Jangan Malu Punya Uban, Ilmuwan: Jauh dari Kanker

Reporter

Tempo.co

Editor

Amri Mahbub

Senin, 22 Januari 2018 12:53 WIB

Foto: ifood.tv

TEMPO.CO, Madrid - Jangan malu kalau Anda punya uban, sebab ilmuwan asal Spanyol mengungkap hal menarik. Berdasarkan penelitian terhadap babi hutan yang tubuhnya diselimuti rambut kemerahan terungkap bahwa hewan tersebut menderita lebih banyak kerusakan sel ketimbang babi hutan berambut abu-abu. Penyebabnya adalah produksi pigmen merah akan menyedot antioksidan yang sebenarnya berfungsi sebagai pemburu radikal bebas yang dapat merusak sel tubuh.

"Semua vertebrata termasuk manusia memiliki pigmen melanin yang sama pada kulit, rambut, dan bulu," kata Ismael Galvan, peneliti dari Museo Nacional de Ciencias Naturales di Spanyol, seperti dilansir laman Live Science.

Temuan Galvan, yang diterbitkan dalam jurnal Physiological and Biochemical Zoology, dapat memberikan petunjuk menarik tentang konsekuensi fisiologis dari pigmentasi. Penelitian pada manusia mengungkap bahwa rambut kemerahan dan pigmen merah--keduanya dipicu melanin--di kulit terkait dengan tingkat kanker yang lebih tinggi.

Baca: Tujuh Fakta tentang Uban

Melanin adalah pigmen yang menentukan warna kulit, rambut, dan bulu. Ada dua jenis melanin, yakni eumelanin yang berwarna coklat atau hitam, serta pheomelanin yang menghasilkan warna-warna cerah seperti merah. Tidak seperti eumelanin, pheomelanin membutuhkan bahan kimia yang disebut glutathione, atau GSH, untuk menghasilkan warna cerah.

Advertising
Advertising

GSH adalah antioksidan yang dapat menghentikan reaksi kimia oksidasi. Reaksi oksidasi memicu terbentuknya radikal bebas yang pada gilirannya menyebabkan kerusakan sel tubuh.

Galvan dan rekan-rekannya ingin mengetahui apakah memproduksi rambut cerah akan menyedot GSH dan menyebabkan sel-sel tubuh menjadi lebih rentan terhadap radikal bebas. Mereka meneliti stres oksidatif pada babi hutan dari barat daya Spanyol untuk mengukur tingkat kerusakan akibat radikal bebas.

Baca: Resep Tradisional Menyembunyikan Uban yang Datang Terlalu Dini

Mereka menemukan kandungan pheomelanin paling tinggi terdapat pada rambut babi hutan. Pada saat yang sama kandungan GAS dalam sel otot babi hutan menurun disertai tingkat stres oksidatif yang semakin tinggi.

"Ini menunjukkan pheomelanin yang bertanggung jawab untuk pewarnaan cerah menyebabkan babi hutan lebih rentan mengalami kerusakan oksidatif," kata Galvan. Sementara itu, babi hutan dengan rambut abu-abu, yang menggambarkan absennya melanin, menunjukkan kondisi yang lebih bugar.

Galvan mengatakan, seperti halnya manusia, babi hutan juga menunjukkan rambut uban di sekujur tubuh mereka. Namun bedanya, babi hutan beruban justru menunjukkan kondisi kesehatan yang prima.

Baca: Menghitamkan Uban ala Sains: Simak Caranya

Simak artikel menarik lainnya tentang uban dan riset menarik ilmuwan lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.

LIVE SCIENCE | PHYSIOLOGICAL AND BIOCHEMICAL ZOOLOGY

Berita terkait

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

8 hari lalu

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

15 Februari 2024

Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

Vladimir Putin mengkonfirmasi ilmuwan bidang medis di Rusia sedang berusaha membuat vaksin untuk melawan penyakit kanker.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

10 Februari 2024

Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

Sivitas akademika dari puluhan universitas terus melakukan kritik terhadap Jokowi, menjelang Pemilu 2024. Apakah itu sivitas akademika?

Baca Selengkapnya

Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

25 Januari 2024

Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

Asteroid ini bisa dilihat masyarakat di sekitar Berlin, Jerman, dengan bentuk seperti pancaran sinar bola api.

Baca Selengkapnya

Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

14 Januari 2024

Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

Para ilmuwan menyatakan 'mumi alien' di Peru sebenarnya adalah boneka yang terbuat dari tulang Bumi.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

12 Januari 2024

Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

Para ilmuwan menyimpulkan fosil New Mexico adalah spesies Tyrannosaurus baru.

Baca Selengkapnya

Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

10 Januari 2024

Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

Rata-rata pada tahun 2023 suhu bumi lebih panas 1,48 derajat Celcius dibandingkan periode pra-industri pada tahun 1850-1900.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus

24 November 2023

Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus

Para ilmuwan mengidentifikasi spesies dinosaurus baru dari jejak kaki di Brasil.

Baca Selengkapnya

Merokok dan Stres Turunkan Produksi Melanin Pemicu Rambut Putih

20 November 2023

Merokok dan Stres Turunkan Produksi Melanin Pemicu Rambut Putih

Pernahkan Anda bertanya-tanya apa sebenarnya penyebab tranformasi rambut putih? Merokok dan stres termasuk di antaranya. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

Usai Penemuan Satwa Langka di Papua, Kini Kawasannya Ditanami Bambu

16 November 2023

Usai Penemuan Satwa Langka di Papua, Kini Kawasannya Ditanami Bambu

Pemerintah Provinsi Papua melakukan penanaman bibit bambu di daerah penyangga Cagar Alam Pegunungan Cycloop.

Baca Selengkapnya