Ilmuwan: Perubahan Iklim Bisa Lepaskan Racun Berbahaya

Kamis, 8 Februari 2018 12:45 WIB

Dampak negatif dari pemanasan iklim yaitu berkurangnya sumber makanan utama mereka, yang telah menurun secara dramatis selama 50 tahun terakhir. Spesies Gentoo lebih fleksibel dengan berkurangnya krill (sejenis udang) sebagai makanannya akibat perubahan iklim dibanding dengan Adelie dan Chinstraps. Kedua jenis tersebut, sangat bergantung pada krill untuk kelangsungan hidup mereka. boredpanda.com

TEMPO.CO, Colorado - Ilmuwan telah mengungkap bahwa perubahan iklim yang terjadi dapat melepaskan sejumlah besar merkuri. Bahan kimia ini adalah racun neurotoksin yang kuat dan dapat menjad ancaman serius bagi kesehatan manusia.

"Sebagai pelarut tanah yang berada di titik beku (permafrost), beberapa bagian merkuri ini akan terlepaskan ke lingkungan dengan dampak yang tidak diketahui bagi manusia dan persediaan makanannya," kata Kevin Schaefer ilmuwan di National Snow and Ice Data Center di Boulder, Colorado, seperti dilansir laman Sante Fe New Mexican, 7 Februari 2018.

Permafrost, tanah beku di Arktik, merupakan perangkap es besar yang membuat karbon terjebak di tanah dan di luar atmosfer. "Jika dilepaskan sebagai karbon dioksida, gas rumah kaca akan mendorong pemanasan global," ujar Schaefer.

Baca: Akibat Perubahan Iklim Antartika Semakin Hijau

Berdasarkan studi yang terbit dalam jurnal Geophysical Research Letters menjelaskan bahwa ada 32 juta galon merkuri, atau setara dengan 50 kolam renang Olimpiade yang terperangkap di lapisan es. "Dua kali lebih banyak merkuri seperti sisa semua tanah, atmosfer, dan samudra yang digabungkan," demikian hasil studi yang terbit secara daring pada 5 Februari 2018.

Advertising
Advertising

Para ilmuwan melakukan penelitian dengan mengambil inti dari permafrost di Alaska. Mereka mengukur kadar merkuri dan kemudian mengekstrapolasikan untuk menghitung berapa banyak merkuri yang ada di lapisan es di seluruh dunia, di mana hal itu mencakup sebagian besar wilayah Kanada, Rusia dan negara-negara utara lainnya.

"Kami menduga ini merupakan penumpukan merkuri sejak zaman es terakhir," kata Schaefer.

Studi tersebut mengatakan bahwa dengan tingkat emisi saat ini sampai tahun 2100, lapisan es dapat menyusut antara 30 dan 99 persen. Merkuri akan mengalir melalui sungai ke Samudra Arktik atau masuk ke atmosfer yang bisa mengancam makhluk hidup.

Saat manusia mengkonsumsi ikan yang mengandung merkuri dalam jumlah terlalu besar, bisa berbahaya, terutama bagi wanita hamil. "Kami mengharapkan banyak hal yang akan dilepaskan, tapi kami tidak tahu persis berapa banyak, dan kapan, dan kapan akan dilepaskan," ujar Schaefer.

Baca: 3 Indikator Ini Buktikan Indonesia Terdampak Perubahan Iklim

Simak artikel lainnya tentang perubahan iklim hanya di kanal Tekno Tempo.co.

SANTA FE NEW MEXICAN | GEOPHYSICAL RESEARCH LETTERS

Berita terkait

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

2 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

4 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

5 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

6 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

13 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

16 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

17 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

17 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

22 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya