Begini Pro-Kontra Arkeolog Soal Chattra Candi Borobudur

Minggu, 4 Februari 2018 10:45 WIB

Candi Borobudur dan kawasan sekitarnya terlihat dari Punthuk Setumbu, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, 30 November 2017. Punthuk Setumbu merupakan salah satu objek wisata di Jawa Tengah, tempat menyaksikan kawasan Candi Borobudur dengan latar belakang matahari terbit. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Sleman - Rencana pemasangan kembali chattra Candi Borobudur atau payung stupa induk candi menuai pro-kontra para arkeolog. Sebagian dari mereka menyatakan setuju jika bangunan puncak tersebut dipasang kembali. Sebagian lagi menolak chattra tersebut dipasang kembali.

Perang argumen tersebut muncul dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Pemasangan Kembali Chattra Pada Stupa Induk Candi Borobudur" yang digelar di Hotel Alana, Yogyakarta, pada 2-3 Februari 2018. "Kalau iya, katakan iya. Kalau tidak, katakan tidak. Blak-blakan saja. Alasannya yang penting," kata Hari Widianto, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Meski rencana pemasangan kembali chattra adalah perintah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi, Hari memastikan pemerintah tidak akan ikut campur tentang kajian yang dilakukan para arkeolog. Hari mengatakan, Kementerian akan menyerahkan kepada ahlinya.

Dalam beberapa pernyataan, Hari mendorong agar chattra dipasang kembali. "Saya pemerintah, tapi juga arkeolog. Enggak bijak kalau tahu (chattra) bagian dari Borobudur, tapi dibiarkan saja," Hari berdalih.

Sementara berdasarkan hasil kajian tim yang dibentuk Kemendikbud dan Balai Konservasi Borobudur menyebutkan dari 13 lapis batu penyusun chattra hasil rekonstruksi Insinyur Belanda, Theodoor van Erp ada 50 buah batu penyusun strukturnya. Namun batu yang asli hanya 42 persen. Sisanya batu baru. Selain itu, tujuh dari 15 lapisan batu berlapis yang lama belum ditemukan.

Advertising
Advertising

"Cagar budaya itu enggak ada yang lengkap. Seperti puzzle saja. Pemugaran kan interpretatif," kata Hari.

Guru Besar Arkeologi Universitas Indonesia Profesor Mundardjito mengingatkan agar dalam melakukan pemugaran mengacu pada etika pemugaran. "Kalau enggak lengkap, enggak tahu, jangan dilakukan," kata Mundardjito yang pernah terlibat dalam pemugaran Candi Borobudur.

Di sisi lain, banyak benda-benda cagar budaya masa lalu yang tidak ada dokumentasi rekamannya. Tidak heran keaslian bentuknya pun diragukan orisinalitasnya. "Jadi, bisa saja salah. Borobudur enggak pakai (chattra) tetap world heritage. Why not (kalau tidak dipasang)?" kata Mundardjito.

Kepala Balai Konservasi Borobudur Tri Hartono menambahkan, Candi Borobudur adalah bangunan cagar budaya yang dilindungi UU Nomer 11 Tahun 2010. Bahka pelesarian cagar budaya dilakukan berdasarkan hasil studi kelayakan yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis, teknis, dan administratif. "Kalau dipaksa memasang, tetapi malah merusak stupa candi, ada ancaman pidananya," kata Tri

Simak kabar terbaru tentang chattra Candi Borobudur hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Berita terkait

10 Tempat Wisata Paling Populer di Indonesia Versi Tripadvisor

16 hari lalu

10 Tempat Wisata Paling Populer di Indonesia Versi Tripadvisor

Berikut ini Deretan daftar tempat wisata paling populer di Indonesia versi Tripadvisor, didominasi oleh objek wisata di Bali.

Baca Selengkapnya

BRIN Ungkap Kisi-kisi Hasil Kajian Riset Soal Candi Borobudur

52 hari lalu

BRIN Ungkap Kisi-kisi Hasil Kajian Riset Soal Candi Borobudur

Apa saja isi kajian BRIN?

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Sport Tourism Unggulan Indonesia, Masih di Destinasi Superprioritas

4 Februari 2024

5 Destinasi Sport Tourism Unggulan Indonesia, Masih di Destinasi Superprioritas

Dari Mandalika, Danau Toba, ke Likupang, inilah destinasi sport tourism unggulan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Basuki Hadimuljono Paparkan 3 Program Pengembangan Kawasan Borobudur

26 Januari 2024

Menteri Basuki Hadimuljono Paparkan 3 Program Pengembangan Kawasan Borobudur

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memparkan tiga program pengembangan kawasan Borobudur.

Baca Selengkapnya

Candi Borobudur dan 7 Situs Bersejarah Terbaik di Asia untuk Dikunjungi pada 2024

11 Januari 2024

Candi Borobudur dan 7 Situs Bersejarah Terbaik di Asia untuk Dikunjungi pada 2024

Dari kuil yang diukir dengan rumit hingga kota kuno yang diukir di tebing, inilah situs bersejarah terbaik di Asia yang layak dikunjungi di 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Borobudur, ini Deretan Candi Budha Populer di Benua Asia

16 Desember 2023

Tak Hanya Borobudur, ini Deretan Candi Budha Populer di Benua Asia

Candi Borobudur punya potensi jadi tempat ibadah umat Budha dunia.

Baca Selengkapnya

Promosikan Pariwisata Daerah, Badan Otorita Borobudur Bidik Pengembangan Desa Wisata Solo Raya

19 Oktober 2023

Promosikan Pariwisata Daerah, Badan Otorita Borobudur Bidik Pengembangan Desa Wisata Solo Raya

Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BOB) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Agustin Peranginangin membidik pariwisata daerah untuk terus dipromosikan melalui berbagai program. Salah satu sektor yang layak dipromosikan adalah keberadaan desa wisata.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Targetkan 6.000 Desa Wisata Tahun Depan, Gandeng IPDA untuk Kerja Sama

15 September 2023

Sandiaga Targetkan 6.000 Desa Wisata Tahun Depan, Gandeng IPDA untuk Kerja Sama

Menurut Sandiaga, bertambahnya jumlah desa wisata akan membuka peluang kerja lebih banyak di sektor wisata.

Baca Selengkapnya

Mengenal Jamur Borobudur, UMKM Budidaya Jamur di Kawasan Wisata Candi Borobudur

4 September 2023

Mengenal Jamur Borobudur, UMKM Budidaya Jamur di Kawasan Wisata Candi Borobudur

Jamur lingzhi dikeringkan lalu dipotong-potong untuk diseduh layaknya teh.

Baca Selengkapnya

Cerita Karim, Kepala Desa Tuksongo Pemilik UMKM Pati Aren Borobudur yang Berdayakan Warga

3 September 2023

Cerita Karim, Kepala Desa Tuksongo Pemilik UMKM Pati Aren Borobudur yang Berdayakan Warga

Karim memiliki toko UMKM bernama Pati Aren Borobudur yang menerima hasil olahan dari masyarakat untuk selanjutnya dijual kembali kepada wisatawan.

Baca Selengkapnya