jarak dari Bumi ke bulan. Panjangnya mencapai seperempat mil (400 meter).

Program SETI (pencarian untuk kecerdasan luar angkasa) global Breakthrough Listen, yang didanai oleh Yuri Milner, investor teknologi Silicon Valley, Senin 11 Desember 2017 mengumumkan akan mengubah Teleskop Green Bank seluas 100 meter (330 kaki) di West Virginia untuk mendengarkan potensi sinyal alien dari obyek itu.

Para ilmuwan telah tertarik dengan obyek kemerahan dan memanjang ini karena bentuknya yang panjang dan tipis, yang tidak seperti asteroid dan komet yang dilihat para periset di tata surya kita.

Advertising
Advertising

"Periset yang mengerjakan transportasi antariksa jarak jauh sebelumnya menyebutkan Oumuamua yang berbentuk cerutu atau jarum adalah arsitektur yang paling mungkin untuk pesawat luar angkasa antar bintang, karena ini akan meminimalkan gesekan dan kerusakan gas dan debu antar bintang," ujar wakil Breakhthrough Listen dalam pernyataan tersebut.

"Sementara asal usul alami lebih mungkin terjadi, saat ini tidak ada konsensus mengenai asal usulnya, dan Breakhthrough Listen memiliki posisi yang baik untuk mengeksplorasi kemungkinan bahwa Oumuamua bisa menjadi sebuah artefak."

Teleskop akan mulai mengamati benda itu besok (13 Desember) pukul 3 siang EST (2000 GMT) melintasi empat pita radio, dari 1 sampai 12 GHz, dan akan mengamati lebih dari total 10 jam untuk tahap pertama, dipecah menjadi empat segmen berdasarkan rotasi obyek itu.

Pada jarak obyek itu saat ini dari Bumi, dibutuhkan waktu kurang dari satu menit agar teleskop mendeteksi transmisi dengan kekuatan sebuah ponsel, kata perwakilan Breakhthrough Listen.

Bahkan tanpa adanya sinyal, pemeriksaan radio teleskop ini bisa mengungkapkan informasi tambahan tentang air atau es pada benda itu, atau koma gas yang mengelilinginya, yang keduanya belum pernah terlihat.

Baca: Hujan Meteor Geminid Sebelum Asteroid 3200 Phaethon Dekati Bumi

"Kehadiran Oumuamua di dalam tata surya kita memberi Breakthrough Listen kesempatan untuk mencapai kepekaan yang tak terduga terhadap pemancar buatan yang mungkin dan menunjukkan kemampuan kami untuk melacak benda-benda terdekat yang bergerak cepat," Andrew Siemion, direktur Berkeley SETI Research Center, mengatakan dalam pernyataan tersebut. "Apakah obyek ini ternyata buatan atau alami, ini adalah target besar untuk Breakthrough Listen."

Simak berita tentang temuan para ilmuwan di tempo.co

SPACE

Berita terkait

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

5 hari lalu

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

15 Februari 2024

Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

Vladimir Putin mengkonfirmasi ilmuwan bidang medis di Rusia sedang berusaha membuat vaksin untuk melawan penyakit kanker.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

10 Februari 2024

Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

Sivitas akademika dari puluhan universitas terus melakukan kritik terhadap Jokowi, menjelang Pemilu 2024. Apakah itu sivitas akademika?

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Temukan 5 Asteroid Paling Bahaya Bagi Bumi, Bisa Memusnahkan Manusia

25 Januari 2024

Ilmuwan Temukan 5 Asteroid Paling Bahaya Bagi Bumi, Bisa Memusnahkan Manusia

Para ilmuwan dan pakar tata surya mendeteksi lima asteroid yang paling berbahaya bagi bumi dan memusnahkan manusia.

Baca Selengkapnya

Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

25 Januari 2024

Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

Asteroid ini bisa dilihat masyarakat di sekitar Berlin, Jerman, dengan bentuk seperti pancaran sinar bola api.

Baca Selengkapnya

Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

14 Januari 2024

Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

Para ilmuwan menyatakan 'mumi alien' di Peru sebenarnya adalah boneka yang terbuat dari tulang Bumi.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

12 Januari 2024

Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

Para ilmuwan menyimpulkan fosil New Mexico adalah spesies Tyrannosaurus baru.

Baca Selengkapnya

Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

10 Januari 2024

Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

Rata-rata pada tahun 2023 suhu bumi lebih panas 1,48 derajat Celcius dibandingkan periode pra-industri pada tahun 1850-1900.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus

24 November 2023

Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus

Para ilmuwan mengidentifikasi spesies dinosaurus baru dari jejak kaki di Brasil.

Baca Selengkapnya

Usai Penemuan Satwa Langka di Papua, Kini Kawasannya Ditanami Bambu

16 November 2023

Usai Penemuan Satwa Langka di Papua, Kini Kawasannya Ditanami Bambu

Pemerintah Provinsi Papua melakukan penanaman bibit bambu di daerah penyangga Cagar Alam Pegunungan Cycloop.

Baca Selengkapnya